42. Misteri kematian Anwar

8 2 0
                                    

Malam itu,Key berakhir di rumah sakit akibat melakukan percobaan bunuh diri,ia memutuskan urat nadinya dengan pisau, pisau yang sama persis dengan pisau yang membunuh Ayahnya,kini wanita itu terbaring lemah di brankar rumah sakit,matanya menatap kosong langit-langit berwarna putih,di sisinya ada Bik Ningsih yang setia menemani,akal Key rasanya tidak bisa lagi berfungsi.

Siang harinya ketika wanita paruh baya itu pulang ke rumah dan ia di tinggalkan,seorang lelaki masuk,Key tidak bergeming saat netra coklat mudanya bertemu dengan mata itu.

Lelaki itu duduk,di sisi ranjang Key lalu membantu wanita itu duduk atau lebih tepatnya memaksanya untuk duduk.

“Hidup sudah berakhir?”katanya.

“Bukan urusanmu”

“Temui suamimu Key”

“RAIN!!!”Pekiknya.

“Dia terlihat kurus,beberapa hari ini dia sering pingsan karena tidak makan dan minum,dia butuh kamu”

Key memandang iba,lelaki itu,amat manja jika sakit,“Dia bunuh Ayah,DIA BUNUH AYAH RAIN!!!”Teriaknya memekik.

“Key,mata bisa membohongi, begitupun telinga dan juga mulut,tapi perasaan?dia butuh kamu,sekarang”katanya,seraya menarik Key turun dari ranjang,ia lantas melepas infus dari Key.

“Gak!!”

“Key aku yang bukan siapa-siapa percaya Haikal orang yang baik!!kamu? istrinya sendiri,satu rumah bahkan satu ranjang gak percaya?dia suami kamu Key,mana mungkin seorang anak bisa membunuh orang tuanya sendiri?”Kecamnya.

“Kenapa kamu peduli Rain, bukannya ini yang kamu mau?”

“Yang aku mau?”

Key berjalan maju hingga lebih dekat dengan Rain,“Kamu masih cinta kan sama Aku?…atau,kamu yang buat dia masuk penjara biar kamu bisa sama aku?”tudingnya.

“Kamu gila Key”katanya,seraya menarik wanita itu pergi dari ruangan.

Sesampainya di kantor polisi,Haikal masih di interogasi ketika Key dan Rain datang,ia menurut dan pasrah,ia tak lupa jika Rain begitu keras,kini Key duduk menunggu, pakaiannya masih dengan baju rumah sakit serta jilbab kecil membungkus kepalanya, kondisinya amat buruk.

Ketika lelaki itu datang,senyum terukir di bibirnya yang kering,ia setengah berlari menghampiri Key yang memandang kosong terhadapnya,Key hampir saja terjungkal ketika ia memeluk Key begitu erat.

“Kau datang”lirihnya.

Key begitu rindu,ia hendak membalas Haikal namun ia urungkan,ia lebih memilih mendorongnya menjauh.

“Dek,mengapa tanganmu?”katanya,seraya meraih tangan Key yang terbungkus perban.

“Percobaan bunuh diri”kata seorang lelaki yang duduk tak jauh dari mereka.

“Dek,hei,apa kau melupakan untuk apa kita hidup?”katanya,seraya menangkup wajah dingin Key.

Air mata Key meluruh,namun tak urung ia memukuli dada Haikal berkali-kali,“Mas yang lupa,mas yang lupa!!”amuknya.

“Shtt,Istri saya tidak lagi percaya pada suaminya?”

“Mas yang bunuh Ayah”paraunya.

Haikal lantas saja menangkup wajahnya,lalu, mengecup seluruh bagian wajah Key kecuali bibir,“ Bersabarlah,pulanglah bersama Rain,panggillah Neke bermalam di rumah kita,dek,kau harus kuat,tidak boleh lemah,jangan seperti ini lagi”ujarnya.

Dengan segera Key menepis tangannya,“semoga Mas membusuk di penjara”katanya,sebelum berlalu meninggalkan Haikal.

Haikal dan Rain lantas berpandangan,“Jagalah dia,terima kasih telah membantu”kata Haikal,lalu, setelahnya ia masuk kembali,menyisahkan Rain dan juga keheningannya.

Pasangan debatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang