49. Bersamamu

6 2 0
                                    

Suasana rumah yang ramai,penuh anak-anak berlarian kesana dan kemari,membuat bangunan itu berdecit dengan riuh,rumah berbahan dasar kayu itu di hias dengan dekorasi indah,sedang Key hanya membantu membuat kue,Key bersyukur bahwa ia pandai dalam memasak, mungkin jika tidak,ia akan malu di rumah mertuanya sendiri,bersama Key,beberapa gadis-gadis turut membantu Key membuat beraneka ragam kue.

Key sempat melirik,di antaranya ada yang menggendong bayi,ia pikir,itu adalah adiknya namun saat bayi itu menangis,gadis—yang sebenarnya bukan lagi gadis—menyusui anaknya,jika Key tak salah terka,usianya masih sangat belia,mungkin,14 tahun,Key hampir terbelalak karenanya,ia lantas memegangi dada hingga pada akhirnya ia memilih meninggalkan dapur.

Di kamar,Key duduk di tepi ranjang, mengatur napasnya hingga bisa bernapas dengan baik,suara langkah kaki membuatnya mencari sesuatu di dalam tas,pura-pura agar tidak di samgka melarikan diri.

“Dek, Astaghfirullah,saya kira kau mengapa hingga berlari seperti itu”kata Haikal di ambang pintu.

“Mas”

“Mengapa?”

Detik selanjutnya,Key duduk di tepi ranjang ketika tahu itu adalah suaminya,Haikal.

“Mengapa wajahmu?”

“Mas dos,Key cuma kaget”

Haikal lantas saja ikut duduk,kaki kanannya menjuntai sedang yang lainnya naik di atas kasur,“Ada apa?”katanya.

“Key pikir,teman-teman Key memasak tadi gadis-gadis Mas”

“ternyata sudah menikah?”lanjut Haikal,Sedangkan Key menganguk takzim.

Key menoleh lantas tatapannya beradu dengan mata Haikal,“Iya Mas,mereka terlalu dini”ucapnya.

“Setiap kita mempunyai alasan sendiri dek,begitupun setiap kita mempunyai pilihan, menikah juga membuat kita terhindar dari zinah kan?”

“tapi itu terlalu muda Mas,resiko kematian bagi ibu muda, terlalu dini juga bisa membuat kita belum bisa selektif memilih pasangan,belum bisa mendidik dan masih harus di didik,lalu,dengan masa remaja yang hanya datang sekali Mas?”katanya.

“Seperti kau dan saya,bukankah kita juga menikah di masa muda?bahkan kau masih remaja saat itu”

“Tapi kan mas,umur 18 tahun sudah lumayan dewasa untuk itu,tapi 13?14?Key gak nyangka”

Haikal menyandarkan telapak tangannya pada pundak Key,“Fenomena itu,sudah lama terjadi”katanya.

“Huft”

“mama”

Keduanya menoleh, mendapati seorang anak kecil dengan rambut ikal yang tengah memakan semangka,matanya berkedip-kedip kala Key dan Haikal memandangnya.

“Halo,Aku bibi Key”kata Key,memperkenalkan diri pada sang anak berambut ikal itu.

“Cantik ya Mas”katanya,seraya menggendong anak itu.

“Kau tahu dek,pendidikan itu mahal,kita tidak bisa memaksakan kehendak jika sebagain dari mereka menyerah”katanya seraya merengkuh pinggang Key.

“Tapi mas”

“Omong-omong kau sudah cocok menjadi ibu, lihatlah,ia ingin menyusu”katanya seraya melihat anak perempuan itu bermain di dada Key.

“Gak ada isinya dedek”kata Key seraya menjauhkan tangannya yang sibuk menarik baju.

“Kau tau,harus ada pola pikir yang berubah untuk mengubah keadaan,kita hanya bisa berharap, kedepannya tidak ada lagi pernikahan  dini yang beresiko”ucap Haikal.

Pasangan debatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang