08. bunda

3.4K 475 15
                                    

"Uang tabungan saya cukup buat bayar apartement ini sampai dua minggu kedepan," ucap Doyoung sembari mendudukkan tubuhnya di atas kasur.

"Lagi-lagi kamu ngelakuin hal yang gak sepantesnya kamu lakuin, Doy." Kata Yedam dengan tatapan lurus kedepan.

Doyoung terkekeh. "Apa yang gak pantes di mata orang tapi pantes di mata saya, kak."

"Saya gak sepodoh itu buat lebih milih harta dari pada anak. Lagipula apa yang saya lakuin ini udah bener kok. Kalo mereka gak bisa nerima Jeongwoo ya gak papa itu gak masalah buat saya. Tapi yang jadi masalah itu kalo kamu gak bisa nerima Jeongwoo, kak." Sambung Doyoung.

"Maaf,"

Doyoung mengrenyit mendengar kata maaf yang keluar dari mulut Yedam barusan.

"Kok minta maaf? Kenapa? Kamu gak selingkuhin saya kan?" Tanya Doyoung.

Yedam mendongak lalu menatap kearah Doyoung dengan wajah kaget.

"Ya enggaklah, gila. Kok kamu mikir sampai situ sih?" Kesal Yedam dan tanpa sadar mengumpat.

"Terus kenapa kok tiba-tiba minta maaf?"

"Maaf karna belum bisa jadi istri yang baik buat kamu dan maaf juga udah bikin kamu susah," ucap Yedam menunduk.

"Mulai deh insecurenya," kata Doyoung menghela nafas.

"Kamu itu udah sempurna di mata saya, kak. Jadi gak usah ngerasa insecure lagi ya?"

Doyoung menangkup kedua pipi Yedam dan menatap tepat ke netra kecoklatan milik si manis.

"Pa, Ma, Jeje lapel." Ucap Jeongwoo yang menyembulkan kepalanya dari balik pintu.

"Cebong laper?" Tanya Doyoung.

Jeongwoo yang badannya sudah masuk sepenuhnya ke dalam kamar itu mengangguk.

"Oke, cebong jagain mama sama dedek ya di sini? Papa mau beli makanan dulu keluar." Ucap Doyoung.

"Ayaya captain!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Alfaday.

"Berapa total nya, mba?" Tanya seorang laki-laki sembari mengeluarkan dompetnya.

"250,"

Laki-laki tampak terkejut kemudian menggaruk belakang kepalanya ketika uang yang ia miliki tidak cukup untuk membayar belanjaannya.

"Ada apa, Tuan?" Tanya kasir tersebut.

"Hitung belanjaan saya dan saya akan membayar belanjaan dia juga,"

Laki-laki itu kembali terkejut melihat Doyoung yang tiba-tiba muncul disebelahnya.

Dan apa tadi? Orang asing ini ingin membayar belanjaannya?

"Eh, gak usah. Lo gak per--"

"Total nya menjadi 435 ribu,"

Doyoung segera memberikan uang dengan nominal yang disebutkan oleh kasir dan segera pergi.

"Woi, tunggu!"

Laki-laki itu segera berlari menyusul Doyoung setelah mendapatkan belanjaanya.

"Ada apa?" Tanya Doyoung menghentikan langkahnya dan menatap laki-laki itu dengan tatapan bingung.

"Nih punya lo," ucapnya memberikan dua buah ramen dan beberapa kimbab kearah Doyoung.

"Ini di beli pakai duit lo dan itu berarti ini punya lo. Nih ambil," jelasnya begitu Doyoung hanya diam.

papa, dodam [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang