11. ikhlas

3.9K 439 29
                                    

"Gak, aku mau ikut nyari Doyoung. Gimana pun aku istrinya, kak. Dan aku wajib tau gimana keadaan suami aku,"

***

Yedam benar-benar menepati perkataan nya untuk ikut mencari Doyoung dengan kondisi nya yang bisa di bilang kurang baik.

Tidak, bukan pergi ke tempat jatuhnya pesawat, melainkan pergi ke bandara untuk bertanya lebih detail tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Bukan apa, hanya saja Yedam masih belum percaya akan kebenaran yang sudah jelas terjadi, tidak bukan belum percaya tapi lebih tepatnya mencoba untuk menepis itu semua.

Dan setibanya di bandara, Yedam langsung di minta untuk menunggu bersama dengan para keluarga korban yang lain di tempat yang sudah di siapkan sampai menunggu pemberitahuan selanjutnya dari pihak bandara dan juga tim pencarian.

Yedam tentu saja menolak itu dengan mentah-mentah, tapi sekali lagi ia tidak bisa apa-apa dan hanya bisa pasrah mengikuti arahan yang diberikan oleh para petugas.

"Apa salah satu keluarga mu juga ikut menjadi korban dalam kecelakaan pesawat siang ini?" Seorang pria bertanya pada Yedam.

"Iya."

Pria itu mengangguk kemudian tersenyum. "Istriku juga menjadi salah satu korban dalam jatuhnya pesawat itu." Ucapnya.

Yedam hanya mendengarkan tanpa merespon perkataan pria asing itu. Orang yang berada di pikirannya saat ini hanya Doyoung.

"Doy.. kamu gak bakalan pergi ninggalin aku dan anak kita, kan?" Lirih Yedam pelan. Bahkan tanpa sadar air matanya mengalir.

Pria berambut pirang itu menolehkan kepalanya kearah Yedam dan menatapnya sendu. Ia tau bagaimana perasaan Yedam sekarang karna dia juga tengah merasakan hal yang sama dengan apa yang sedang Yedam rasakan saat ini.

"Yedam, ikut gue pulang sekarang."

Suara yang lumayan familiar di telinga Yedam itu seketika langsung membuat Yedam mendongakkan kepalanya dan saat itu juga kedua matanya membulat begitu mengetahui siapa orang itu.

Park Jihoon.

"Kamu? Ngapain kamu kesini, brengsek?!" Tanya Yedam sembari berdiri dari duduknya dan menatap Jihoon tajam.

Jihoon berdecak lalu menunjukkan layar ponselnya tepat di depan wajah Yedam tanpa menjawab dengan suara. Baginya apa yang ada di layar ponselnya itu sudah cukup menjawab semua pertanyaan Yedam.

chat

Doyoung :
kak, mlm ini tolong
jemput kak Yedam
di bandara ya.
01.20

Jihoon :
hah? maksud lo?
buat apaan emang?
kenapa gak lo aja? kan
lo suami nya.
↗↗

Doyoung :
gue gak yakin
gua masih bisa, kak.
pls.. gue mohon sama lo.
ini terakhir kalinya dan gue
janji gak akan minta tolong
sama lo lagi.
01.24

Jihoon :
gak. emang lo gak takut
istri lo gua apa-apain?
↗↗

Doyoung :
takut? lo bahkan
udah ngelakuin itu
jauh sebelum gue, kak.
see, kenapa gua harus takut?
01.27

papa, dodam [end]Where stories live. Discover now