Angin Puting Beliung

9 3 0
                                    

Terlihat angin berbentuk kerucut meliuk-liuk di sekitar rumah warga. Tumbuhan ikut bergoyang, beberapa atap rumah berterbangan, dan juga sampah plastik, karena terpaan angin yang begitu kencang.

Para warga berlarian, ada juga yang bersembunyi di bawah rumah karena kebetulan rumah panggung.

"Astagfirullah, itu kasian," ujar seorang gadis sambil menunjuk anak kecil yang kakinya tertiban pohon. Lalu, terlihat anak lainnya berusaha membantu mengangkat pohon itu.

Dia mencari benda yang bisa digunakan untuk mengangkat pohon itu. Alhasil ia menemukan kayu. Kemudian dengan sekuat tenaga mengangkat pohon yang menimpa temannya. Untunglah pohon tersebut bisa terangkat.

Kemudian anak berbaju kuning membantu anak berbaju biru itu untuk berdiri. Setelah itu anak berbaju kuning memapah anak yang tadi tertimpa pohon.

"Alhamdulilah dia selamat," ujar teman gadis tadi.

"Gimana ini?" tanyanya.

"Gimana apa?" Dia menoleh ke temannya.

"Itu anginnya mau nyamperin mereka, kita harus bantuin mereka!" pintanya.

"Gimana caranya? Mending kita berdoa aja, semoga anginnya gak jadi nyamperin mereka atau mereka bisa menghindar dari angin itu!" sahutnya.

"Oke deh." Keduanya pun mulai berdoa, mereka begitu berharap kedua anak itu bisa selamat. Semenatara teman yang satunya hanya terdiam saja.

Beberapa saat kemudian, mereka begitu bersyukur karena doa mereka terkabul. Kedua anak itu bisa menghindar dengan berteduh di sebuah pondok bermain, karena pada saat itu hujan juga ikut turun.

"Tapi sebenernya kalau aku seumuran kayak anak itu, mungkin aku gak bisa ngangkat pohon sebesar itu kayak dia tadi," ujarnya.

"Ya, iyalah. kamu ini kenapa, Rain?" tanya temannya yang berekspresi kebingungan.

"Maksud kamu, Mentari?" Gadis yang bernama Rainbow malah balik bertanya.

"Aku heran aja sama kamu dan Senja. Itu 'kan cuman film kartun, ngapain berdoa sampe segitunya? Lebay tau," cibir Mentari.

"Ya ... kan kita kasian, gimana kalau kita ada di posisi mereka?" Senja ikut nimbrung.

Mendengar pertanyaan itu, Mentari hanya geleng-geleng kepala.

~~~

Tulisan keempat dari tema angin, karya Tiaratrii22

Liburan ProduktifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang