[25] ❝Rampage❞

30.1K 3.2K 136
                                    

Happy Reading...


"Tuan Haechan mengalami koma"

Deg

Runtuh sudah dunia Mark. Ia diam mematung mendengar satu kalimat yang keluar dari mulut dokter Taeyong.

"Saya tidak bisa memastikan kapan pastinya Tuan Haechan bangun dari komanya. Saya tahu ini sangat mengejutkan bagi Anda, berdo'alah pada Tuhan agar memberikan keajaiban pada Tuan Haechan" sambung dokter Taeyong dan Mark masih diam mematung

"Tuan Haechan sudah di pindahkan ke ruang khusus, Anda bisa mengunjungi Tuan Haechan nanti. Kalau begitu saya permisi Tuan" pamit dokter Taeyong

Mark tidak tahu harus berkata apa, harus merespon seperti apa, pikirannya yang sudah kacau semakin kacau setelah mendengar penuturan dokter Taeyong.

.

.

.

Mark memasuki ruangan serba putih itu dengan langkah pelan, mendekati ranjang yang di tempati orang yang ia cintai dengan berbagai macam alat yang entah apa gunanya mengelilingi ranjang itu.

Mark duduk disebalah ranjang Haechan, ia menatap sendu sang kekasih hati yang tertidur lelap. Wajah damai yang sedikit pucat itu semakin menyayat hati Mark.

Hilang sudah sosok Mark yang di segani oleh hampir seluruh dunia. Sosok Mark yang tegas, kejam, dingin dan tidak main-main kini tergantikan dengan sosok Mark yang rapuh.

Mark menggenggam tangan Haechan yang tidak tidak terpasang infus, mengelus pelan tangan halus itu dengan ibu jarinya. Tangan Mark yang lain merapikan poni Haechan yang menutupi mata cantik nya.

"Kenapa kau suka sekali membantah ucapan ku?" tanya Mark pada Haechan yang tentunya tidak akan mendapat jawaban

"Sudah ku bilang jangan ikut campur kedalam urusan ku, jangan mengikuti ku. Tapi kau tetap membantah dan membahayakan dirimu sendiri" protesnya namun air mata mengalir kembali

"Alasan ku selalu melarang mu ikut bersama ku saat melakukan pekerjaan bawah tanah karena aku tidak ingin kau dalam bahaya, aku tidak ingin kau terluka bear" sambung Mark lagi

"Tapi kau tetap keras kepala dan melakukan nya sendiri, lihat dirimu sekarang terbaring dengan berbagai macam alat yang entah apa fungsinya"

Mark mengeratkan genggaman tangannya pada tangan Haechan. Ia marah, marah pada dirinya sendiri karena tidak bisa menjaga Haechan dengan benar.

Mark menunduk, air matanya menetes dan mengenai tangan Haechan yang ia genggam dan tetes berikutnya menyusul. Mark benar-benar takut kehilangan, kehilangan untuk kesekian kalinya.

Ingatan akan Haechan yang menjadikan dirinya tameng untuk Mark terlintas kembali di kepalanya, mengingat bagaimana Haechan memutar tubuhnya dan bagaimana Mina yang tersenyum licik sebelum kabur.

'Kang Mina, ini semua ulah Kang Mina. Wanita itu harus bertanggungjawab atas semua dosanya'

Mark mengangkat kepalanya kembali, mengusap kasar air matanya. Ia menatap Haechan yang masih setia memejamkan matanya. Kilatan mata sedih berubah menjadi kilatan penuh kemarahan dan kebencian yang semakin mendalam pada wanita itu.

"Aku akan membalas semua perbuatan Mina" gumam Mark

Mark lalu beranjak dari ruangan Haechan, melangkah dengan langkah lebar meninggalkan area rumah sakit. Aura kemarahan dan kebencian terlihat jelas dari sorot matanya yang semakin menajam.

'Aku akan mengejarmu sampai ke ujung dunia sekalipun, Kang Mina'

.

.

The Mafia || [MarkHyuck]✔️✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang