15. Galaska & William

24 5 0
                                    

Ditulis oleh: Azzarisma_16

“Aku hanya berusaha untuk menembus kesalahan ku, apakah itu salah?”

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

“Aku hanya berusaha untuk menembus kesalahan ku, apakah itu salah?”

-William Jacob-

🌻🌻🌻

15. GALASKA & WILLIAM

William menghela napas kasar, dirinya benar-benar kehilangan akal untuk mendapatkan kesempatan untuk berbicara dengan Azalea. Ia tau kesalahan yang ia lakukan itu sangat fatal, tapi apakah Azalea tidak bisa melupakannya saja dan membuat lembaran baru dengannya?

William menyandarkan tubuhnya di kursi sambil memainkan pulpen yang ia pegang.
Dirinya sedang mengerjakan tugas yang diberikan dosennya minggu lalu. Tapi ia sama sekali tidak bisa fokus dengan tugasnya, hanya ada nama Azalea, Azalea, dan Azalea yang terus berputar di otaknya.

“Gue harus ngapain lagi anjir,” ucap William mengacak rambutnya kasar.

Tiba-tiba sebuah ide terlintas di kepala William, ia melihat jam yang menempel di dinding dan menunjukkan pukul 20:00 WIB, pasti Azalea sudah pulang bekerja.

Dengan gerakan cepat, William menyambar kunci motor yang ada di mejanya dan mengambil jaket kulit berwarna hitam. William menuruni tangga dengan langkah tergesa-gesa, ia takut Azalea akan menghilang secepat cahaya.

“Mau kemana kamu?” tanya Sarah—mama William.

“Keluar sebentar ada urusan,” jawab William tanpa menghentikan langkahnya.

“Jangan pulang malem-malem, besok kamu ada kuliah pagi,” teriak sang mama.

“IYA!” William langsung menstater motor sportnya dan melesat meninggalkan kompleks perumahannya.

Sesampainya di depan tempat Azalea bekerja, William tidak langsung menemui cewek itu. Tetapi ia mencari tempat persembunyian, karena William tahu jika Azalea melihatnya pasti Azalea akan kabur.

William meletakkan motornya di samping pohon yang terletak tak jauh dari coffee shop. William berdiri di samping motornya sambil  mengawasi cafe takut-takut Azalea keluar dari sana.

Satu jam kemudian.

William menepuk pipinya yang di gigit nyamuk, sudah satu jam ia menunggu tapi tidak ada tanda-tanda Azalea keluar dari dalam.

“Apa udah pulang ya?” gumam William.

William menghela napas panjang, kenapa rasanya sangat sulit hanya untuk bertemu dengan cewek itu? William menegakkan tubuhnya bersiap untuk kembali ke rumah, tetapi saat sudah akan pergi dari sana William melihat Azalea yang baru saja keluar dari coffee shop. Melihat itu sontak William melotot kesenangan, karena penantiannya tidak sia-sia.

DANDELION [DISCONTINUED]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt