33. NASI GORENG

5.5K 252 154
                                    

Hi ratulor! Call me rin

⚠️DI MOHON UNTUK TIDAK LATAH ATAU SALAH LAPAK⚠️

Jam berapa kamu baca part ini?

Siap, Vote! Dan komen di setiap bagian?

Oke! Let's go!

Happy reading <3

•••

Kaki Zela berdiri kaku melihat pagar sekolah yang sudah di kunci. Ia menggerutu dirinya yang telat bangun, belum lagi ia memasak nasi goreng untuk Arka. Ini pertama kalinya Zela terlambat datang ke sekolah selama tiga bulan ia sekolah di SMA Pelita Bakti. Tadinya Zela tidak akan datang ke sekolah karena pasti ia akan terlambat namun, hari ini ada ulangan mendadak yang mengharuskan Zela berangkat sekolah.

Zela berpikir sejenak, jika ia masuk lewat depan dan meminta bantuan satpam sekolah sudah pasti dirinya akan kena hukuman. Zela ingat saat Zervaros dan Tepanos tauran, belakang sekolah. Zela tersenyum tipis dan berjalan menuju belakang sekolah, dan akan masuk lewat sana.

Namun, setibanya Zela di belakang sekolah saat ia akan membuka gerbang, ternyata gerbang itu juga sama di kunci. Sial, ini benar-benar hari sial Zela. Ia melihat kearah sekitar, satu-satunya cara adalah memanjat. Mau tak mau ia harus memanjat, meskipun Zela sendiri tidak tahu dirinya bisa memanjat atau tidak.

"Telat, ya?" tanya seseorang di belakang Zela dengan melipat kedua tangannya di depan dada.

Zela melirik kearah orang tersebut, dan mengganguk malas. Zela malas harus berurusan lagi dengan Hani. Karena ia sudah tau sifat Hani seperti apa. Dan Hani sendiri, sering muncul dimana-mana dan mengusiknya.

"Mau ini?" tanya Hani sambil mengayun-ayunkan kunci. Zela tidak bodoh, ia tahu kunci apa yang sedang di pegang oleh Hani.

Zela diam memperhatikan pergerakan Hani. Hani tersenyum miring dan membuka pintu gerbang dan masuk ke dalam. Zela diam sebentar dan melangkahkan kakinya berniat akan masuk juga. Tumben baik? batin Zela berkata.

Namun, baru saja kakinya akan masuk kedalam gerbang, Hani terlebih dahulu mendorong gerbang dan menguncinya. Hani tertawa terbahak-bahak, dirinya merasa senang. Zela menghela nafas panjang mencoba untuk sabar, baru saja dirinya menyebut Hani baik.

"Menurut lo, gue bakal ajak lo gitu buat masuk? Enggak, gue pengen lo di hukum. Rasain, makanya jangan main-main sama gue!" Hani mengibaskan rambutnya. Zela menatap punggung Hani yang perlahan menghilang.

Tidak ada cara lain selain memanjat. Zela melirik ke kanan dan ke kiri memastikan disini tidak ada orang. Setelah aman, Zela menarik satu kursi yang berada disana. Mungkin kursi ini di sediakan untuk orang yang terlambat dan memanjat. Zela menaikkan kakinya ke kursi dan memanjat tembok sekolah, dengan sangat lihai. Zela meloncat, setelah di bawah ia menghela nafas, kemudian membersihkan rok nya yang sedikit kotor. Pergi mengendap dari sana takut terciduk oleh guru bk.

Siapa sangka aksi Zela memanjat tadi tidak ada yang melihat. Seseorang melihatnya di balik pohon dan menyunggingkan senyumnya.

•••

Hari ini mungkin semesta memang tidak berpihak pada Zela. Meskipun ia memanjat tembok sekolah tadi, tetap jadi ketahuan. Yang berakhir dirinya di hukum hormat ke bendera. Zela yakin pasti Hani yang melaporkan kepada guru bk kalau ia ada di belakang sekolah. Padahal Hani sendiri telat. Zela terus menyumpah serapahi Hani di dalam hatinya.

Zela mengelap keringat yang membasahi lehernya. Cuaca cukup panas hari ini. Tiba-tiba ada tubuh tegap yang berdiri di depannya menghalangi panasnya matahari pagi ini. Zela mendongak ke atas menatap orang tersebut. Seketika senyum nya mengembang saat tau orang itu adalah Arka.

ARKANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang