3. Day 1 part 3

664 60 17
                                    

Orang bilang, King Nogh' Raguna adalah pemimpin hebat yang benar-benar bisa mengurus Trygvia. Ia laki-laki yang cerdas, kuat, serta tampan. Ia orang terbijaksana sepanjang sejarah Trygvia, karena merupakan satu-satunya pemimpin yang bisa menyatukan semua wilayah Trygvia sehingga sekarang kerajaan ini menjadi kerajaan paling damai yang pernah ada.

Namun, sebagian orang percaya, bahwa kedamaian dan kemakmuran di Trygvia sebenarnya disebabkan oleh tangan kanan sang Raja. Sang ular hitam yang bahkan ketika mendengar namanya saja, maka bulu kudukmu akan meremang dan detak jantungmu akan berpacu lebih cepat. Orang-orang memanggilnya dengan ....

.

.

Threasyiluem!

The Daily Life of Civil Servant: Ern!

.

.

Chernaya Zmeya, dia hanya memandang takjub pada ular raksasa berkepala sembilan dan bertanduk yang mengamuk di lautan sambil menghembuskan napas beracun. Sedangkan di kapal yang ditumpanginya, semua penumpang kelabakan mencari tempat bersembunyi agar tidak terkena napas beracun itu. Tidak tega dengan keadaan warga sipil yang tidak berdaya, dia pun memutuskan untuk turun tangan.

Ern melompat ke udara, sepasang sayap burung merpati muncul di pergelangan kakinya, membantu Ern untuk melayang kemudian terbang melesat menuju si monster ular.

"Permisi ... Tuan Hydra, tolong jangan mengamuk di sini," ujar Ern memperingatkan. Suaranya tenang, mencoba berdiplomasi.

Seperti tak mendengar, Hydra malah menghembuskan napas beracunnya secara membabi buta, ia juga berteriak-teriak tak karuan seperti monster kesurupan. Menimbulkan kegemparan yang lebih mengerikan daripada sebelumnya.

Kepala Ern berkedut menahan kesal.

"Ck." Decakan lolos begitu saja dari pangkal lidah. Tanpa menunggu lebih lama, ia terbang melesat, mengitari Hydra untuk mencari celah, kemudian tanpa ragu menendang kesembilan kepala Hydra hingga empunya pingsan di tempat. Tenggelam ke dalam lautan.

Cahaya biru berpendar selama beberapa detik dari tempat Hydra tenggelam. Perlahan, sesosok anak kecil tanpa busana tampak mengapung di permukaan air.

Wujud manusia Hydra yang menggemaskan diangkut Ern ke dalam kapal. Dibaringkan ke lantai, dan diselimuti jubah kumal yang diambil Ern sembarangan.

Semua penumpang kapal keluar secara bersamaan dari tempat persembunyian, lalu berkumpul mengitari tubuh kecil Hydra yang tergeletak tak sadarkan diri di lantai kapal.

"A-anak ini siapa?" Seseorang bertanya.

"Apa dia korban keganasan Hydra?"

"Apa dia terseret ekor Hydra sampai ke sini?"

"Malang sekali ... anak yang malang."

Ern sama sekali tak menjawab pertanyaan dari orang-orang. Ia duduk dengan tenang di samping Hydra dan dengan sekuat tenaga menampar-nampar pipi anak kecil itu sampai merah.

Hydra yang terbangun mendadak, linglung seketika. Saat sadar, suaranya yang cempreng tapi keras terdengar membahana. "Apa-apaan kau Ern! Berani-beraninya menampar pipiku! Dasar kurang ajar! Gadis tak tahu tata krama! Pulang saja kau ke Leifia! Bantu saja ibumu di kebun menanam tomat!"

Semua orang pun dibuat melongo oleh umpatan-umpatan kasar dari pria kecil berambut putih. Hebat sekali, baru siuman langsung mencaci-maki orang lain.

"Siapa bocah ini? Berani-beraninya berbicara seperti itu pada Nona Ern!"

"Padahal sudah ditolong. Bukannya terima kasih malah mengumpat. Mulutmu itu yang tak punya tata krama, bocah."

Trhea Syiluem : (The Daily Life of Civil Servant)Where stories live. Discover now