4. Day 2

718 57 9
                                    

Terkadang orang-orang sering tidak mempedulikan sekelilingnya. Meskipun ada Tsunami atau tornado yang menerjang, asalkan masih berada di zona nyaman, maka mereka akan tetap bersenang-senang.

Seperti misalnya, ketika lautan sedang gempar karena gosip tentang Leviathan yang sedang mencari pasangan. Maka penduduk daratan seakan tidak mau berurusan dengan semua kerumitaan itu. Urusan lautan biarlah para penghuni laut yang menyelesaikan, penduduk daratan hanya akan membicarakannya dan sesekali memberitakan kepada masyarakat, karena menyenangkan memiliki topik untuk dibahas sehari-hari.

Tapi berbeda urusan jika kau menjadi pegawai sipil yang mengurusi semua masalah, baik daratan maupun lautan. Maka, mari serahkan masalah ini kepada ahlinya. Contohnya saja kita bisa meminta tolong kepada ...

.

.

Elysium : The Daily Life of Civil Servant. Ern!

.

.

Chernaya Zmeya. Memilih sarapan dengan biskuit jahe dan sekantung air di tepi tebing yang menghadap ke laut lepas. Ini semua disebabkan oleh Hydra yang sejak malam sampai subuh selalu merengek di depan Ern. Bocah laki-laki tukang umpat itu kalau ada maunya jadi sangat rewel dan tak bisa dibujuk. Katanya sih usianya sudah ratusan tahun, tapi tabiatnya tetap saja mirip bocah ingusan. Menyebalkan, sungguh menyebalkan.

"Hei, Rambut Uban. Aku ini bukan ibumu, juga bukan pengasuhmu, apalagi nenekmu. Seharusnya kau tidak boleh mengganggu tidurku jika ingin meminta bantuan. Kau tidak punya tata krama ya?" tanya Ern malas sambil memberi julukan baru untuk Hydra. Ern merasa, rambut putih Hydra itu mirip uban di kepala kakek-kakek.

Pertanyaan dari Ern sungguh terdengar tak berperasaan, bagi Hydra. Monster ular yang sekarang dalam wujud anak kecil itu kini matanya berkaca-kaca, dan bibirnya bergetar menahan tangis. Dengan terbata-bata, dia pun berujar, "kau ... kau kan ... su ... sudah berjanji akan menolongku,"

Ern mengorek satu lubang hidungnya sambil mendengarkan dengan mata yang seakan-akan tidak peduli. "Tapi caranya tidak begini kan? Aku juga butuh tidur, istirahat sejenak karena kegiatanku banyak. Aku tidak seperti kau yang hanya berenang ke sana- ke mari sambil menyemburkan gas beracun. Aku sibuk, bahkan sebenarnya ada banyak masalah yang lebih penting daripada masalahmu, tapi aku dengan suka rela mau membantumu. Jadi bersabarlah jika ingin meminta bantuan. Jangan memaksa. Ck, menyebalkan sekali," keluhnya panjang lebar. Kemudian ia kembali memakan biskuit jahe di dalam kantung. Menghiraukan Hydra yang lagi-lagi, mulai menangis.

"Hueee maafkan aku!!" Tangis Hydra pun semakin menjadi-jadi. Ia sampai terduduk di tepi tebing sambil mangap-mangap mengucap maaf. Ingusnya meleleh keluar dari lubang hidungnya, bercampur dengan air matanya, dan meluncur masuk ke mulutnya. Pasti rasanya asin sekali.

"Kau itu tidak bosan ya minum ingus? Menjijikkan sekali. Jangan dekat-dekat denganku." Ern menjauh dua meter dari Hydra. Setelah itu ia kembali melanjutkan menikmati biskuit jahenya yang lezat.

Mendengar Ern yang tak ada baik-baiknya padanya, Hydra semakin keras menangis, seperti bayi yang popoknya sudah penuh dengan kotoran tapi ibunya terlalu sibuk untuk menggantinya.

"Kau benar-benar jahat!!! Ern BODOH!!" Hydra menjerit kesetanan.

"Kalau aku jahat aku tidak mungkin membantumu, bodoh," batin Ern mengeluh.

Drrrtttt!!!

Tiba-tiba ada getaran dari laut yang terasa sampai ke tebing tempat Ern dan Hydra berpijak. Ketika Ern melihat ke laut lepas yang luas, perlahan-lahan matanya bisa menangkap seekor monster besar yang berenang mendekat ke arahnya.

Trhea Syiluem : (The Daily Life of Civil Servant)Where stories live. Discover now