Part 4

20 7 2
                                    

Vote dan komennya dong^^

Happy Reading◉‿◉

___________________________________________

Keesokan harinya...

"Makan siang, Nay ... jangan kerja terus," sapa Ketrin. Berdiri di depan meja kerja Nayla.

"Loh, udah masuk jam makan siang, ya?"

Ketrin menghela nafas. "Makanya, Nay, cari pacar. Biar ada yang ngingetin buat makan."

Nayla tersenyum saja. Ia membereskan dokumen di atas meja kerja lalu bangkit dari kursi kerjanya.

"Cariin makanya," sahut Nayla.

"Gaya-gayaan lo, minta cariin sama gue. Padahal banyak cowok yang ngantri di belakang lo itu," balas Ketrin ketus.

Nayla tertawa saja. Menggandeng lengan Ketrin berjalan bersama menuju kantin untuk makan siang.

Ketrin adalah teman Nayla yang berasal dari Jakarta. Sudah dua tahun wanita itu dipindah tugaskan ke daerah terpencil di desa Nayla tinggal. Sulit untuk Ketrin bergaul disebabkan cara bicaranya yang terkesan angkuh, menurut teman-teman kantor. Tapi tidak dengan Nayla. Ia berusaha menyesuaikan diri dengan perbedaan Ketrin. Dan untuk Nayla dan Damar, Ketrin sama sekali tidak tau tentang hubungan mereka. Yang Ketrin tau, Nayla itu jomblo alias tidak punya pacar.

"Widih, tumben-tumbenan banget kita dapat makan siang enak-enak begini," kata Ketrin terpukau melihat makanan lezat yang tersedia di depannya.

"Emang biasanya gimana?" tanya Nayla sembari menyendok makanan ke atas piring yang ia pegang ditangan kirinya.

"Biasa aja," sahut Ketrin lalu menyeringai kesal mengingat menu sederhana yang biasa kantor sediakan.

"Request, makanya."

"Emang bisa?" tanya Ketrin dengan mata berbinar.

"Bisa ... kayaknya," kata Nayla, tidak yakin juga dengan perkataannya.

"Ah, nggak jelas lo," kesal Ketrin menyenggol lengan Nayla.

Nayla yang hendak memindahkan piring dari tangan kiri ke tangan kanannya, tidak menyadari pergerakan yang Ketrin buat.

"E'ee'eeh!!" seru Nayla dan Ketrin bersamaan, terkejut saat piring ditangan Nayla hendak terjatuh. Namun sesaat kemudian merasa lega sebab piring itu lebih dulu diselamatkan oleh seseorang hingga berpindah ketangan orang itu.

"Mas Alga," bisik Nayla menyebut nama Alga.

"Siang, Pak Alga," sapa Ketrin, menundukkan kepala memberi hormat.

Alga tersenyum saja. Menyerahkan piring berisikan makan siang itu pada Nayla.

"Lain kali kalau mau becanda, liat situasi dan kondisi dulu, ya," nasehatnya, "nggak masalah kalau makanannya aja yang tumpah. Tapi gimana kalau piringnya ikutan jatuh, pecah, terus kenak kaki kalian?"

"Maaf, Pak," lirih Nayla dan Ketrin bersamaan.

"Nggak apa-apa," Alga tersenyum memaklumi, "tapi lain kali jangan diulang, ya."

Nayla dan Ketrin mengangguk. "Baik, Pak," kata keduanya bersamaan.

Alga mengambil piring berisikan makan siang yang ia letakkan di atas meja hidangan sebelum menyelamatkan piring makan Nayla. Ia kemudian berjalan meninggalkan Nayla dan Ketrin, lantas menyusul rekan kerjanya untuk menikmati makan siang bersama.

Nayla dan Ketrin juga melakukan hal yang sama. Perbedaannya, Nayla dan Ketrin hanya duduk berdua saja.

"Gue salut banget tau nggak," kata Ketrin sembari memandang jauh ke tempat dimana Alga duduk, "diusianya yang terbilang muda, dia udah bisa jadi seorang camat," Ketrin merasa salut, "udah pinter, ganteng, tajir, camat lagi ... keren banget, kan." Ketrin menoleh pada Nayla. Tak mendapati tanggapan dari wanita itu, ia langsung berseru. "Nayla!"

DERMAGA PENANTIAN.Donde viven las historias. Descúbrelo ahora