BERJUANG #18

361 66 0
                                    


.

.


Keyla masih memikirkan kata-kata Ann semalam, tentang Meira. Wanita ini masih belum bisa menerima niat baik Ann untuk suaminya. Keyla belum mengerti hal itu bisa dikatakan niat baik atau hanya obsesi Ann untuk mencari penggantinya saja. Dirinya saja tidak semudah itu menerima rencana Ann, apalagi Ali. 

Keyla menghembuskan napasnya.

Rian yang melihat istrinya itu seperti sedang melamun, mendekat untuk menanyakan keadaannya. "Sayang, kamu kenapa? dari pagi kamu hanya diam saja?"

Keyla menggaruk belakang kepalanya sendiri.

Rian mencoba menilai sendiri. "Apa kamu masih betah berada disini? Nggak apa-apa kok kalau kamu mau lebih lama tinggal disini nemenin Ann sebelum ia ke Jakarta."

Keyla menggeleng. "Bukan kak, bukan karena itu. Lagipula nanti juga aku akan sering ketemu dengan Ann di Jakarta jadi tidak masalah."

Suaminya tidak percaya. "Lalu kenapa? tumben kamu diam aja, apa baby ingin sesuatu?" Rian mengelus perut istrinya yang mulai membuncit.

Keyla terlihat bimbang untuk membicarakan kegelisahannya tentang Ann. Ia ingin sekali berbagi dengan suaminya itu.

"Sebenarnya ...." Keyla menarik napas, ia menelan ludahnya sebelum akhirnya ia mengutarakan semua tentang rencana sahabatnya.

Rian masih terdiam, ia membawa bahu istrinya untuk dipeluknya. Saat ini Keyla pasti sangat sedih dengan keadaan Ann dan merasa bingung dengan rencananya untuk Ali. Sama seperti dirinya yang juga tidak bisa berbuat apa-apa. "Ann sedang bingung, tapi aku yakin Ali tidak akan menyetujuinya."

Keyla menatap kosong ruang keluarga di villanya oma. Hari ini ia harus kembali ke Jakarta, karena Keyla tidak bisa lagi meninggalkan Rian dan Malika lebih lama lagi.

"Kamu harus tetap mendukungnya bagaimanapun juga." Ujar Rian.

"Itu berarti, aku seperti yakin kalau Ann nggak akan sembuh dan setuju dengan ide gilanya itu."

Rian menarik napas. "Untuk saat ini, jangan menambah beban pikirannya. Dengan dukungan kalian, aku yakin Ann akan merasa dibutuhkan dan membuatnya bersemangat untuk sembuh." Pria ini tahu, Keyla tidak akan pernah menyukai rencana Ann. Karena menurutnya, tidak akan ada yang bisa menggantikan posisi Ann di hati dan pikirannya Ali. Walaupun nanti Ann benar-benar akan berumur pendek.

Malika datang dengan membawa setangkai bunga di tangannya. Ia duduk diantara Keyla dan Rian.

"Hei sayang, bunga dari mana ini?" Tanya Keyla sambil menghisap wangi bunga berwarna kuning itu.

"Dari kebunnya oma." Jawab gadis manis ini santai.

Keyla menaikkan kedua alisnya. "Aduh, oma bisa marah kalau bunganya dipetik seperti ini sayang."

"Tapi ica suka bunganya."

Rian tersenyum pada gadis kecilnya."Nanti papa yang ngomong sama oma, kalau bunganya dipinjam sama ica."

Malika tersenyum senang, ia kemudian pergi lagi menemui Fatimah, putri dari Astrid dan Akbar yang juga sedang bermain di rumah oma.

Rian mencium kening Keyla. "Ayo kita temui kiai dan umi dulu di pesantren."

Keyla mengangguk. 

.

Ketika menemui Ann di yayasan untuk pamit, Keyla lebih banyak diam. Ia merasa berat meninggalkan sahabatnya itu. Karena ada sesuatu yang masih mengganjal di hatinya sebenarnya.

Ann merasa ruangannya terasa hening karena Keyla hanya diam saja sementara menunggu suaminya yang masih bersama oma dan Astrid di ruangan sebelah. Keyla hanya memperhatikan Malika yang sedang duduk sambil bermain dengan bonekanya.

Ann mendekati Keyla dan duduk di sebelahnya. 

"Gue tahu lo berat untuk kembali ke Jakarta. Tapi kita kan bakal ketemu lagi."

Keyla menoleh ke arah Ann. "Lo udah bicara sama Meira tentang rencana lo?"

"Belum, saat ini dia masih sibuk dengan pekerjaannya. Tapi aku akan segera bicara dengannya. Takutnya tidak akan ada lagi waktu untukku."

Keyla menatap Ann dengan selidik. Perasaan kesal sepertinya sudah menumpuk di kepalanya. 

"Lo bisa nggak? Nggak mikirin tentang rencana lo dulu?"

Ann mengernyit, ia tahu sahabatnya yang satu ini memang sedikit keras dan berani dibanding Astrid yang lebih bisa menahan perasaannya.

"Gue nggak bisa berhenti mikirin itu Key, sebelum..."

"Lo nggak percaya bisa sembuh? Bisa kembali hidup normal? Bisa terus menjadi istri dari seorang Ali, dan mungkin bisa mempunyai anak?" Potong Keyla dengan nada suaranya yang mulai meninggi.

Ann memejamkan matanya. "Key..."

Keyla harus mengeluarkan segalanya saat ini juga atau ia akan terus memikirkannya sampai di rumahnya nanti. "Bisa nggak lo berjuang dulu buat sembuh Ann?! Dan fokus dengan pengobatan lo? Gue nggak bisa liat lo menderita dengan penyakit lo, dan gue juga nggak mau lo ngerasain sakit dengan semua rencana lo untuk Ali. "

Ann menggeleng pelan, ia ingin sekali membantah perkataan Keyla. Tapi semua yang diucapkan sahabatnya itu benar. Membuat kepala Ann pusing, memilih antara egonya atau berusaha mengikuti semua ucapan Keyla.

"Setidaknya lo jangan menyerah dulu Ann!" Keyla memalingkan wajahnya. Mungkin kali ini ia sedikit kasar dengan Ann. Ia hanya ingin Ann memikirkan lebih dulu semuanya. Sebelum memutuskan sesuatu yang membuat penyesalan nantinya.

Ia menarik napas, suaranya perlahan melunak. "Gue ingin lo ada saat gue dan Astrid lahiran. Gue ingin lo bisa ngeliat anak kedua gue besar Ann. Ali rela melepas pekerjaannya demi bisa nemenin menghadapi penyakit lo. Dengan semua rencana lo itu, lo seakan-akan ingin mempercepat kematian karena lo udah menyerah dulu."

Ann tertegun, Keyla memegang tangannya.

"Allah tidak menyukai orang-orang yang mudah menyerah. Dan jangan bikin gue benci sama lo Ann."

Keyla menyentuh pipi Ann. "Untuk Ali dan orang-orang yang menyayangi lo, please."

Ann termenung, memikirkan dan akhirnya memutuskan untuk mendengarkan Keyla.

"Iya, gue akan ikut mau lo Key."

Keyla menghela napas lega. "Jangan memikirkan rencana lo dan pikiran-pikiran negatif lo ya Ann?"

Ann mengangguk lemah.

"Kita akan berjuang bersama-sama. Ali akan selalu nemenin lo, lo harus membalasnya dengan kesembuhan lo."

Keduanya berpelukan penuh haru, Malika hanya melihatnya dengan bingung.

Keyla melepas pelukannya. "Gue harus pergi sekarang. Kita ketemu dua hari lagi ya?"

Ann mengangguk."Iya."

...




ANA UHIBBUKA FILLAH BAGIAN 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang