8. Really

1.7K 359 79
                                    

Setelah selesai dengan bayar membayar, akhirnya Rexa dan Jeffrey kini berada di mobil yang siap di jalankan oleh lelaki itu.

Namun yang terjadi adalah wajah Jeffrey yang sangat dekat dengan wajah Rexa, membuat gadis itu harus menahan nafas serta degub jantungnya yang tak beraturan.

Bertanya-tanya apa yang akan di lakukan oleh Jeffrey kali ini. "Maaf, sabuk pengaman mu belum terpasang" ucapnya ketika sudah selesai memasangkan benda itu.

Rexa tentunya langsung membuang nafas leganya, dengan jarak sedekat itu dengan Jeffrey membuat dirinya tidak bisa menyembunyikan rona merah di pipinya.

Harum tubuh Jeffrey menyerah penciumannya, parfume yang di gunakan lelaki itu sangat beda dengan Jay.

"O-oh iya aku lupa" balasnya saat sudah kembali menguasai dirinya.

Pria itu mengangguk, tanpa sepengetahuan Rexa hal yang tadi di lakukan Jeffrey sebenarnya adalah tidak bisa menahan diri, Jeffrey pun tak paham ada apa dengan dirinya.

Kenapa ia bisa se agresif ini dengan wanita? Biasanya ia akan sangat tidak perduli, tetapi saat sudah dengan pacar kembarannya itu, ia seperti tidak terkendali.

Menghembuskan nafasnya lalu dengan perlahan Jeffrey menjalankan mobilnya menuju rumah.

* * *

Setelah pulang dari rumah keluarga William, Rexa langsung ke rumahnya, tidak berniat mampir ke cafe.

Ia juga sudah memberi kabar Jay kalau tadi ia mengunjungi rumah pria itu, dan Jay minta maaf karena tidak bisa menemaninya.

Ia masuk ke kamarnya, membersihkan diri lalu menghempaskan badan ke ranjang. Berfikir sambil menatap langit-langit kamar adalah kebiasaan Rexa.

"Kenapa aku harus merasa aneh jika berdekatan dengan Jeffrey?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Menghembuskan nafasnya kasar, "Jay juga belakangan ini sangat sulit di hubungi, huh aku menjadi kedepian" gumamnya.

Drrtt drrtt

Rexa menolehkan kepalanya pada ponsel yang berada di dekatnya, mengambilnya pelan dan melihat nama yang tertera disana.

Senyum terbit di bibirnya, "Halo?"

"Hai sayang" sapa orang di sebrang sana.

"Jay, kau kemana saja seharian?!" protesnya.

Terdengar suara kekehan di sana. "Maafkan aku, sedari tadi anak baru yang bekerja di studio berkata kalau ia tidak bisa di tinggal karena belum mengerti banyak hal"

"Kau memperkerjakan orang baru?"

"Iya, dia adalah teman Juan"

"Siapa?

"Namanya Vale"

"Dia seorang wanita?" Rexa sedikit tidak suka mendengarnya.

"Heum, kau tidak cemburu kan?"

Rexa menghela nafas pelan, "Kau tau aku pasti cemburu Jay"

"Sayang, aku tidak mungkin menghianati mu"

"Yasudah terserah, aku mau tidur. Ku tutup telefonnya"

"Sayang aku bel-"

Tutt

Rexa mematikan sambungan itu, moodnya sudah tidak enak ketika mendengar kalau ada seorang wanita yang bekerja di studio itu.

Bukan masalah sebenarnya jika saja dulu Jay tidak pernah berkata kalau ia tidak akan menerima karyawan wanita.

Dan kini ia adalah alasan sibuknya Jay, gadis itu berdecak lalu memposisikan dirinya untuk tidur.



* * *


Jeffrey kembali ke kantor ketika sudah selesai makan dengan ibunya dan juga Rexa, kekasih kembarannya.

Di ruangannya, ia terus-terusan memikirkan Rexa, gadis itu terlihat tidak di perhatikan oleh Jay.

"Bagaimana bisa pria bodoh itu mengabaikan kekasihnya? Apa dia idiot?"

Suara decakkan terdengar. "Ck! Mengapa juga aku harus mengurusi hubungan Jay"

Saat ia mencoba memfokuskan diri ke laptopnya, tiba-tiba saja suatu hasrat muncul. "Bagaimana jika aku merebut Rexa dari Jay? Menurut ku gadis itu membutuhkan banyak kasih sayang, dan seharusnya Jay memberikannya"

Seringai muncul di bibir Jeffrey. "Maaf kembaranku, tapi kau terlalu menyia-nyiakan berlian."

Malam harinya, Jeffrey masih memikirkan gadis itu, entah kenapa sulit sekali untuk melupakannya.

Jeffrey menelfon sekertarisnya yang tak lain adalah Josua, sahabatnya. "Bisakah kau memesankan bunga mawar?"

"Kau ingin bunga mawar?"

"Tidak, bukan aku"

"Lalu siapa?"

"Rexa, kekasih Jay"

"Kau sudah gila?! Dia kekasih kembaran mu!"

"Ku rasa begitu. Pesankan dia bunga yang paling indah"

"Huh, oke baiklah"

"Nanti ku kirimkan alamat rumahnya"

Sambungan telefon terputus oleh Jeffrey, ia langsung mengirimkan pesan lewat instagram miliknya kepada Rexa.

DM

Jeffrey.william
Jika ada yang mengirimkan bunga ke rumah mu terima saja

Rexxxa_
Maksud mu?

Jeffrey.william
Aku melihat bunga yang sangat bagus tadi saat akan menuju kantor

Rexxxa_

Ini dari mu?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ini dari mu?

Jeffrey.william
Kau suka?

Rexxxa_
Tentu! Aku sangat menyukai bunga mawar!

Jeffrey.william
Baiklah selamat malam

Rexxxa_
Terimakasih!
Selamat malam
(Dilihat)

"Kau lihat Jay, dia bahkan sangat senang hanya dengan bunga mawar" bicaranya seorang diri.

Lalu meneguk wine-nya sambil melihat pemandangan malam dari atas balkon kamarnya.

tbc..

Bestie, maaf ya kalo part ini ga terlalu bagus atau gimana. Soalnya lagi banyak fikiran:)

Sorry bestie💗

DOUBLE J ✔️Where stories live. Discover now