Rebirth: MELTING [JENLISA]

RM : Ruby Jane's secret

REBIRTH : Melting
Lazy_Monkey96

|||

Vote dan Komen.

------------------------------🌹-------------------------

Lord Smith jelas membuat pesta yang mewah, diiringi permainan jemari lentik seorang maestro pianis terkenal bernama Roger Tulin. Pesta malam itu memukau seluruh perhatian para tamu yang hadir. Aula kediaman utama dihias secantik mungkin, kumpulan ornamen kaca serta guci antik bahkan lukisan mahal terpajang di setiap sisi ruangan. Ada tangga besar berbalutkan karpet merah terhubung menuju lantai dua, tempat dimana si Tuan rumah berdiri menyambut para tamu mengangkat gelas anggur melempar senyum bahagia. Hiasan lampu-lampu kristal yang menggantung di atas langit-langit memancarkan cahaya putih berkilau, membuat pesta itu semakin terlihat luar biasa bahkan dari depan pintu masuk.

Hidangan yang disajikan juga tidak kalah menarik untuk dicicipi, mulai dari botol-botol anggur mahal yang diletakan secara berurutan sesuai dengan usia pembuatan, hingga makanan berat seperti kalkun besar juga daging-daging berkualitas tinggi yang ditaruh pada meja panjang seperti menara. Tak lupa pula ada deretan pastry serta camilan manis lainnya, para tamu bebas memilih dan menikmati hidangan sesuai selera masing-masing. Makanan-makanan itu lebih sedap dipandang oleh kedua mata Lalisa tentu saja. Ingin sekali ia melarikan diri ketika ayah ibunya menyuruh untuk menyapa si Tuan rumah terlebih dahulu.

“Duke dan Duchess Bruschweiler, senang Anda menerima undangan pesta sederhana ini.” ucap Lord Smith merentangkan tangan lalu membungkuk, suaranya menggelegar seolah sengaja menarik atensi para tamu untuk melihat bagaimana baiknya hubungan yang terjalin diantara mereka.

Di samping pria tua itu ada Madam Smith juga Lucas Baron yang berdiri dengan setelan kemeja chiffon putih berlapis mantel hitam memegangi gelas champagne, ikut membungkuk pada Markus dan Marry. Lalisa mengekor di belakang, bersembunyi dibalik punggung kedua orang tuanya berharap saja mereka tidak melihat.

“Ayah dan ibu mertua. Selamat datang.” sapa Lucas Baron melempar senyum sopan. Hanya Lalisa yang tahu bagaimana iblisnya pria itu. Hah~Lalisa sekarat ingin meludahi wajahnya mendengar bagaimana Lucas memanggil kedua orang tuanya sebagai mertua. “Juga...aku senang karena kalian membawa gadis cantik malam ini.” Satu alis Lalisa terangkat tidak santai.

Gadis itu diam saja. Malah asyik memperhatikan penampilan Lucas. Pada leher pria itu terselip dasi pita menggelikan, bukannya menambahkan kesan tampan malah justru terlihat begitu mencekik lehernya sampai Lalisa sesak sendiri melihat penampilan calon tunangannya itu malam ini. Lalisa dapat mendengar bisik-bisik anak perempuan yang datang kemari mengikuti kedua orang tua mereka—berlomba memuja penampilan Lucas Baron yang katanya terlihat berbeda dengan rambut disisir rapi ke belakang. Meh, mereka yang buta atau Lalisa saja yang tidak tertarik. Dulu, mungkin Lalisa akan mengeluarkan reaksi yang sama. Memuja Lucas Baron seolah ia adalah dewa Zeus yang sempurna. Blegh! Lalisa geli memikirkan itu.

“Tentu, kami pasti akan datang. Jangan merendah begitu pestamu sangat meriah, Smith.” kata Markus lalu beralih pada Lucas membalas senyuman pria muda itu. “Senang melihat anak muda yang sopan sepertimu. Kami juga merasa terhormat telah diundang ke pesta ini. Terkhususnya putriku yang tidak sabar datang kemari...ia juga ingin melihatmu.” sambungnya yang diangguki senyum lebar oleh Marry. Markus melirik sekilas pada putrinya yang sekarang malah menatap sekitar.

Madam Smith yang mendengar itu tertawa malu, ia menepuk pundak anaknya dengan bangga. “Putra kami sangat menunggu hal ini, maafkan ia jika terlihat sedikit tidak sabaran. Lucas memang pandai memilih gadis cantik, sudah lama saya tidak melihat putri Anda. Ternyata semakin dewasa ia terlihat semakin anggun seperti namanya...” Madam Smith melirik Lalisa yang masih asyik menatap ke arah lain. Suara denting piano justru menarik perhatian gadis itu.