Chapter22 Retakan

29 5 0
                                    

Selamat Datang Di dunia 'Beben'👋

'Saat kata itu terucap durinya seakan menancap dalam jiwa
Memberi goresan besar yang begitu terasa menyakitkan
Bibir mu bergetar mengucapkan kalimat itu
Menguncang seluruh jiwa dalam duniaku
Kemudian runtuh dan membuatku rapuh'

'Saat kata itu terucap durinya seakan menancap dalam jiwaMemberi goresan besar yang begitu terasa menyakitkanBibir mu bergetar mengucapkan kalimat ituMenguncang seluruh jiwa dalam duniakuKemudian runtuh dan membuatku rapuh'

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy Reading

Plak!

Sean tertegun terkejut saat Irene menampar dirinya, ia tidak merasakan sakit sedikitpun ia hanya merasa sangat terkejut akan semua itu

"Aghkk.." Irene meringis sakit memegangi satu lengan nya yang terasa sangat nyeri ia seakan baru saja menampar sebuah tembok, Irene sedikit menyergit menatap Sean yang tak bereaksi apapun pada tamparan nya

"Irene, kau baik baik saja?" Sean hendak melangkah saat ia melihat Irene yang meringis kesakitan.

"Jangan mendekat Sean!" Ucap Irene membuat Sean menghentikan langkahnya

Irene kembali menatap pada Sean "Jangan pernah mencoba melangkah mendekat padaku lagi."

"Irene, apa yang kau katakan?" Ucap Sean menahan semua perih yang saat ini ia tengah rasakan, netra abu nya menatap penuh luka pada gadis yang juga tengah menatap dirinya dengan gemetar.

"Tidak Irene, kau salah paham... ada yang berusaha menjebakku dan membuat kesalahpahaman ini terjadi." Sean berusaha membuat Irene percaya dan mengerti apa yang sebenarnya tengah terjadi

Irene masih diam membisu setelah kata terakhir yang terucap dari bibir nya itu, Ia menatap nanar pada Sean dengan perasaan yang kini tengah kacau

"Sean, cukup! Apapun yang ingin kau katakan akan sulit bagiku untuk mengerti." Ucap Irene

Kedua pasang mata itu saling memandang dengan rasa sakit yang terlihat nyata dalam sorot mata kedua nya, seketika Semua kata seakan ikut diam membisu bungkam merasakan kepedihan yang sama.

Takdir dengan mudah membuat jurang yang lebih dalam batas kedua nya untuk saling berpegangan dijalan takdir yang baru saja mereka pilih, dan sekarang haruskah mereka menyerah pada semua alur yang sudah ditetapkan? Dan mengubur semua rasa dan cinta yang baru saja kedua nya ucapkan dengan lantang.

Atau terus melangkah tanpa alas menancapkan duri yang ditaburkan? Sakit, perih, terluka dan berakhir pengorbanan.

*Dua hari setelah kecelakaan*

HUNTING!'the blood' [HUNTING!SEASON1] COMPLETE✅ REVISIWhere stories live. Discover now