LIMAPULUHEMPAT

8.4K 746 75
                                    

Assalamualaikum teman.

"Akhir Januari adalah akhir dari segalanya,"

-Abila lafatunnisa.

****************

Abila terduduk di bangku. Ia membuka perlahan manik matanya, Abila ingin memijat kepalanya yang terasa pusing. Namun, lengan nya di ikat kuat oleh tali.

Ia berada di sebuah halaman yang sangat gelap. Entah itu taman atau halaman, yang jelas ia berada di ruang lingkup terbuka. Matanya tidak bisa melihat apa-apa disana. Sangat gelap, tapi samar-samar Abila melihat sebuah rumah disana.

"Sialan. Siapa sih yang gebuk gue?, cemen banget main belakang."monolog Abila.

Ia merengut kesal, terdengar suara langkah seseorang menghampiri dirinya. Terlihat gadis yang memiliki rambut yang lurus nan panjang berjalan kearah nya, sembari membawa satu lilin. Kenapa harus lilin?, apakah disini tidak ada listrik?, pikir Abila.

"Abila-Abila. Lu ternyata cupu juga ya, baru di pukul sekali udah pingsan."kata gadis tersebut yang berdiri di hadapan nya.

"Anjeng, sini lu gue yang pukul."batin Abila.

"Tania?"tanya Abila saat berusaha melihat wajah dari gadis tersebut. Sebab, gadis itu hanya menggunakan lilin untuk penerang nya.

Tania tertawa remeh. "Kalo iya kenapa?,"

"Kemana aja lo?. Abis nyeburin gue ngilang gitu aja, takut lo? Ha?,"tanya Abila.

"Gue sama sekali gak takut sama lo."

"Brengshake. Kalo gak suka sama gue bilang, jangan bikin gue jadi pusing gini. Cemen banget lu,"

Tania memutari Abila. "Iya, gue gak suka sama lo. Gue gak suka liat lo hidup tenang, dan gue mau lu hancur sehancur hancurnya"

"Anjring. Lo udah bikin gue hampir mati, dan lo gak puas?!. Otak lu dimana anjring?!."Abila mulai terbawa emosi.

Tania berhenti kembali tepat depan Abila. "Jangan pura-pura bego deh,"

Tania sedikit mencondongkan badan nya. "Nyawa dibalas nyawa, bukan?."lanjut Tania bertanya.

Abila tersenyum smirk, "Mau lu ngelakuin hal apapun, atau bahkan hal yang buat gue terkubur.
Gue tetep gak peduli,"sahut Abila songong.

"Tapi gue gak mau buat lu terkubur. Gue maunya orang yang lu sayang yang terkubur. Gimana dong?,"tanya Tania meledek.

"Ini masalah kita. Jangan libatin orang untuk masuk ke masalah ini. Manusia yang melibatkan orang untuk masuk ke dalam masalahnya it's just a stupid human."sarkas Abila.

Tania sedikit membungkukkan badan nya. Ia menempelkan telunjuknya di bibir Abila. "Suttt, gausah banyak omong ya, anak gadisnya bapak Ridwan."

Tania merogoh ponselnya di saku celana nya, ia menyalakan ponsel itu untuk memperlihatkan sesuatu kepada Abila. "Lu mau liat gak?,"tawar Tania.

"Gak makasih. Hp kayak gitu gue bisa beli sama toko-tokonya."tolak Abila

Tania memperlihatkan video pertama, terlihat seseorang yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit, dan terlihat juga seseorang mengenakan pakaian serba hitam yang mengendap-endap mendekati Kemal. "Anak buah gue udah stand-by disana nih. Buat cabut selang pernapasan abang lu,"ujar Tania.

My Cold GusWhere stories live. Discover now