DELAPANPULUHTIGA

4.6K 306 14
                                    

Assalamu'alaikum cuy
Aku nggak jadi bulan depan up nya, nih aku up lagi biar kalian seneng

***

Keesokan paginya, di dalam ruang rawat inap, terlihat Umi Maryam yang sudah menggendong si Bayi, dengan Bunda Zahra yang sedang membereskan baju-baju si bayi.

Dan terlihat pula Gus Azlan dan Abila yang berdiri berhadapan, dengan Gus Azlan yang membenarkan khimar Abila. Hari ini Abila sudah diperbolehkan pulang.

"Duh, aku masih ngerasa takut sama nggak pantes ih,"kata Abila kepada Gus Azlan. "Shtt, jangan bilang kayak gitu,"kata Gus Azlan.

Bunda Zahra memasukkan baju-baju si bayi ke dalam tas, sebenarnya sambil mendengarkan. "Iya atuh ya, masih malu aja pas kamu ngasih tau para santri, waktu mau acara tujuh bulanan,"kata Abila.

Flashback On!!

Gus Azlan mengumpulkan santri putra dan putri di Aula pondok, tapi tenang saja, mereka di halang oleh skat pembatas kok.

"Duh kira-kira ada apa ya?"

"Apa jangan-jangan Gus Aydan lagi nyari calon istri? Dan kita bisa di pilih sama Gus Aydan?"

"Nggak mungkin"

Sedikit dari banyaknya pembicaraan santri Putri terdengar tak terlalu keras. Santri putra dan santri Putri pun berdiri saat melihat satu persatu Ustadz dan Ustadzah masuk ke dalam Aula itu. "Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh,"sapa Ustadz Ustadzah.

"Waalaikumus'salam warohmatullahi wabarokatuh,"sahut mereka dengan nada sopan.

Mereka pun tak kembali duduk, karena tak lama, seseorang lelaki yang mengenakan koko putih lengkap dengan  jas hitam, sarung berwarna, dan kopiah hitam, tak lupa dengan kacamata minus nya, masuk ke dalam Aula tersebut.

Siapa lagi kalo bukan Gus Azlan. Terlihat ia memeluk pinggang Abila yang mengenakan pakaian serba hitam lengkap dengan cadarnya. Abila terus menunduk malu.

"Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh,"sapa Gus Azlan.

Santri putra dan santri Putri pun berdiri, untuk menyambut nya. "Waalaikumus'salam warohmatullahi wabarokatuh,"ucap mereka bersamaan.

Gus Azlan dan Abila pun duduk di hadapan mereka. "Duh, malu amat iyeu,"batin Abila.

Terlihat santri putra dan santri putri pun duduk kembali. Ustadz David memberikan mic kepada Gus Azlan, dan Gus Azlan pun menerima. "Duduk sayang,"titah Gus Azlan sembari menjauhkan mic itu dari mulutnya.

Abila mengangguk pelan, ia pun duduk di kursi yang sudah di sediakan. "Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh,"salam Gus Azlan.

"Waalaikumus'salam warohmatullahi wabarokatuh,"ucap santriwan dan santriwati serempak.

"Jadi kenapa kalian saya minta untuk kumpul disini, sebab ada beberapa hal yang harus saya beritahukan kepada kalian. Hal yang sudah lama saya ingin beritahu kepada kalian. Dan alhamdulillah, hari ini, adalah hari yang tepat untuk memberitahukan hal itu."

"Kalian masih ingat dengan kejadian beberapa bulan lalu, seorang santriwati yang memeluk saya, saat melihat benda kesayangan nya rusak?"tanya Gus Azlan. Semuanya terdiam.

Gus Azlan mengulurkan tangannya, dan terlihat pula Abila mengambil uluran tangan itu. Ia bangkit dari duduknya. "Sebenarnya, dia adalah istri sah saya,"kata Gus Azlan sembari memeluk pinggang Abila.

"Kebiasaan jantung. Suka ngajak gelut,"batin Abila saat merasakan detak jantung nya yang semakin kencang.

"Abila Lafatunnisa. Kami menikah, sudah lama. Dan hari ini adalah waktu yang tepat untuk memberitahukan tentang pernikahan kami."lanjut Gus Azlan

My Cold GusOnde histórias criam vida. Descubra agora