Keraguan

54 9 0
                                    

Hyew
Maaf
Pengen banget ke kampus
Tapi enggak kuat

Hyewon Kosan

Dah, santai
Lagi sakit gitu
Jangan maksa
Tenang, gan
Doain aja oke
Mules

Ngana kalau makan banyak
nggak pernah mules

Hyewon Kosan

Beda cerita anjg

KASAR

Hyewon Kosan

Ngana sih mancing

Ya maap
Good luck, Hyew
Didoain
Udah pasti lulus kok

Hyewon Kosan

Ya iya
Nilainya itu lho
Dahlah
Bye
Istirahat ya
Udah dijagain Hitomi
masa ngga sembuh

"Kak, handphone-nya bisa disimpan dulu kali."

Chaewon menoleh, mendapati Hitomi yang berdiri di ambang pintu dengan sebuah apel dan jeruk di tangan, juga sebilah pisau kecil di tangan yang lain, "Kamu kayak—HATSYI!" dalam sekejap mata, Hitomi sudah di sampingnya. Sebelah tangannya terulur menyodorkan tisu, "Makasih."

"Ini pasti gara-gara semalem maksa pulang hujan-hujanan. Udah dibilang nanti Hitomi ke sana bawa payung, ngeyel," gadis itu menggerutu sambil mengupas jeruk. Chaewon menggeleng, "Yang, aku aja—"

"Diem aja kenapa sih," Hitomi menghela napas, "Udah diem. Simpan dulu handphone-nya. 'Kan nggak lucu kalau nanti Kak Hyewon pulang terus Kak Chaewon tidur. Katanya pengen ngucapin selamat langsung?"

Dengan demikian, perdebatan mereka ditutup.

Chaewon menatap gadis di sebelahnya itu lamat-lamat. Kedua alisnya bertaut, dan gumaman-gumaman tak jelas dengan nada jengkel masih terdengar dari mulutnya. Tanpa sadar, Chaewon mendengus.

"Apa?" Hitomi menoleh, masih dengan wajah ditekuk dan nada suara ketus. Chaewon menggeleng.

"Nggak, kamu—HATSYI! Kamu lucu," ujarnya, "Pengen cium, tapi nanti kamu ketularan—mmh."

"Cium jeruk gih Kak," gadis itu berkata sambil bersungut-sungut, "Ngeyel sih. Bersin-bersin 'kan sekarang."

"Udahan dong marah sama akunya, iya tahu aku salah, tapi semalam—HATSYI! Hujannya deras banget nggak tahu kapan berhenti, nanti kereta—HATSYI! Keburu nggak ada, jadi mending aku—HATSYI!"

"Iya udah jangan ngomong lagi, Sayang," Hitomi lantas menyodorkan beberapa lembar tisu dan menaruh jeruk yang telah dikupas di atas piring, "Tuh, makan dulu Kak."

Chaewon mengerjap, "Kamu manggil aku apa tadi?"

Gerakan tangan Hitomi terhenti, "Hm?" Pundaknya menegap. Terbata gadis itu berkata, "Kak?"

"Nggak, bukan, sebelum itu," Chaewon cepat menukas. Ia cuma mau memastikan bahwa telinganya berfungsi dengan baik, bahwa ia tidak sedang berkhayal, "Manggil apa tadi?"

"Apelnya mau dikupas apa dipotongin aja?" Chaewon bisa melihat keengganan gadis itu untuk menjawab pertanyaannya, "Cepetan ih, pegel," lagi-lagi gadis itu berkata ketus. Chaewon terkekeh tanpa suara. Gadis itu masih tak mau menatapnya, namun Chaewon bisa melihat telinganya yang memerah.

"Dipotong aja, Sayang, nggak usah dikupas," setengah tertawa ia berkata, "Gemas."

"Diem nggak," gadis itu menggembungkan pipi, namun tangannya tak henti memotong apel menjadi beberapa bagian kecil, lalu membentuknya jadi kelinci.

Lost and FoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang