Eps 12 [When you come back]

232 170 310
                                    

.
.
.
"Jangan pernah kembali jika hanya memberikan luka."
-Garliona
.
.
.

---

Tuk!

Orang itu memegang pundak Lio. Sehingga membuatnya membeku seketika. Lio berusaha untuk melihat ke belakang, namun hatinya ragu, takut jika itu orang jahat. Lio mengambil ancang-ancang dan bersiap memukul orang itu.

Dug!

Satu pukulan mendarat dilengan lelaki itu dan langsung membuatnya meringis kesakitan. Rintihan itu sangat familiar bagi Lio. Lio masih terdiam sembari mencari tahu siapa lelaki itu.

"Ssshhh, sejak kapan Lio jadi kuat gini, hm?"

Mendengar suaranya, Lio langsung mengenalinya. Laki-laki itu membuka masker yang dari tadi menutupi hidung dan mulutnya. Saat mengetahui siapa dia Liona kaget bukan main.

 Saat mengetahui siapa dia Liona kaget bukan main

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Va-Vano?" ucap Liona terbata-bata.

Devano terkekeh melihat wajah kaget Liona. Ia melangkahkan kaki mendekat ke arah Liona dan memeluk tubuh Liona.

"Lio apa kabar? Vano kangen banget," ucap Vano masih memeluk tubuh Liona.

Lio masih terdiam, dirinya masih agak terkejut dengan hal ini. Vano? Kok bisa Vano ada di sini? Bukannya Vano ada di luar kota?

"Vano kok ada di sini? Bukannya Vano ada di luar kota?" tanya Lio berada di dekapan Devano.

"Haha, Vano lagi ada study banding di sekolah ini, jadi Vano ambil waktu buat lihat Lio. Vano kangen sama kesayangannya Vano," jawab Vano terkekeh sambil merapikan rambut Liona.

Mata Lio mulai berkaca-kaca. Liona rindu dengan sosok laki-laki yang sedari dulu menemaninya. Devano Aldebaran, laki-laki yang dulu berambut gondrong dan pirang, kini rambut kebanggaannya telah sirna. Warnanya pun berubah menjadi coklat bukan pirang lagi.

Sudah sekitar empat bulan Vano meninggalkan Liona di kota kelahiranny. Ia sangat senang mengetahui bahwa Lio tidak terluka. Iya, memang sekarang yang ia lihat bahwa Lio tidak terluka.

"Lio mau berangkat sekolah?"tanya Vano. Lio mengangguk.

"Iya, Lio mau sekolah."

"Kok pagi-pagi sekali? Biasanya Lio jam segini masih di rumah, kan?"

"Lio kan hari ini piket, Vano, jadi Lio berangkat awal,"jawab Lio.

I'M OKEY!! [END] TERBITWhere stories live. Discover now