Eps 16 [ Promise ]

174 94 151
                                    

.
.
.
"Izinkan aku pergi."
- Garliona
.
.
.

__°•√•°__

"Huwaaaaa... Bang Reyhan, kak Lio jahat huwaaaaaa." Isak tangis gadis manis dan imut itu menarik perhatian Reyhan dan juga Hilya yang berada di ruang tengah.

Mendengar tangisan dari Ara, Reyhan dan juga Hilya mendekati mereka berdua yang berada di dapur, Ara menangis di pinggir lemari es sembari memegang eskrim di tangannya. Sedangkan Liona berdiri di sebelah Ara dengan raut wajahnya yang kebingungan mencari cara untuk menenangkan Ara.

"Ada apa ini? Ara kenapa nangis, sayang?" tanya Hilya memeluk anak perempuannya itu.

Reyhan menarik tangan Liona dan menyembunyikannya di balik tubuhnya, Reyhan sudah tahu apa yang akan Hilya lakukan. Sudah pasti Hilya akan menampar Liona tanpa mendengar penjelasan Liona terlebih dahulu. Begitulah sifat Hilya, egois dan juga tidak mau mendengarka penjelasan Liona hanya sama Liona ia seperti itu, entah apa yang membuatnya tidak menyukai anak tirinya itu. Benar saja, Hilya sudah bersiap, tangannya terangkat ke atas dan berusaha menggapai Liona yang bersembunyi di belakang tubuh Reyhan.

"Sini kamu! Kamu apain anak saya, hah?" teriak Hilya marah. Di matanya hanya ada tatapan kebencian terhadap Liona.

Liona mencengkeram erat baju belakang milik abangnya dengan menunduk dalam-dalam, ia takut dengan Hilya. Dengan suara pelan Liona menjawabnya.

"Bu-bukan salah Lio, A-Ara ngambil eskrim kesukaan Lio yang dibeliin Bang Reyhan," jawabnya sembari menunduk.

"Cuma eskrim? Hanya karena eskrim kamu buat Ara nangis? Kamu itu lebih tua dari Ara harusnya kamu ngalah dong!" Bentak Hilya kepada Liona.

Mata Liona sudah berkaca-kaca, dia takut dengan suara yang bernada tinggi, seolah suara itu hendak membunuhnya, Reyhan yang melihatnya pun tak bisa tinggal diam. Dia mencengkeram erat tangan Hilya, sorotan mata tajam dan juga dingin ia torehkan pada Hilya.

"Jangan sentuh Liona!" teriaknya sehingga membuat Hilya, Ara, dan Liona terkejut. "Jangan pernah sentuh dia, atau Ibu akan menerima akibatnya. Tidak ada yang boleh menyakitinya, PAHAM?!"

Hilya terkejut mendengar penuturan Reyhan, dia tidak terima dirinya dibentak seperti itu terlebih lagi dengan anak satu-satunya. Hilya itu ibunya, sedangkan Liona orang asing kenapa Reyhan malah membela Liona? itu yang ada di pikiran Hilya.

"Re-Reyhan ke-kenapa kamu malah ngebentak ibu? Kamu nggak sayang sama ibu? Kamu anak ibu sayang, astaga apa salah ibu?" tutur Hilya hendak menangis.

"Ibu jangan nangis, Abang! Kenapa sih kok gitu ke ibu? Dan kenapa Abang malah ngebela kak Lio? Aku kan juga adek Abang, udah jelas kalo kak Lio salah. Heh, kak Lio! Ini semua gara-gara kakak, kakak tau? Ini semua salah kak Lio! Ara benci Kak Lio, BENCI!!" Pekik Ara sembari memeluk Hilya.

Reyhan mengacuhkan perkataan Hilya dan juga Ara, dia menuntun Liona masuk ke kamarnya untuk menghindari pertengkaran yang lebih besar dari ini. Sesampainya di kamar Liona, Reyhan langsung memeluk adiknya itu, dan di situ Liona pun menangis.

"Dede pasti takut ya? Maafin Abang yah, Abang belum bisa ngejagain Lio," ucap Reyhan mengusap-usap rambut Liona yang berada dalam dekapannya itu.

"Lio takut Abang, Lio takut hiks, Lio takut Ibu mau ngebunuh Lio, hiks Lio takut," ucap Liona dengan tangan yang menutupi kedua telinganya.

I'M OKEY!! [END] TERBITWhere stories live. Discover now