Pertemuan, Hinaan, Harapan

14 3 0
                                    

1 April 2060. Pukul 07.13

Musim semi telah tiba. Bunga yang awalnya menguncup, kini sudah bermekaran dengan sempurna. Angin yang masih terasa sedikit dingin membuat beberapa murid yang sedang menuju akademi gemetaran beberapa kali.

Bersamaan dengan bau harum dari bunga, seorang gadis berjalan dengan anggunnya melewati taman pusat kota.

Tubuhnya ramping, kulitnya putih, dan rambut serta iris mata yang berwarna keperakan memberikan kesan yang kuat bagi orang yang pertama kali melihatnya. Akan tetapi, itu sama sekali tidak membantu kehidupannya di akademi.

"Tak ku sangka si aib masih berani masuk ke akademi."

"Padahal parasnya cantik, tetapi sayang sekali dirinya hanya seorang sampah."

"Benar - benar mempermalukan nama keluarganya, ya?"

Itu lah kalimat yang dilontarkan oleh murid - murid lain disaat melihatnya. Sosok gadis cantik yang merupakan murid dari kelas F, dan juga orang yang menempati peringkat terakhir dalam ujian praktik sihir di akademi, namanya Krulciver van Rosetta.

Meski sudah terbiasa mendengar cemoohan yang ditujukan padanya, tetap saja hati kecilnya terasa sakit. Dirinya hanya bisa menundukkan kepalanya sepanjang perjalanan, menahan air matanya. Namun, perhatiannya kini teralihkan oleh seekor kucing hitam yang sedang menggigit sepotong ikan asin di mulutnya. Bersamaan dengan itu, teriakan seorang pria terdengar.

"WOOOOO DASAR ANJING, KUCING BANGSAT! ITU LAUK KU SATU - SATUNYA, SIALAN!" Teriak pemuda itu, atau lebih tepatnya Takeru.

Dalam sekejap, Takeru menabrak gadis mungil itu dan menindihnya.

Semua orang yang ada di taman diam seketika, mereka hanya melihat pemandangan tersebut. Dan setelah beberapa saat, mereka kembali berjalan seolah tak ada yang terjadi.

"Ugh, sialan... Kenapa aku merasa menabrak tembok tadi...." Gerutu Takeru kesal.

Perlahan, Takeru membuka kedua matanya. Yang dia tatap saat ini adalah wajah Krulciver yang mulai memerah.

Dengan mulutnya yang gemetar karena malu dan marah, Krulciver mulai berbicara.

"Hei, mesum... Sampai kapan kau mau menindih dan menatapku?" Ucapnya geram.

Mendengar hal itu, Takeru dengan tampang tak bersalahnya kembali menatap wajah Krulciver, dan kemudian ke arah dadanya.

"Ah, tenang saja. Aku tidak menyukai yang dadanya kecil." Sahutnya.

Mendengar hal itu, dari telapak tangan kanan Krulciver muncul bola cahaya seukuran bola tenis. Dirinya menembakkan bola tersebut ke perut Takeru dan membuatnya terpental beberapa meter.

"Dasar bajingan!" Teriak Krulciver marah. Dengan segera, dia berdiri dan beranjak pergi menuju akademi sambil membersihkan pakaiannya yang kotor, meninggalkan Takeru yang terkapar di sana.

~

Jam kini menunjukkan pukul 07.45, 15 menit lagi sebelum bel masuk berbunyi. Krulciver yang baru saja memasuki ruang kelasnya, yaitu kelas F, dirinya dicegat seorang gadis berambut cokelat sepanjang punggung dan mengenakan kacamata.

"Krulciver, baru kali ini aku melihat kau nyaris terlambat." Ucap gadis itu.

Krulciver hanya tersenyum kecil, dirinya dengan segera menggandeng tangan gadis berkacamata itu dan menariknya duduk di kursi yang berada di bagian tengah ruangan.

"Aku hanya bertemu dengan orang mesum di jalan tadi. Tenang saja, aku sudah membereskannya!" Ceritanya sambil tertawa pelan dan memasang ekspresi bangga, berharap temannya itu tak terlalu cemas padanya. Akan tetapi, ekspresi temannya malah berkebalikan dengan apa yang diharapkan.

My Teacher is an AssassinWhere stories live. Discover now