15. The Unwanted

403 59 40
                                    

"Jadi gimana dengan asuransi Monic? Mereka sudah kirim polis nya?" Aku bertanya kepada suamiku yang sedang memberi makan koi -koi nya di halaman belakang. Kami punya sedikit space dan dia memutuskan untuk memelihara ikan. Hari ini dia pulang lebih cepat dari aku.

"Sudah" Jawabnya singkat tanpa menoleh ke arahku

"Monic ke mana?" Tanyaku minta perhatian

"Kan ini hari Selasa, Monic les Mandarin di rumah laoshi" ujarnya masih cuek

"Kenapa sih cuek banget?" Akhirnya aku protes, dia mengalihkan pandangannya sambil tersenyum.

"Mandi sana!"

"Nggak!" Kataku merajuk, dia mendekatiku, mendorongku agar pergi ke kamar mandi di kamar kami

"Apaan sih? Dorong-dorong?" Aku memprotesnya

"Masih ada 3 jam cukup!"

"Ha? Maksudnya?" Ujarku tak mengerti

Dia tidak menjawab, cuma melepas kaosnya dan mendorongku masuk kamar mandi,

Kan gila!

Flash back On

Aku menunggu Kenar di luar ATM, siang ini cuaca sangat terik, aku sangat kegerahan dan ingin minum es. Tumben kali ini Kenar lama sekali mengecek saldonya. Jadi Kenar itu punya dua tabungan. Yang pertama adalah tabungan yang ditinggalkan ibunya, dia memakainya untuk membayar kos setahun sekali, uang UKT yang tidak ditanggung beasiswa, dan membayar kegiatan, buku atau alat yang sekiranya mahal. Dia jarang sekali mengecek rekeningnya ini. Rekening yang kedua adalah rekeningnya sendiri. Tempat honor-honor kerja sambilannya masuk juga tempat dana beasiswa masuk. Tabungannya yang ini lah yang dipakainya sehari-hari termasuk untuk mentraktirku. Untuk rekening yang kedua Kenar mengaturnya dengan sangat cermat.

Kenar keluar dari ATM dengan wajah yang kebingungan. Karena aku kepanasan aku tidak menanyainya tapi langsung mengajaknya minum es buah di dekat alun-alun.

Sesampainya di sana aku pesan es Leci dan Kenar memesan es campur. Tapi wajahnya masih kebingungan , berkali -kali dilihatnya lagi struk atm.

"Kenapa sih Ken?" Kataku sambil mengunyah leci dan jeli yang ada dalam mangkuk es ku , zaman itu belum ada kopi kekinian apalagi boba yorobuun, tapi jujurly ini lebih enak.

"Ini lho Chi, aneh banget, kan kemarin itu aku beli buku, terus bayar kos tapi kok uangnya bukannya kurang malah nambah" Katanya keheranan.

"Kamu salah itung kali Ken"

"Enggak Chi, aku udah sering ngalami kaya begini, tapi karena nggak ada waktu terus nggak aku pikirin, tapi yang ini obvious soalnya nambahnya significant"

"Masak sih Ken, ada yang transfer mungkin?"

"Siapa? Aku nggak pernah kasih nomor rekening ini ke siapapun, ini kan rekening peninggalan mama"

"Saudara kali Ken"

"Nggak juga, biasanya mereka kasih aku kalau pas lebaran Chi, itu juga cash"

"Tapi lebaran kemarin kan kamu ga pulang" Ujarku, lebaran kemarin Kenar tidak pulang kampung biasanya dia akan pulang kampung dan menginap di salah satu rumah pamannya. Waktu itu Kenar membuatku dan Hagi sangat kepikiran, tapi dia malah senang, katanya santai nggak ada yang berisik.

Aku tahu dia bohong.

"Ya bisa jadi Chi, tapi kayaknya Om sama tante ku kalau ngasih ga bakalan nambah segini deh, jangan-jangan rekeningku kena money laundry Chi"

"Apaan sih Ken, mungkin itu rezeki anak soleh sama pacar soleha"

"Pacar solehot kamu Chi hahahhaha"

"Ih Kenar!!!" Aku mendorongnya pelan dan dia malah terkekeh.

Tiga Babak (Selesai)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt