⟨5⟩

714 76 1
                                    

Nao bergerak mengikuti Nanami menuju kamar. Ketika pintu almari terbuka,semerbak aroma wangi yang familiar membuat Nao hampir kehilangan kesadaran. Ia bahkan tak menyadari saat Nanami memanggilnya berkali-kali.

"Apa yang kau pikirkan? Aku memanggilmu" Ujar Nanami sembari menyodorkan pakaian.

Nao menerimanya dan membuka lebar baju ditangannya.
"Hah...? Apa ini?" Tanya nya heran melihat baju yang menurutnya aneh.

"Tentu saja itu piyama" Jawab Nanami dengan percaya diri.

"Aku harus memakai ini?" Raut wajah Nao tampak kebingungan.

"Aku tak punya piyama wanita. Pakai saja. Aku sudah tak memakainya" Nanami menutup pintu almari dan menjauh lalu duduk di ujung kasur.

"Kenapa?" Nao berbalik mengikuti arah Pergi Nanami.

"Aku lebih suka tidur tanpa baju"

Mendengar hal itu,Nao menyengir.
"...Kau tidur dengan telanjang?"

"Puft.... Tentu saja tidak. Aku hanya mengenakan celana" Nanami terkekeh.

"Baiklah,aku akan memakainya" Nao berjalan menuju pintu.

"Kau tak mandi sekalian?"

"Tak ada alat mandi ku disini"

"Sama saja. Kau bisa memakai milikku"

"Tapi sabun yang kau gunakan pasti berbeda merek dengan milikku. Aku tak bisa memakainya"

"Tak apa hanya malam ini. Aku juga punya sikat gigi baru di rak atas kamar mandi,kau bisa memakainya"

"Baiklah..." Nao berjalan pelan menuju toilet. Kini keheningan kembali menyelimuti Nanami hingga beberapa detik kemudian Nao kembali ke kamar dan memanggil.

"Nanami-San,itu.... Aku tak bisa menggapai rak nya" Ujar Nao pelan dengan tersenyum malu. Sedangkan Nanami hanya menatap datar.

Terpaksa ikut ke kamar mandi juga membantu Nao mengambil sikat gigi di rak yang bahkan tingginya melebihi Nao.

"Ku pikir kau lebih tinggi" Gumam Nanami.

"Aku memang tinggi! Kau saja yang memasang nya lebih tinggi" Sahut Nao Tiba-tiba dengan cemberut.

"..." Nanami hanya menatap datar walau terlihat ada sedikit senyum di wajahnya. Ia menyodorkam sikat gigi kepada Nao.

"Hey. Ini kasar. Aku tak mau" Ujarnya setelah meraba sikatnya.

"Lalu kau tak sikat gigi?" Nanami sedikit kesal.

"Sikat ini bisa menyakiti gusi ku nanti. Lihatlah,lebih lebar dari mulutku" Nao menunjukkan gigi-gigi nya yang kecil dan rapi dengan matanya yang terlihat membandingkan giginya dan sikat ditangannya.

Diam-diam Nanami menutup senyumnya dengan tangannya dan berpaling.
"Terserah kau mau pakai atau tidak. Asalkan sekarang kau mandi. Aku tak mau tidur dengan orang yang bau" Ujarnya dengan berjalan keluar kamar mandi.

"Haahh...? Apa aku se-bau itu?" Gumam Nao dengan menciumi ketiak dan lengannya.

Kembali ke kamar dengan wajah yang mulai memerah dan keringat yang membasahi tubuhnya. Deru nafas yang tak beraturan,dada sesak dan hasrat seksual yang kembali ia rasakan mulai bergejolak seakan mendorongnya untuk melakukan hal buruk. Dengan gusar ia membuka laci pertama pada meja didekatnya. Di ambilnya botol obat lalu menelan beberapa obat sekaligus dengan seteguk air. Seketika rasa lega memenuhinya.

Dangerous TimeWhere stories live. Discover now