0. Mimpi Dari Semesta

157 26 1
                                    

"Ibu apakah aku berhasil melaksanakan tugas ku? Apakah aku sudah memenuhi tanggung jawab ku?"

"Kau melaksanakannya dengan baik, Kyojurou. Terima kasih banyak."

Kyojurou mulai tersadar ketika lagi lagi suara halus dari sang ibunda menjawab pertanyaannya. Sebuah kelegaan tergambar jelas diwajahnya kala membayangkan wajah sang ibu yang tersenyum lembut sambil memeluknya.

'Aku berhasil, ibunda terima kasih banyak.'

Air mata mulai menetes turun dari pelupuk matanya yang masih terpejam. Tak pernah menyangka bahwa pada akhirnya ia bisa menuntaskan tugasnya sebagai seorang yang terpilih untuk membantu mereka yang lemah. Gejolak emosi antara kelegaan, rindu, senang, dan sedikit kesedihan bergemuruh dalam dada seorang hashira bara itu. Meskipun tidak berhasil membunuh Akaza, paling tidak ia telah memenuhi janjinya untuk tidak membiarkan seorang pun meninggal dalam insiden Kereta Tak Terbatas.

Ah iya benar juga, ingatan Kyojurou kembali ke masa masa yang lalu. Saat terakhir kali ia kewalahan melawan Akaza, fajar menyingsing dan berakhir dengan kekalahannya karena gagal mencegah Akaza melarikan diri. Tidak, Kyojurou salah. Benar seperti yang dikatakan Tanjirou, ia tidaklah kalah hari itu. Ia yang berhasil berdiri hingga akhir dan melindungi semuanya adalah pemenang yang sesungguhnya. Benar juga, kira kira sudah berapa lama sejak kejadian itu terjadi? Bagaimana dengan kabar Tanjirou dan yang lainnya? Bagaimana dirinya sendiri berakhir hari itu dan ada dimana ia saat ini?

Matanya yang sempat terpejam kala mengingat memori sebelum ia gugur, kini terbuka. Menyapu sekitar dan mendapati putih disegala penjuru. Ia berdiri disebuah tempat kosong tanpa ada apapun disekitarnya kecuali putih penuh kehampaan. Neraka? Ia rasa bukan, jika memang ia harus terbakar di neraka karena dosa dosanya, kiranya bukan seperti ini harusnya pemandangan neraka yang akan ia temui. Lalu apakah ini surga? Tapi kenapa tidak ada apapun disini? Kyojurou selama ini selalu meyakini bahwa surga adalah tempat yang menyenangkan dan bukannya suatu tempat yang hampa dan kosong seperti.

"Kau sudah melakukan banyak hal baik Kyojurou." sebuah suara tiba-tiba saja berbisik di telinganya. Saat ia mencoba menatap sekeliling, akhirnya ia dapat melihat sosok lain di belakangnya yang sedang berdiri menatapnya sambil tersenyum lembut. Kyojurou tidak mengenal siapa sosok dihadapannya, namun dapat ia rasakan sosok ini memiliki aura yang bahkan lebih lembut dari Oyakata-sama. Kyojurou otomatis berlutut untuk memberi hormat. Sebuah gesture yang sudah menjadi kebiasaannya kala bertemu dengan orang yang sangat ia hormati. Dan secara misterius ntah mengapa sosok ini mampu membuat Kyojurou melakukan hal serupa untuknya.

"Melindungi mereka yang lemah sudah menjadi tugas saya sebagai orang yang diberikan kelebihan oleh semesta." jawab Kyojurou.

Sosok tadi tersenyum, mendapati kemurnian hati seorang Rengoku Kyojurou begitu teguh hingga akhir.

"Kau benar, dan tentunya sebagai sosok yang telah melaksanakan tugas mu dengan baik. Semesta harus memberikan mu penghargaan yang pantas." kata kata dari sosok itu, cukup untuk membuat seorang Kyojurou gemetar. Jika dugaannya tidak salah, maka mungkin sosok dihadapannya adalah semesta itu sendiri, dewa yang menjadi pemilik dari seisi langit dan bumi.

"Tempat mu bersama dengan ibunda mu adalah penghargaan terbaik yang bisa kuberikan untukmu, namun Kyojurou..." ucapan sosok itu menggantung sesaat.  Membuat Kyojurou yang tadinya hanya tertunduk mendengarkan, mengangkat kepalanya dan menatap penasaran sosok tersebut.

Tempat bersama ibunda yang dimaksudnya, mungkin adalah gambar surga yang selama Kyojurou sangka. Namun kalimat sosok itu belum selesai. Apa yang ingin dikatakannya?

"Namun Kyojurou, diperjalanan mu saat pergi menuju tempat ibundamu, aku menerima banyak sekali doa yang tak pernah putus. Doa dari orang orang yang pernah kau selamat kan semasa hidup mu. Meskipun aku tahu kau sudah cukup puas dan bahagia dengan semua yang telah terjadi di kehidupan mu, aku tetap tidak bisa mengabaikan doa doa mereka. Ada banyak sekali doa yang meminta kau untuk diselamatkan dan diberi kesempatan untuk sekali lagi merasakan kebahagiaan di dunia."

Kyojurou kehabisan kata kata ketika mendengar ujaran dari sosok dihadapannya. Tak pernah menyangka ada begitu banyak orang yang berterima kasih padanya hingga semesta mendengar doa doa mereka.

"Aku ingin memberikan mu sebaik baiknya tempat dimana kau bisa beristirahat dengan tenang dan tak perlu lagi merasakan sakit ataupun penderitaan. Namun doa doa itu tak pernah berhenti datang, untuk itulah Kyojurou. Aku ingin bertanya satu hal kepada mu. Jika diberikan kesempatan kedua apakah kau mau kembali ke dunia ini sekali lagi? Atau kau ingin mengakhiri semuanya untuk pergi dan beristirahat dengan tenang?"

Demi lusinan mangkuk ramen yang biasa dihabiskan Kanroji. Kyojurou tak pernah menyangka akan mendapatkan sebuah tawaran yang begitu mulia dari semesta di hadapan nya. Kepala laki-laki itu lantas bergerak turun menyentuh dasar pijakan ketika ia mengubah posisinya menjadi bersujud.

"Kemurahan hatimu sungguh tak terhingga. Aku tidak lebih dari salah satu pendosa dimuka bumi, kasihmu sungguh tak terkira dengan memberikan ku sebuah kesempatan yang amat mulia." ucap Kyojurou.

Sosok tadi, tersenyum sekali lagi, "Tidak apa apa Kyojurou angkat kepala mu. Kau pantas menerimanya."

Kyojurou kemudian bangun dengan sedikit ragu dan kembali menatap sosok dihadapannya.

"Jawaban mu Kyojurou... Waktu kita tidak banyak."

Sejenak Kyojurou memikirkan jawaban terbaik yang bisa ia berikan sebelum akhirnya ia kembali bersuara. "Jika... Jika saya diberi kesempatan kembali ke dunia dan menyelamatkan lebih banyak nyawa setelah reinkarnasi, saya akan sangat berterima kasih."  begitulah kira kira jawaban dari seorang Kyojurou.

"Ini bukanlah reinkarnasi Kyojurou. Aku akan mengembalikan mu ke dunia sebagai sosok Rengoku Kyojurou yang selama ini dikenal oleh orang. Aku mengembalikan mu, kembali menjadi sosok Hashira bara yang akan berjuang sekali lagi melawan para iblis. Penderitaan mu akan kembali berlanjut apa kau tidak keberatan?"

Seulas senyum terukir dibibir Kyojurou. Itu artinya ia bisa kembali bertemu dengan teman teman lamanya, ia bisa kembali pulang ke rumah dan kembali menyelamatkan banyak orang dari serangan para iblis lagi, seperti dulu. Beristirahat dan kembali bersama dalam pelukan sang ibu mungkin akan menjadi hal yang melegakan. Namun bila diberi kesempatan kedua untuk menuntaskan kembali tugasnya yang belum terselesaikan dengan baik tentu saja Kyojurou juga tidak akan menolak. Masih ada banyak hal yang ini ia tuntaskan sebelum pergi menghadap ibunya dengan bangga.

"Aku tidak keberatan. Sama sekali tidak." jawab Kyojurou lantang.

Semesta sekali tersenyum dengan jawaban Kyojurou, "Aku mengerti, namun ada satu syarat yang harus kau penuhi jika kau benar benar ingin kembali ke dunia. Apa kau sanggup menerima syarat tersebut?"

Sebuah anggukan mantap menjadi jawaban atas kesungguhan Kyojurou. Syarat yang diterimanya bukanlah suatu hal yang sulit jadi Kyojurou tanpa perlu pikir panjang langsung mengiyakan.

Beberapa menit setelahnya Kyojurou kemudian merasakan rasa kantuk yang amat hebat menyerang kepalanya. Rasanya sangat berat hingga akhirnya ia terjatuh dan kehilangan kesadarannya.

Second Change [Rengoku x OC] Where stories live. Discover now