1. Kediaman Kupu-kupu

124 25 4
                                    

Kyojurou membuka matanya dan terbangun di atas sebuah kasur yang hangat. Matanya menelisik lingkungan sekitar. Langit langit tempat ini tampak tidak asing, aroma obat obatan dan kicau burung ditempat ini juga terasa sangat familier. Jika tidak salah mengira, mungkin tempat ini adalah...

"Rengoku-san!! Kau akhirnya bangun juga." suara ini, tidak salah lagi. Kochou Shinobu. Ia pasti ada di kediaman kupu-kupu.

"Ko-kochou-san?" panggilnya terbata bata.

"Ah sudah diam dulu. Aku akan memeriksa keadaan mu terlebih dahulu oke jangan banyak bicara dan bergerak dulu badan mu masih penuh luka."

Kyojurou masih merasa kesulitan mencerna situasi. Seingatnya tadi, ia telah melalui mimpi indah yang sangat panjang. Di mimpi itu ia bahkan tak merasakan sedikitpun rasa sakit. Namun saat ia terbangun, rasa sakit yang luar biasa tiba tiba saja menjalar dengan cepat keseluruhan tubuhnya. Rasa menusuk dan perih akibat luka terasa dimana mana. Belum lagi pandangannya juga terasa sangat buram karena sebelah matanya ditutupi perban.

Sementara Shinobu memeriksa keadaannya Kyojurou berusaha mencerna apa yang terjadi sebelum ini. Hanya satu nama yang muncul dibenaknya saat itu, Akaza. Benar, ia sebelumnya sedang berada dalam misi Kereta tak terbatas bersama 3 junior nya. Apa yang terjadi sekarang?

"Nah Rengoku-san apa yang kau rasakan saat ini?" tanya Shinobu.

Kyojurou memang bukan tipikal orang yang bisa bicara santai, namun dengan kondisinya yang kurang bagus saat ini, sepertinya ia cukup pintar untuk menghemat energinya dan bicara dengan nada pelan "Sakit. Badan ku sakit semua. Pandangan mata ku buram dan aku sedikit mual."

"Hm Hm mungkin itu efek obatnya. Lukanya mungkin masih memerlukan lama untuk sembuh sepenuhnya tapi kurasa sejauh ini kondisi mu sudah sangat membaik. Ya ampun sebulan terakhir kau tidak sadarkan diri aku dan yang lain nyaris seperti orang gila. Untunglah kini kau sadar dan menunjukan tanda tanda kemajuan yang bagus." Shinobu meletakkan stetoskop yang barusan menggantung di telinganya itu, kemudian mencatat beberapa hal ke dalam jurnal nya.

Kyojurou tersenyum mendengar hal itu.

"Tanjirou, Inosuke, dan Zenitsu baru sejam yang lalu keluar dari ruangan ini. Mereka bertiga rajin sekali mengunjungi mu setiap hari. Mendapati kabar kau sudah siuman pasti semuanya senang. Tunggulah akan kusampaikan kabar ini padahal yang lainnya."

"Uh, ano... Kochou-san. Tentang insiden kemarin..."

Tipikal Rengoku sekali, seburuk apapun kondisinya ia pasti lebih mengkhawatirkan orang lain. Shinobu tersenyum, kemudian memberikan jawabannya "Jangan khawatir kau melaksanakan tugas mu dengan baik. Satu satunya korban yang berada diambang kematian hanya kau seorang Rengoku-san. Jadi berjuanglah."

Puluhan beban berat dipunggungnya terangkat seketika. Ia berhasil. Semua orang selamat. Hatinya bahkan terasa sangat hangat mendengar tiga junior nya selamat dan selalu menunggunya untuk kembali sadar. Beberapa menit sejak Shinobu pergi 3 orang junior kesayangan Kyojurou itu langsung lari terbirit birit sambil menangis. Ketiganya merasa sangat khawatir dan merasa bersalah karena gagal membantu Kyojurou saat melawan Akaza.

"Huaaa Rengoku-san. Aku benar benar minta maaf, aku sangat lemah dan tidak bisa melakukan apapun saat itu. Syukurlah kau sadar, syukurlah!!" ditepian ranjang sebelah kanannya Tanjirou menangis sangat keras. Padahal Kyojurou rasa melindungi mereka bertiga memang sudah menjadi tanggung jawabnya sebagai seorang Hashira dan bukan salah Tanjirou juga ia berakhir babak belur begini.

Rengoku mengusap kepala Tanjirou dengan lembut "Tidak apa apa, Kamado-shounen. Kelemahan ku menjadi tanggung jawab ku sendiri. Kalian sudah melakukan yang terbaik. Aku bangga dengan kalian semua. Luka tusuk mu bagaimana?" tanya Kyojurou.

Tanjirou sambil sesekali menyedot ingus nya masuk menjawab ditengah tengah tangisan ya,"Aku baik baik saja, aku sudah mulai pulih. Nezuko juga baik." jawab Tanjirou. Syukurlah. Hanya itu hal yang bisa Kyojurou gumamkan dalam hatinya.

Dari ujung kasurnya, terlihat Inosuke yang kasak kusuk mencoba menarik atensi Kyojurou, "Aniki!! Setelah kau kembali sehat kumohon latih lah kami agar lebih kuat lagi. Kami tidak ingin terus menjadi beban karena lemah!!" Inosuke tanpa diduga berucap sopan padanya dan meminta ia melatih mereka bertiga seperti janji awalnya.

"Hm, persiapkan lah diri kalian. Latihan bersama ku akan sangat keras!! Kita akan menjadi lebih kuat bersama sama!!" jeritan semangat Inosuke menggema bersama tangisannya. Ia mungkin kurang bisa mengekspresikan rasa sayangnya tapi Kyojurou tau, ia pasti sangat senang.

Disisi kiri ranjangnya, Zenitsu juga sudah menangis sedari tadi. Ia tak henti hentinya merasa sedih dan takut melihat semua perban dibadan Kyojurou. "Rengoku-san terima kasih banyak atas semua bantuannya di Kereta kemarin. Jika bukan karena Rengoku-san aku pasti sudah mati. Terima kasih juga sudah menyelamatkan Nezuko-chan. Aku berhutang banyak padamu."

Tepukan lembut dari lengan Kyojurou yang masih dibalut kasa, mendarat di kepala Zenitsu." Kau dan yang lainnya, semua telah membuat ku bangga. Semua telah bekerja dengan sangat baik. Namun yang terpenting aku sangat berterima kasih, kalian juga berhasil melindungi diri kalian sampai akhir. Bergembira lah."

Suasana hangat tak henti hentinya menyelimuti ruangan Kyojurou hari itu. Usai tiga juniornya kembali ke kamar mereka, para Hashira juga datang menjenguknya secara bergantian. Semua sama senangnya mendapati Rengoku Kyojurou sang Hashira bara akhirnya kembali sadar setelah sebulan lamanya koma.

Cidera yang di alaminya terbilang cukup fatal. Ada banyak luka sayatan dan memar hampir di sekujur tubuhnya, cidera organ dalam, luka dimata kirinya, dan sebuah luka sobekan besar di perutnya. Tanjirou berkata, sebelumnya saat itu Akaza bahkan hampir saja melubangi perutnya. Jika saja matahari tidak bergerak naik begitu cepatnya, Akaza mungkin sudah melubangi perutnya saat ini, begitu cerita dari Tanjirou. Kyojurou sendiri sedikit lupa dengan peristiwa itu, mungkin saking lamanya ia tertidur. Dan untung saja, pada akhirnya Shinobu dapat menyelamatkan nyawanya.

Semua yang telah di laluinya terasa seperti mimpi.

Second Change [Rengoku x OC] Where stories live. Discover now