23

14K 547 1
                                    

Gina sudah datang ke rumah milik langit untuk menyambut kepulangan anak dan menantunya pulang,ibu dua anak itu tak lupa membawa 2 orang pembantu untuk membereskan rumah sang putra.

Entah kenapa hatinya sebahagia ini, apa lagi mendengar ocehan dari Zela yang mengatakan bahwa uncle langit akan pulang membawa bayi.
Ah rasanya gina sudah tak sabar mendengar kabar bahagia itu.

Deru mesin mobil memasuki halaman rumah dengan senyum di bibirnya gina menyambut kedatangan sepasang suami istri ini.

" Assalamualaikum bunda " sapa Nara terkejut karena gina menyambut kepulangan nya,Nara langsung menyalami tangan sang mertua tak lupa memeluk nya.

" Walaikum salam, mantu bunda yang cantik "

" Loh bunda kok di sini? " Tanya langit, gina tak peduli dia memilih menggandeng tangan Nara untuk masuk ke dalam rumah.

" Ck . . Yang anak siapa yang di gandeng siapa " gerutu langit, yang mengekori dua perempuan kesayangannya.

" Mau makan bunda udah siapin makan "

" Kok ngerepotin sih bund harusnya Nara yang masak buat Bunda,kok malah bunda sih " Nara merasa tak enak setiap gina berkunjung ke rumahnya pasti gina yang mengambil alih pekerjaan dapur.

" Alah kamu ini kaya sama siapa ajah,sih nak? Bunda kan bunda kalian jadi wajar seorang ibu masak buat anak sama mantunya lagian bunda gak sendirian di bantu bi Sumi sama Ijah di belakang " jelas gina membelai sayang rambut Nara, bibirnya tersenyum tak sengaja melihat beberapa tanda kemerah-merahan di leher sang menantu.

Like father like son, sama-sama ganas batin gina.

" Ra boleh bunda tanya? "

" Boleh kok Bun? Kenapa " Nara memperhatikan wajah gina yang tampak serius.

" Kalian kapan akan melakukan resepsi, Nara kan tahu papa sama mas langit itu pengusaha biar semua kolega bisnis papa dan mas gak berpikir macam-macam soal mas langit yang belum menikah apa lagi tiba-tiba di kabarkan memiliki hubungan tanpa status? Ya walaupun pernikahan kalian sah di mata agama dan hukum tapi, publik belum tahu status mas langit yang sudah memiliki istri yang secantik ini " jelas gina yang mengangkat wajah Nara untuk menatap ke arahnya.

" Bun, kan ini pernah Nara bicarakan sebelum kami menikah? Toh langit setuju-setuju ajah " bela langit yang tak mau Nara bersedih.

" Bukan begitu Lang, kamu tahu kan hukum bisnis?mereka akan menukar saham dengan sebuah pernikahan "

Deg

Nara langsung mentap langit,langit yang di tatap seperti itu menggelengkan kepala.

" Maafkan bunda sayang, tapi bunda ingin pernikahan ini secepatnya di publikasikan,bunda gak ingin pernikahan kalian di terpa angin "

Setelah berbincang dan makan bersama gina pamit pulang ke rumahnya.tak lupa membawa oleh-oleh yang langit dan Nara beli untuk sang bunda.

Sedangkan Nara langsung membersihkan dirinya,tak butuh waktu lama sekitar 20 menit Nara sudah rapi dengan dress berwarna navy. Nara juga tak lupa sedikit memanut dirinya di cermin.

" Maaf pin kata-kata bunda yah " kata langit yang memeluk Nara dari belakang.

" Kenapa harus minta maaf,bunda gak salah kok mas! Harus nya Nara yang bilang gitu sama mas,maaf pin Nara yah " Nara membalikkan tubuhnya menghadap langit dia mengalungkan tangannya di leher sang suami.

" Mas enggak masalah ,toh kamu istri mas sekarang gak akan ada yang bisa geser posisi kamu di hati mas "
Ucap langit memandang wajah cantik Nara.
Nara bisa merasakan detak jantung langit yang sedikit kencang ketika kepalanya dia sandarkan di dada bidang sang suami.

" Mas " lirih Nara " apa seumur hidup  detak nya akan sama saat bersama Nara " ucap Nara yang membentuk garis abstrak di dada bidang sebelah kiri langit.

" Pasti detak ini akan selalu sama, saat bersama kamu mau itu sekarang atau nanti " langit mengecup pucuk kepala Nara rasa cintanya begitu membuncah kepada Dinara, wajah Nara bersemu langit begitu manis baginya tidak salah dia telah menjatuhkan hati pada suaminya ini.

" I Love you blue sky "

" I love you to "


•••

Langit hanya mengantar Nara di depan Antero cafe, yang akan bertemu ketiga sahabatnya.

" Maaf nunggu lama " Nara meletakan 3 paper bag bertuliskan Maladewa di atas meja,wajah ketiga orang itu berbinar senang jarang-jarang ketiganya mendapatkan oleh-oleh bulan madu.

" Wih . . Bau-bau barang branded " ucap Rena yang sudah familiar dengan barang-barang mewah " Ra ini Serius Lo beli buat kita? " Tanya Rena, yang membuat Nara dan 2 laki-laki itu melihat.

" Emang apa? Gue gak tau isinya apa " ucap dinara,dia belum sempat melihat isi oleh-oleh yang di beli suaminya.

" Emang yang beli siapa "

" Mas langit "

" Ais . . Sekarang panggilannya mas bukan pak langit atau langit biru " ejek Leo,Nara langsung menggeplak tangan Milik Leo.

" Berisik "

" Cie . . Jadi bucinya pak langit "

Nara tak menghiraukan Leo yang masih meledeknya " ih . . Kok gue jadi pengen pergi ke sana yah Ra? Tapi sama siapa, .

" Ya sama suami Lo lah re, masa Lo mau honeymoon sendiri gak asik lah Nara ajah pergi sama pak langit "

" Iya . . Juga ya nanti ajah lah gue pikirin "

Ke empatnya langsung larut dalam obrolan, seperti biasa Dewo yang akan mendominasi obrolan ini entah apa yang bisa membuat mereka bisa bersama ke empatnya bukan berasal dari kota yang sama tapi,mereka memiliki tali persahabatan yang kuat.
Bahkan Dinara bersyukur bisa di pertemuan dengan Ketiganya,teman yang saling melengkapi satu sama lain.





TBC





Jangan lupa follow vote and comen ❤️

The Wedding DinaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang