13. Kesalahan dan Kenyataan

63 17 28
                                    



Setelah pertemuan tidak terduga Cahaya dengan Hendra hubungan mereka sedikit membaik, tetapi bukan berarti kembali bersama. Cahaya yakin orang tua Hendra tidak akan merestui mereka. Dia tidak mau lagi jika harus berhadapan dengan keluarga mantan kekasihnya itu. Untuk saat ini cukup dia menganggap Hendra sebagai teman tidak lebih.

Sebuah pesan masuk ke ponsel Cahaya, nama sang mantan tertera di sana.

Hendra:

"Aya, hari ini aku masih di Magelang sampai lusa, boleh aku mampir ke rumah Mas Langit?"

Aya membaca pesan itu tetapi dia tidak berani membalas untuk memperbolehkan atau menolak. Jika menuruti kata hatinya pasti dia akan segera membalas  dengan kata "iya boleh". Namun, sekarang dia berada di rumah Langit jadi tidak bisa seenak hatinya menerima tamu, apalagi terlihat kalau kakaknya tidak menyukai keberadaan Hendra kemarin.

Cahaya:

"Aku tanya Mas Langit dulu ya?"

Tidak berapa lama kembali balasan dari mantan kekasihnya itu masuk.

Hendra:

"Oke, Ay."

Cahaya masih memandangi layar ponselnya sehingga dia tidak menyadari kehadiran Langit yang kini telah duduk di sampingnya

"Kenapa Ay, kok hpnya dilihatin terus?"

"Lho Mas, kok tiba-tiba udah ada di sini?" kaget Cahaya.

"Kamu dari tadi  ngeliatin hp melulu, sampai gak lihat Mas dateng." Langit berkata sambil menyentil kening sang adik.

"Aduh, sakit Mas! Siapa juga yang lihat hp terus," gerutu Cahaya.

"Buktinya kamu kaget," ejek Langit.

Cahaya hanya memanyunkan bibirnya sebagai tanda tidak setuju dengan tuduhan Langit.

"Mas, kalau Hendra mau ke sini boleh nggak?" Hati-hati dia bertanya.

"Mau apa?"

"Ya mana Aya tau, mau main aja paling." Cahaya mencoba santai menjawab pertanyaan kakaknya.

"Kapan?"

"Katanya dia sampai lusa di Magelang,  jadi terserah Mas bolehnya kapan?" papar Aya.

"Kalau mau nanti malam." 

Jawaban Langit membuat dia sedikit kaget, tidak menyangka kakaknya itu mengijinkan Hendra datang.

Segera dia kirimkan pesan kepada orang yang sampai saat ini masih ada di hatinya jika sang kakak mengijinkan dia datang kerumah  nanti malam. 

***

Sesuai dengan janji, Hendra datang  pada malam harinya. Langit menduga lelaki itu mempunyai maksud tertentu, sebagai sesama lelaki tentu dia paham dengan hal semacam ini. Dia tidak ingin adiknya terjebak dalam hubungan yang tidak jelas kemana ujungnya. Malam ini dia akan memastikan apa tujuan lelaki itu.  Jika benar ingin menjalin hubungan lagi dengan adiknya maka Hendra harus berani menjamin bahwa kedua orang tuanya bisa menerima Cahaya lengkap dengan masa lalunya.

Setelah berbasa-basi sejenak, Langit meminta Cahaya untuk masuk ke dalam karena ada yang harus dibicarakan dengan Hendra.

"Hendra, saya tidak mau banyak basa-basi. Tujuan kamu mendekati Aya lagi untuk apa?" tanya Langit.

"Saya ingin menjalin hubungan kembali dengan dia, Mas."

"Bukankah sudah jelas apa yang menjadi alasan kalian berpisah?"

Sebait Asa Di Ujung Senja ( Sudah Terbit)Where stories live. Discover now