3.

588 58 3
                                    

Senin, 14 Juli

Sepulang sekolah, halaman sekolah SMP-SMA Eno 48 Jakarta nampak ramai karena ekskul Basket sedang berlatih. Memang sih biasanya mereka hanya latihan di hari Sabtu, tapi mereka sedang latihan intensif untuk mengembalikan kebugaran para pemain setelah libur sekolah.

Bukan hanya murid yang menjadi anggota ekskul Basket atau mereka yang berkepentingan saja yang ada di halaman sekolah ini, tapi beberapa murid yang datang untuk sekadar melihat atau bahkan mereka yang modus menonton anggota tim Basket juga nampak antusias.

"Eh ini kita jadi kan ya langsung ke tempat Oniel sama Adel?" tanya Mira seraya membereskan perlengkapan latihan Basketnya.

"Jadilah Mir, pake nanya segala lu!" celetuk Lulu.

"Oh iya gue mau nanya deh, ini beneran rumah mereka berdua di kompleks Royal Himawari?"

"Bener kok kak, Adel juga ngirimnya alamat yang sama." jelas Flora yang juga sedang membereskan perlengkapannya.

"Iya kak bener." tambah Olla.

"Oh oke kalo gitu. Gue mau nanya Oniel pas kelas tadi gak enak soalnya." ucap Mira.

Memang Mira sedikit ragu ketika Oniel memberikan alamat rumahnya. Maklum saja, kompleks Royal Himawari adalah termasuk kompleks perumahan yang cukup elit, dan Mira menilai Oniel bukanlah orang yang terlihat seperti itu. Ya tapi seperti kata pepatah, jangan lihat buku dari harganya, eh maksudnya sampulnya.

Setelah beres, keempat gadis itu langsung menuju ke kediaman Oniel dan Adel. Mereka datang untuk memenuhi undangan merayakan ulangtahun Adel. Tidak butuh waktu lama bagi mereka yang mengendarai sepeda untuk sampai ke tempat itu.

"Selamat sore neng, ada perlu apa ya?" ucap seorang Satpam yang muncul setelah Mira memencet bel di pagar rumah yang dimaksud.

"Gini pak, ini beneran rumahnya Oniel sama Adel?" tanya Mira.

"Maaf, neng siapa ya?" tanya Satpam itu lagi.

"Saya Mira, dan mereka ini Lulu, Olla, sama Flora. Kami ke sini karena di undang sama Oniel dan Adel."

"Oh iya bener, Non. Non-non semua sudah ditunggu non Oniel sama non Adel di dalem." ucap Bapak Satpam tersebut seraya membuka pagar rumah itu.

"Lah kalo udah tau kenapa pake nanya segala sih pak!" celetuk Olla.

"Maaf non, bapak cuma mau mastiin saja, siapa tau ada yang ngaku-ngaku kan." jelas Bapak Satpam. "Silahkan non masuk saja."

"Terimakasih pak." ucap Mira seraya memasuki halaman rumah itu.

Baik Mira, Lulu, Flora, ataupun Olla merasa takjub dengan kediaman temannya itu. Tidak terasa mewah seperti layaknya kastil megah sih, hanya 3 tingkat saja. Bahkan untuk ukuran, rumah Mira dan rumah Olla pun tidak terlalu kalah besar.

Namun yang membuat mereka kagum adalah halaman depan rumah yang luas, kira-kira bisa dibuat sebuah lapangan futsal dan 2 lapangan bulutangkis, lengkap dengan bangku penontonnya. Di halaman tersebut ada sebuah pohon besar dan beberapa potong papan kayu, sepertinya rumah itu masih dalam rencana renovasi. Tak jauh dari pohon besar itu, ada sebuah Gazebo yang lumayan besar dan terlihat nyaman dan asri sekali.

Saat keempatnya sudah berada di depan pintu rumah itu, mereka disambut oleh seorang Asisten Rumah Tangga yang langsung membawa mereka masuk.

"Ah akhirnya kalian datang juga." sambut Oniel yang terlihat sedang sibuk menata makanan.

"Gila, rumah lo kece banget Niel." puji Mira.

"Hehe makasih."

"Gue gak ngira ternyata lo tajir ya."

Ti Voglio BeneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang