32. NEW STORY

3K 299 102
                                    

Historia merasakan hembusan angin menerpa rambutnya.
Kini gadis itu tengah berada dalam perjalanan pulang ke rumah keluarga Sano bersama dengan Mikey tentunya.
Mengeratkan pelukannya pada perut lelaki yang kini memboncengnya, Historia jadi teringat saat pertama kali dia tiba di dunia ini.
Waktu itu Mikey juga membawanya seperti ini.
Rasanya seperti memutar kembali waktu ke masalalu.

'Sudah berapa lama ya sejak kejadian itu ?' Tanya Historia dalam hati.
Gadis itu menyenderkan kepalanya pada punggung tegap Mikey, Historia mulai memejamkan mata.
Perjalanan dari Roppongi ke tempat ini cukup menguras tenaganya.

"Kita sudah sampai." Ucap Mikey menyadarkan Historia dari tidur ayamnya.

"Oh, ya." Historia mulai membuka matanya. Hal yang pertama kali di lihatnya adalah Ema dan Tuan Sano yang menunggunya di teras depan.
Kedua orang itu tampak tersenyum senang menyambut kedatangannya.
Omong-omong soal tuan Sano Mikey sudah memperingatkan Historia sebelumnya bahwa lelaki tua itu sama sekali tidak di beritahu mengenai dia yang menghilang begitu saja entah kemana.
Jadi Historia sudah bersiap dengan kebohongannya.

'Oh tuhan, biarkan aku menjadi anak durhaka sekali saja.' Begitulah Batin Historia saat turun dari motor Mikey dan berjalan menghampiri tuan Sano dan Ema di depan sana.

"Aku pulang." Sapa Historia dengan senyuman hangatnya.

"Selamat datang kembali." Ema memeluknya erat. Historia paham betul gadis itu juga berusaha untuk terlihat biasa saja di depan satu-satunya orang tua diantara mereka.
Mereka semua sedang menjadi anak durhaka sekarang.

"Ema... Aku belikan sesuatu untuk hadiah ulang tahunmu. Maaf terlambat memberikannya." Ujar Historia saat Ema melepaskan pelukannya.
Ema menggelengkan kepalanya perlahan pertanda bahwa gadis itu sama sekali tidak keberatan.

"Tidak masalah." Ema tersenyum manis seperti biasanya.

"Apa kau bawa sesuatu untukku juga ?" Tanya Mikey yang kini berada tepat di belakang Historia. Di tangannya terdapat sebuah tas yang sebelumnya Historia bawa.

"Tidak tuh." Jawab Historia dengan kejamnya.

"Hei, itu tidak adil kan. Masa hanya untuk Ema !" Mikey terdengar protes setelahnya.

"Bicaranya nanti saja. Masuklah, hari sudah malam." Tuan Sano menyela pertengkaran kecil diantara mereka. Lelaki tua itu juga memberikan senyum hangatnya untuk Historia.

"Kau pasti lelah, makan dan beristirahatlah." Lanjut tuan Sano kemudian pergi mendahului masuk ke dalam rumah.

Historia tertegun saat mendengarnya.
Hatinya menghangat.
Hal seperti ini tidak pernah ada dalam kehidupannya sebelumnya.
Dia hidup sendiri tanpa keluarga ataupun sanak saudara.
Jadi tidak pernah ada yang menyambutnya saat dia kembali pada tempat yang dia sebut sebagai rumahnya.
Tidak pernah ada yang memberikan senyum hangat untuknya ataupun yang memeluknya seperti yang Ema lakukan padanya.
Tidak pernah ada yang perhatian padanya seperti apa yang tuan Sano lakukan terhadapnya.
Tidak pernah ada yang merindukannya seperti apa yang Mikey rasakan padanya.

Historia tidak menyesal.
Sebaliknya, dia merasa bersyukur karena terlempar ke tempat ini dan ada diantara mereka.
Kini dia memiliki kembali apa yang sempat hilang dalam kehidupannya.
Sebuah keluarga yang sudah lama di rindukannya.

"Historia ?" Mikey menegurnya karena Historia yang hanya diam terpaku di tempatnya.

"Ya ?" Historia tersadar dari lamunan panjangnya.

"Kenapa diam saja ? Ayo masuk." Ema berada di sampingnya. Gadis itu memeluk erat lengannya dan tersenyum manis kepadanya.

'Perasaan ini juga masih sama.' Batin Historia menatap kedua saudara itu dengan mata teduhnya.

OUR HISTORIA [ TOKYO REVENGERS X READERS ]Where stories live. Discover now