OUR HISTORIA [ TOKYO REVENGERS X READERS ]

33. NEW WORLD

Hari ini Historia berpenampilan lebih feminim dari biasanya.
Gadis itu memakai kembali seragam sekolah yang dulu pernah di pakainya saat pertama kali sampai ke dunia antah berantah ini.
Gadis itu terlihat manis dengan rambut di ikat sempurna.
Beberapa pengunjung perpustakaan sampai menoleh dua kali saat berpapasan dengan Historia yang kini asik dengan buku-buku di tangannya.

'Tapi bisa-bisanya dengan penampilan seperti itu sama sekali tidak ada yang berubah dengan sikapnya.'

Kokonoi Hajime.
Pemuda bermata sipit itu melipat tangannya di dada sambil bersandar pada rak buku di sampingnya.
Kepalanya mendonggak ke atas menatap Historia yang kini juga tengah menatapnya.
Beberapa menit yang lalu gadis itu menyadari kehadirannya di bawah sana.
Historia sendiri sedang menaiki sebuah tangga, mencoba menjangkau sebuah buku di atas sana tapi yang lebih membuat Koko tidak habis pikir adalah sepatu hak tinggi yang masih terpasang apik di kakinya.

(Ilustrasi.)

"Apa yang sedang kau lakukan di atas sana ? Jika menaiki tangga dengan menggunakan rok pendek seperti itu, seseorang dapat mengintip celana dalam mu." Ujar Koko setengah bercanda sebenarnya akan tetapi Historia dengan serius menanggapinya.

Sang pemilik netra permata tersentak kaget mendengar perkataannya.
Gadis itu dengan terburu-buru menuruni tangga tanpa memperhatikan pijakannya hingga kemudian kakinya tergelincir dan jatuh menimpa Koko yang berada tepat di bawahnya.

"Kyaaaaaa..... Minggir !!!" Historia menjerit saat tubuhnya mulai limbung dan jatuh dari atas sana. Koko sendiri tidak memiliki banyak waktu untuk menghindar atau sekedar menggeser posisinya.

(Koko ; ?!!!!!!!!!)

BRUKKK.

Pada akhirnya Koko harus jatuh terlentang membawa serta tubuh Historia dalam dekapannya.
Beruntungnya, perpustakaan ini memiliki ruangan yang luas dan juga besar.
Di tambah lagi pagi ini tidak banyak pengunjung yang datang sehingga tidak ada yang menyadari keributan yang terjadi diantara mereka.

"A-akh..." Historia meringis nyeri Koko sendiri bernasib serupa.

"Pungungku-" Koko tampak jauh lebih kesakitan daripada Historia mengingat dia harus tertimpa Historia yang terjatuh tepat di atas tubuhnya.
Gadis itu memang tidak obesitas atau sebagainya.
Tapi tetap saja jika harus menerima beban yang datang tiba-tiba seperti itu Koko akan kerepotan juga.