- balas budi

1.2K 205 42
                                    

Semalam rasanya seperti mimpi; bertengkar-ditusuk-dan ia terbangun di rumah sakit. Dokter bilang; pertahanan tubuh yang dimiliki Bintang cukup baik meski dini hari tadi sempat mengalami kritis, tapi setelah dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi. Meski begitu, ia belum diperbolehkan untuk melakukan banyak gerakan sebab lukanya masih basah pun ia belum pulih secara total, katanya akan memerlukan banyak waktu untuk sembuh dan Bintang dianjurkan untuk melakukan bed rest selama beberapa hari bahkan beberapa minggu.

Menghembuskan napas berat—— bagi Bintang kejadian kemarin malam masih terasa tidak nyata, terlebih ketika ia masih diberi kesempatan untuk hidup padahal semalam sudah hampir sekarat. Ya, setidaknya Tuhan masih mendengarkan do'anya meski mengulurkan bantuan lewat sosok yang teramat ia benci; Galaksi. Ada banyak pertanyaan di kepalanya yang tak bisa ia pahami, alasan mengapa Bagas dan Riyan mencelakainya, pun yang utama adalah perasaan aneh apa yang merayapi hatinya sehingga diam-diam ia melirik kanan dan kirinya hanya untuk menemukan entitas Galaksi.

"Bintang tolong. Tolong tetap sadar, gue mohon"

Kalimatnya dengan suara gemetar disertai isak tangis itu terngiang-ngiang di telinganya. Galaksi utarakan permohonan untuk pertama kali dan itu untuk kebaikan Bintang. Terdengar seperti sebuah ilusi semata tapi Bintang mendengarnya dengan jelas, bagaimana si kakak kembar menangis sambil utarakan banyak sekali doa. Lalu, ketika Narendra menyadari kalo Bintang tengah mencari keberadaan Galaksi, ia berkata; "Galaksi nggak ada, semalam bertengkar hebat sama ayah" Rasanya seperti petir dengan sengaja menyambar hatinya. Perasaan sesal dan bersalah silih bergantian memenuhi dadanya hingga terasa begitu menyesakkan.

Lahir sebagai saudara kembar seharusnya membuat keduanya dekat sebab tumbuh dan berkembang bersama bahkan sejak masih menjadi embrio atau janin kecil di dalam perut ibu. Seharusnya begitu. Tapi, sayangnya itu tidak berlaku pada hubungan Galaksi dan Bintang yang malah berakhir buruk, mungkin keduanya pernah dekat saat dulu masih menjadi anak-anak. Tapi seiring keduanya beranjak dewasa, berawal dari kemarahan kecil berkembang menjadi benci dan dari situ semuanya bermula. Pertengkaran, saling menghindari lalu menyalahkan seringkali terjadi dan keluarga menganggapnya hanya sebagai permasalahan kecil dari dua orang anak lelaki yang sama-sama tengah beranjak dewasa. Tidak pernah diperhatikan apalagi ditindak lanjuti dengan serius, sebab ayah sibuk bekerja dan ibu sibuk mengejar karir, kakak-kakak tertua jarang ada di rumah sementara si bungsu juga masih belum mengerti permasalahan yang terjadi.

Semua berjalan begitu saja. Hingga tanpa disadari Bintang kehilangan sosok Galaksi, dan begitu pula sebaliknya. Tidak ada yang peduli; ayah yang bersikap acuh dan ibu yang tidak pernah bertanya, itulah mengapa hubungan keduanya kian memburuk setiap harinya. Hanya saja, ayah yang tidak mengerti keadaan justru membuat keduanya selalu berada di naungan sekolah yang sama bahkan sampai kuliah. Mereka menutup mata bahwa sebenarnya ada benang kebencian tak kasat mata yang sudah mendarah daging pada diri si kembar. Orang dewasa memang terkadang menutup mata dengan apa yang terjadi pada yang lebih kecil; menasehati dengan ringan tanpa menyadari bahwa mungkin akan terjadi hal yang lebih buruk pada permasalahan yang awalnya kecil; contohnya pembunuhan—— bagaimanapun Galaksi dan Bintang pernah berpikir untuk saling membunuh satu sama lain meski tidak pernah dilakukan karena tak sampai hati.

Lalu, kejadian semalam menghapuskan sesuatu dalam dirinya; kemarahan dan perasaan benci yang sempat mengakar dan mengalir deras dalam darahnya tiba-tiba saja menguap bagaikan diterjang angin badai. Diganti sebuah sesak dan sesal yang begitu memenuhi dadanya. Bintang merasa mungkin sudah saatnya ia akhiri sampai disini, meski tak yakin ia dan Galaksi akan sanggup berbaikan setidaknya ia harus membalas budi dengan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi kemarin malam, mungkin dengan begitu ayah akan berhenti menyalahkan Galaksi. Setidaknya begitulah Bintang berterimakasih.

A M E R T AWhere stories live. Discover now