8. I Just Couldn't Save You Tonight. Ardhito Pramono

2.4K 385 79
                                    

Malam ini gue memutuskan untuk tidur di kamar sendiri, pisah ranjang sama R

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini gue memutuskan untuk tidur di kamar sendiri, pisah ranjang sama R.

Ceilah bahasanya, kek udah rumah tangga aja.

Nggak ada tujuan menghindar, cuma kebetulan mama lagi sendirian dirumah, papa dinas luar kota.

Setelah makan malam, gue duduk berdua di ruang tengah, nemenin mama nonton acara masaknya chef Marinka di channel AFN.

"Mamah dulu jaman sekolah pernah dibuli nggak sih karena sahabatan terlalu deket sama mami Vena?" Gue bertanya random, mengajak ngobrol.

Mama menoleh, memandang gue sebentar sebelum kembali ke layar TV.

"Dianggap lesbian maksudnya?" Beliau bertanya sambil fokus sama tante Marinka yang lagi nyebutin bahan-bahan masakan.

"Kind of."

Memandang lagi ke arah gue yang ada disamping, mama menautkan alis.

Beberapa detik kemudian duduk mama ganti posisi madep gue, melupakan chef Marinka yang lagi bikin steak ayam kari sambel rujak.

"Sering banget jaman sekolah dulu. Apalagi kalo abis nolak cowok, pasti mereka langsung bilang gitu."

"Mama lesbi lah sama Vena. Mama nggak doyan cowok, yada..yada..yada." Mama mengenang masa lalu tanpa beban.

"Kalo sekarang?" Gue lanjut bertanya, penasaran.

Mama mengangkat bahu,

"Nggak pernah ada lagi. Dari abis kami nikah dan punya keluarga masing-masing."

"Tapi, julidnya tetep ya orang-orang.." Lanjut beliau.

"Cuma, karena sekarang lagi musim pelakor, jadinya mereka nyinyir sok nasehatin biar mama sama Vena nggak terlalu deket."

"Takutnya ntar papa kegaet sama Vena lah, atau papinya R selingkuh sama mama." 

"But, mama nggak peduli yang kayak begituan. Vena juga. We are best friends. Mama percaya sama dia." Mama berkata tanpa ragu.

Gue mengangguk, salut sama persahabatan kedua nyokap ini. Mereka lebih kayak sodara daripada temen.

Mereka nggak cuma hobi belanja bareng, tapi juga bahu membahu bangun usaha bersama.

"Kenapa tiba-tiba nanya dek? Kamu dibilang homoan sama R?" Mama ganti bertanya sembari mandangin gue, tangan menopang dagu, bertumpu pada sandaran sofa.

Gue menggeleng tak semangat, ragu mau curhat.

"Kalo dibilang homoan, udah sering dari dulu jaman sekolah." Jawab gue seringan mungkin.

"Tapi..?" Mama bertanya menggantung, peka ada hal yang ingin gue sampein tapi nggak yakin.

"Mamah pernah ada rasa beda nggak sama mami Vena selain sebagai sahabat?" Gue bertanya memancing, siapa tau mama pernah mengalami hal yang sama.

-SYMPHONY- (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang