Part 13

3.7K 385 9
                                    

Malam hari keluarga Karan menghabiskan makan malam sendiri. Tadi Aryo mengatakan ia akan pergi ke rumah kenalannya yang juga berada di Bintan. Jadi di sini Karan dan Nalla serta kedua putri mereka. Menikmati suasana makan malam yang unik.

Ada layar tancap di pinggir pantai yang tengah memutarkan film The Jungle Book. Lalu chef yang menampilkan open kitchen. Jadi mereka bisa mengambil makanan dan menikmati makanan sembari menonton film.

Seluruh pengunjung bisa menikmati makan malam mereka sembari duduk di atas tikar pantai dan berkerumun di depan layar besar. Sensasi makan malam yang unik untuk sebagian wisatawan. Apalagi yang membawa anak-anak. Langit malam ini juga cerah, membuat mereka bisa melihat banyak bintang bertaburan serta bulan bersinar terang.

"Dedek kenyang, Mama," ungkap Giva saat Nalla akan kembali menyuapnya.

Mata Giva dan Gaia terfokus pada layar besar yang menampilkan film The Jungle Book. Binatang-binatang yang ada tampak menarik perhatian mereka.

"Habisin, Dek. Adek bilang tadi bisa lho habisin ini. Ayo tanggungjawab," ungkap Nalla pada putrinya.

Jika anak-anak sudah bertemu sesuatu yang sangat menarik, pastilah makanan mereka akan terabaikan. Seperti sekarang Giva yang melupakan makanannya. Melihat itu Karan menarik Giva dan memangku putrinya. Ia juga mengambil piring makan Giva dari Nalla.

"Makan, ya? Nanti Dedek sakit perut," ungkap Karan.

"No, Daddy. No!" tolak Giva lagi.

Nalla menghela nafasnya. Mereka tidak pernah pusing memberi makan Gaia tapi Giva berbeda jauh. "Dek, janji kalau nanti habis, gak usah makan buah lagi. Sayang lho, Dek. Gak boleh buang-buang makanan. Tanggung jawab, ya? Kan tadi Dedek yang bilang mau makan segini," ungkap Nalla.

Giva menatap ibunya. Mata bulat itu seakan meminta kepastian jika sang ibu dapat memegang janjinya.

"Pinky promise?"

Sadar jika putrinya meminta kepastian, Nalla menawarkan jari kelingkingnya. Membuat tautan jari kelingking yang menandakan perjanjian mereka. Jari kelingking mungil Giva bertaut dengan milik Nalla. Membuat Nalla ikut tersenyum.

"Promise, Mama," ujar Giva.

Saat itu Karan mulai menyuap putrinya perlahan. Memastikan Giva akan menghabiskan makan malamnya sambil menikmati tontonan malam mereka.

Jika Nalla dan Karan sibuk memastikan Giva menelan makanannya, Gaia sudah berjalan ke sana kemari mencari makanan yang bisa ia telan. Lihat saja, di depan tempat Gaia duduk sudah bertumpuk piring kotor. Untung pihak pelayan cepat mengambil tumpukkan itu.

"Liat petarung kita, Bun," bisik Karan pada Nalla saat Gaia kembali dengan satu piring berisikan berbagai jenis dimsum.

Nalla tertawa mendengarnya. "Sstt, jawara kita itu," balas Nalla.

"Kakak belum kenyang?" tanya Karan.

Gaia menggelengkan kepala. Rambutnya yang terkuncir dua ikut bergerak mengikuti gelengan kepala. Mulutnya terus mengunyah dan tatapannya fokus menatap layar yang menampilkan film The Jungle Book.

Tangan Karan terulur mengusap puncak kepala Gaia. Gemas akan tingkah putri sulungnya. Lihat saja bagaimana perut gembul Gaia terlipat saat ia duduk. Karan akan selalu gemas melihat semua tingkah putrinya.

"Daddy mau?" Sepotong siomay yang ditawarkan Gaia terpampang di depan Karan.

"Buat Daddy?" tanya Karan lagi.

Anak itu kembali mengangguk dan Karan menerima suapan Gaia dengan senang. Bentuk tindakan kecil ini berarti menandakan meski Gaia menyukai sesuatu, ia akan rela membagikan barang itu untuk ayahnya. Dia lebih menyayangi ayahnya ketimbang siomay yang lezat itu.

Setelah Kita Berpisah [COMPLETED]Where stories live. Discover now