GABRIEL || 01

11.2K 464 141
                                    

Happy Reading
.
.
.

Selamat membaca 🤗🤗🤗

--------

Kedua mata kecil itu mengerjap-ngerjap, dia merasa terganggu karena bibir seseorang terus mengecup pipinya yang bulat dan kenyal. Dan ketika ia membuka matanya dengan pelan ia melihat laki-laki yang amat menyayangi dirinya tengah tersenyum lebar menatap dirinya.

"Pagi anak Ayah." sapa Gabriel Hanz, anak inti geng Archimosh. Pria itu tersenyum lebar hingga kedua lesung pipinya tercetak jelas membuat cowok yang memiliki tato merpati dipunggungnya itu makin terlihat tampan.

Gadis kecilnya tersenyum lebar dengan mata menyipit akibat masih mengantuk. "Pagi Ayah." ia menyapa balik dengan logat cadelnya. Membuat Gabriel gemas, ia menciumi seluruh wajah putrinya termasuk bibirnya dengan kecupan kecil membuat gadis kecilnya tertawa serak.

"Ayah dah.." Mesya Amalia namanya memohon sambil tertawa pada sang Ayah yang terus menciumi wajahnya.

Melihat putrinya yang lelah karena tertawa, Gabriel menghentikan aksinya dengan kecupan kecil didahinya sebagai akhiran.

"Bangun yuk, nak. Bunda udah siapin sarapan dibawah." Gabriel beranjak duduk kemudian menarik putrinya untuk masuk kedalam dekapannya.

Mesya memeluk leher Ayahnya dengan kedua tangan mungilnya. Pipi kirinya ia letakkan dibahu kiri superhero-nya kemudian memejamkan mata.

"Esya asih antuk.." gumam Mesya.

Gabriel menepuk bokong bidadari kecilnya sambil berdiri dan berjalan menuju kamar mandi. "Nanti kalau udah mandi nggak ngantuk lagi."

Mesya bergumam tak jelas. Sesampainya dikamar mandi, Gabriel membantu Mesya melepas pakaiannya. Kemudian memasukkan putrinya kedalam bak mandi yang sudah diisi air hangat dan sabun cair membuat Mesya yang dari tadi merem selama Ayahnya membuka bajunya langsung melek ketika mencium aroma sabun kesukaannya.

"Aaa abun sukaan Esya..." pekik Mesya girang menepuk-nepuk permukaan air membuat percikan air itu mengenai wajah tampan Gabriel yang berjongkok disamping bathtub.

Gabriel tertawa melihat wajah senang gadis kecilnya. "Mesya suka ya sayang?" Gabriel bertanya lembut dengan tangan kiri mengusap punggung kecil Mesya menggunakan busa sabun.

Mesya menatap Ayahnya kemudian mengangguk antusias. "Uka! Uka anget!"

Cowok berusia 19 tahun itu tersenyum lebar. "Yang beli sabun ini siapa?" tanyanya sambil mengambil sampo beraroma bunga yang ia letakkan dibawah bak mandi. Menuangkan sedikit ditelapak tangannya kemudian dibalurkan kekepala Mesya yang memiliki rambut lebat sebahu.

"Ayah." jawab Mesya memejamkan mata agar busa sampo tidak mengenai matanya. Posisinya duduk menghadap Ayahnya yang berjongkok disamping bak mandi.

"Superhero Mesya siapa?"

"Ayah."

"Pahlawan Mesya siapa?"

"Ayah!" sahut Mesya girang.

Gabriel terkekeh melihat wajah putrinya yang begitu bahagia. Hati Gabriel menghangat, meski bukan putri kandungnya tapi Gabriel sudah menganggap Mesya darah dagingnya, bidadari kecilnya.

Lima belas menit dikamar mandi, Gabriel keluar sambil menggendong Mesya dengan handuk melilit badan mungilnya dan rambutnya yang meneteskan air hingga baju Gabriel basah setengah.

"Unda ana, Yah?" tanya Mesya menatap Ayahnya.

Gabriel meletakkan Mesya diatas kasur dengan posisi berdiri. Membuka handuk yang melilit badan putrinya kemudian melap seluruh badan Mesya termasuk rambutnya. "Bunda lagi buat sarapan sayang." jawab cowok berkaos hitam itu.

GABRIELWhere stories live. Discover now