GABRIEL || 33

3.8K 328 209
                                    

Happy Reading
.
.
.

Selamat membaca 🤗🤗🤗

---------

Setelah berlari cukup jauh dan memastikan tidak ada Papanya yang mengejar dirinya. Anak laki-laki berusia tujuh tahun itu sembunyi dibawah kolong jembatan. Baju hitam gambar bulan lengan pendek miliknya tampak kusut bersama dengan celana panjang cargo miliknya.

Wajah tampannya terlihat lelah dan dibanjiri keringat. Gavan meringkuk memeluk kedua lututnya dengan tangan mungilnya. Wajah lelahnya dia sembunyikan diantara lututnya.

Tak lama suara isakan terdengar. Gavan menangis. Dia menangis karena dia lelah dan merasa lapar serta haus. Kemana Gavan harus mencari makan? Kembali kerumah sama saja Gavan membiarkan dirinya dibunuh.

Akibat menangis terlalu lama Gavan pun tertidur. Dia terbangun saat mendengar suara rintik hujan. Ternyata sudah malam.

Gavan mengusap matanya dan merenggangkan sejenak otot tubuhnya. Gavan meringis merasakan sakit pada perutnya.

"Apa... Apan amen aja?" gumam Gavan bertanya pada dirinya. Tadi saat Gavan berlari menuju jembatan, Gavan tak sengaja melihat anak seumuran dirinya mengamen dipinggir jalan. Saat mendapatkan uang anak itu berjalan menuju warung makan dan membeli nasi.

Memikirkan itu tekad Gavan semakin bulat. Demi mengisi perutnya yang lapar, Gavan keluar dari kolong jembatan dengan kaki yang lemas. Gavan bisa. Pasti bisa. Ucap Gavan didalam hati mungilnya.

Dibawah hujan yang deras Gavan berjalan menyusuri trotoar. Sambil menahan dingin, Gavan berdiri menunggu lampu merah. Dan saat itu tiba Gavan bergerak menjalani satu persatu pengendara motor dan mobil untuk meminta uang sambil memohon.

Kulit tubuhnya warna kulit langsat tampak pucat membuat beberapa pengendara terlihat kasihan. Beberapa dari mereka memberi Gavan uang. Banyak dari mereka yang menyayangkan kelakuan Gavan. Anak itu tampan dan sepertinya tidak cocok menjadi pengamen. Bahkan dari mereka bertanya-tanya kemana orang tuanya yang tega membuang anak setampan Gavan.

"Jahat banget orangtua yang buang anak itu. Kasihan.."

Suara rengekan istrinya, pria yang asik bermain dengan anaknya dipangkuan, menoleh. Istrinya tampak serius melihat seseorang dari balik jendela mobil.

"Siapa yang?" tanya laki-laki dewasa itu.

Si istri menoleh, dia menunjuk seorang anak lelaki yang sudah basah kuyup kini tengah berjalan menuju kearah mobil mereka.

Zriel melihat arah tunjuk istrinya. Matanya memicing memastikan penglihatannya tidak salah. Sampai kemudian matanya membulat begitu melihat anak kecil itu.

"Tapi yang... kalau dilihat mukanya mirip Gabiel. Iya gak sih? Atau perasaan aku aja?"

Zriel tidak mendengarkan apa kata istrinya. Dengan cepat dia meletakkan anaknya kekursi lalu keluar. Gavan pingsan dua langkah dari tempat mobilnya berada.

Lampu berubah hijau ketika Zriel bergerak menggendong Gavan lalu membawanya kedalam mobil.

"Kamu gendong dia. Dia anaknya Gabriel. Kita bawa dia kerumah sakit!" Zriel meletakkan tubuh ringkih anak sahabatnya kepangkuan istrinya yang tampak syok. Kemudian Zriel membawa mobilnya menuju rumah sakit terdekat.

-Gavan-

Anak Gabriel dikatakan kritis. Selain karena kena hujan, anak itu mendapat kekerasan pada tubuhnya. Berupa pukulan, tendangan, dan tamparan. Hal itu membuat Zriel kaget setengah mati.

Siapa yang melakukan itu pada ponakannya? Bagaimana kalau sampai Gabriel tau anaknya mendapatkan kekerasan? Sudah jelas Gabriel akan langsung murka. Membayangkan Gabriel akan menggila. Zriel meringis.

GABRIELWhere stories live. Discover now