10 : Dekat.

7.7K 908 18
                                    

"Pagi Ken" sapa Gareth begitu Keenan keluar dari gerbang rumahnya tak lupa senyum andalan miliknya yang terpatri di wajah pemuda itu.

"Pagi Kak" balas Keenan dengan senyumnya seperti biasa.

Gareth membukakan pintu penumpang untuk Keenan seperti biasanya.

"Kamu udah sarapan?" tanya Gareth sambil menyalakan mesin mobil, Keenan mengangguk sambil memakai sabuk pengaman.

"How about you?" tanya Keenan.

"Belum, tadi kesiangan bangunnya" balas Gareth sesekali melirik Keenan.

"Begadang lagi?" tanya Keenan menoleh pada Gareth dan memandang wajah kakak kelasnya itu dari samping.

"Iya, ngerjain tugas sama ngejar materi sampe jam 4 pagi" balas Gareth dan Keenan mengangguk lalu mengalihkan pandangannya ke depan.

"Jangan di biasain, gak baik Kak" ucap Keenan membuat Gareth tersenyum dan mengusap kepala Keenan.

"Ay ay Captain" ucap Gareth.

"Yang fokus nyetirnya" Gareth tertawa kecil dan kembali fokus pada jalanan di depannya.

Hampir tiga Minggu Gareth mendekatinya, dan sampai saat ini Keenan merasa nyaman - nyaman saja berada di dekat pemuda itu namun entah kenapa ia merasa ada yang aneh dalam dirinya.

Selama ini Keenan mencoba sebisa mungkin untuk membalas segala sikap yang Gareth berikan, contohnya perhatian, namun Keenan merasa ia melakukannya hanya karena tak ingin menyakiti hati pemuda itu, karena Gareth memperlakukannya dengan baik selama ini namun tetap saja Keenan tak merasakan apa - apa.

Apa mungkin itu karena Gareth yang tak pernah menarik perhatiannya atau membuat dirinya penasaran?

Atau mungkin dirinya hanya sekedar nyaman dengan hubungan pertemanan mereka?

Atau mungkin Keenan menyukai orang lain?

Keenan menghembuskan napasnya pelan, matanya memandang keluar jendela dengan segala pemikirannya. Saat ini Keenan hanya perlu memastikan satu hal.

Mobil milik Gareth berhenti di depan lobi seperti biasa, Keenan melepaskan sabuk pengamannya lalu menatap Gareth.

"Thanks ya, Kak. Aku masuk dulu, kakak jangan lupa sarapan" ujar Keenan.

"Makasih udah di ingetin, nanti kamu pulang sama Kevan lagi?" tanya Gareth.

"I don't know, liat nanti aja" balas Keenan.

"Nanti kalo gak ada yang anter pulang, telfon aku aja"

"No, kakak ada latihan kan? aku bisa sama temenku kok"

"Yaudah kalo gitu, tuh liat temen kamu" ucap Gareth sambil menunjuk Giselle, Lia dan Mika yang menatap mobil Gareth dengan alisnya yang mengerut membuat Keenan tertawa kecil melihat kelakuan mereka.

"Bye Kak" ucap Keenan dan keluar dari mobil lalu berjalan menghampiri ketiga temannya.

Gareth membunyikan klakson sebelum menjalankan mobilnya ke parkiran.

"Makin deket aja gue liat - liat" goda Lia begitu Keenan berdiri di depan Mereka.

"Iya nih, yakin gak naksir?" sambung Giselle sementara Mika hanya diam soalnya dia lebih ngedukung Keenan sama Wiza.

"No, we're just friends" ucap Keenan.

"Kasian banget Gareth dianggap temen doang" ucap Mika pelan begitu mendengar ucapan Keenan.

"Gue rasa sih Kak Gareth gak ngeliat lo sebagai temen" ujar Giselle yang disetujui Lia.

"Ini kita mau jagain lobi atau gimana nih?" tanya Mika yang tentu saja mendapatkan tatapan tajam dari Giselle.

To Get HerWhere stories live. Discover now