bab 12

25.1K 1.3K 24
                                    


Happy reading
Maaf banyak typo
Harap di koreksi yaa

"Huh, gue kenapa jadi takut gini mau ketemu Vincent ya?" Gumam Cherly

Hatinya benar-benar terasa begitu gelisah, ia takut keyakinan untuk melupakan Vincent goyah saat bertemu dengan cowok itu. Padahal ia sudah sangat yakin untuk membuang perasaannya pada Vincent.

"Gue tau lo gak siap, tapi lo harus yakin sama diri lo sendiri. Kalo emang mau lepas Vincent, kuatkan hati." Ujar Aquila

"Tapi gue masih nginep di rumah Vincent sampe minggu depan. Gimana kalo hati gue gak bisa bener-bener lepas?" Tanya Cherly dengan sudut bibir melengkung ke bawah

"Lo cemen banget dah, gitu aja takut!" Ujar Alina enteng

"Ah, lo cari cowok aja. Buat antar jemput lo ke sekolah selama dua hari, gimana?" Usul Felicia

"Gue gak kenal banyak cowok. Takut salah bawa entar gue juga yang rugi, jadi enggak dulu deh." Tolak Cherly

Regan yang sejak tadi fokus pada ponselnya melirik pada Cherly yang tak kunjung selesai dilema. Dari cerita yang Aquila beritahu, Regan cukup merasa kasihan pada gadis itu.

"Besok biar adek gue yang antara jemput lo ke sekolah, selama dua hari kan?" Ujar Regan, wajahnya datar seperti biasa

Aquila yang mendengar perkataan Regan langsung menoleh pada pacarnya. Biasanya Regan cuek aja.

"Gak ah malu, lagian gak kenal juga. Pasti sifatnya sebelas dua belas, cuek, dingin, datar dan gak bisa membuka pembicaraan. Nanti malah canggung." Tolak Cherly

"Eh, enggak kok. Revan sama Rain tuh beda jauh, mereka berdua lebih ramah, petakilan dan menyenangkan. Gak kayak Regan sama sekali, gue yakin kalo lo kenal sama adeknya Regan pasti langsung jatuh cinta." Ujar Aquila penuh semangat

Regan mendengus, ketika Aquila mengatakan akan langsung jatuh cinta. Apa dirinya tidak bisa membuat Aquila langsung jatuh cinta padahal sudah sangat dekat? Sebenarnya ia juga orang yang menyenangkan sama seperti kedua saudaranya. Hanya saja pada orang-orang tertentu.

"Kasih dia nomor telepon Rain, biar besok bisa share lokasi." Suruh Regan

"Oke!" Aquila langsung mengirimkan nomor telpon Rain pada Cherly

"Nanti gue kasih tau Rain di rumah." Kata Regan memberitahu pada Cherly

"Em, makasih kak." Ucap Cherly sungkan, yang di jawab dengan deheman oleh Regan

"Ayo!" Regan mengulurkan tangannya pada Aquila untuk pergi

" Mau kemana?" Tanya Aquila bingung

"Menghabiskan waktu berdua, sebelum balik ke Jakarta!" Jawab Regan dengan begitu lembut

Empat sahabat Aquila menahan senyum dengan menggigit bibir bagian dalam mereka. Padahal Aquila yang di ajak kenapa mereka yang senyum-senyum. Setelah kepergian Aquila dan Regan, empat gadis itu langsung melepas senyum lebar-lebar.

"Huhu mama, Alina mau punya pacar kaya kak Regan!" Rengek Alina

"Shh, Aquila yang di ajak kok kita yang baper?" Ujar Cherly

"Calon suami idaman banget si Regan!" Ujar Felicia

"Ck, ayo siap-siap!" Ajak Cherly

Dengan memantapkan hati, Cherly membuang nafas kasar. Ia akan berubah dan tidak lagi menuruti hatinya yang ingin mendekati Vincent.

"Gue harus tegas sama diri gue sendiri. Dan berhenti untuk menyakiti hati gue yang udah rapuh ini karena Vincent!" Kata Cherly pada dirinya sendiri.

***

lelah [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang