BAB 4 : Lips and...

2.5K 274 79
                                    

"Bibirku terlalu merah? Kau berdusta! Aku tidak memakai apapun"

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Bibirku terlalu merah? Kau berdusta! Aku tidak memakai apapun"

𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐌𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚!

▫▫▫

Pria berumur 33 tahun itu sedang duduk di sofa rumahnya, membuka majalah fashion minggu ini, ia fokus melihat-lihat setelan kantor untuk minggu ini yang akan ia kenakan. Namun, fokusnya teralih karena suara cempreng dari sang ponakan yang meneriakinya saat ini.

"Uncle!"

"Kau ada di mana!"

Shit!

Batin Off memaki dalam hati, ia menutup majalahnya dan melihat sang ponakan telah berada di ruang tamu dengan memakai baju yang kekurangan bahan di celananya. Celana tersebut robek dimana-mana.

"Kau masih berteman akrab dengan Uncle Neo, aku ingin meminta kontaknya."

"Kenapa? Kau ingin memacari nya? Dia tidak akan tertarik padamu, Davikah." Off buru-buru ingin beranjak tak ingin meladeni Davikah yang sangat berisik dan ingin mengetahui segala hal tentangnya.

"Bukan untukku, tapi untuk Gun sahabat ku."

Off berhenti dan menghadap Davikah yang tengah tersenyum disana penuh harap Off memberi kontak Uncle Neo. Beberapa detik menunggu, Off tak meresponnya.

"Uncle mendengar ku? Bukan untukku tapi untuk, Gun," tanya Davikah, Off yang termenung kembali ke dunia nyata dan menyadari Davikah telah berdiri di sampingnya sedari tadi sambil mencolek-colek bahunya.

"Dia sudah mempunyai pacar, dia tidak cocok dengan sahabatmu itu," ujar Off setelah mendengar perkataan Davikah barusan.

"Kenapa? Gun tampan ah tidak, dia sangat cantik."

"Matamu rabun? Gun tidak cocok dengan Neo, Neo straight, sudahlah pulang kau mau aku laporkan ke ayahmu? Kau sering ke club!"

Davikah terdiam sebentar. "Oii, uncle kau mengenal my Prince?"

"Apa yang kau bicarakan? Prince?"

"Gun!"

Off berdecak melihat tingkah menggelikan Davikah yang tersenyum lebar. "Siapa tak kenal pria model itu."

Davikah melirik Off, gadis itu menyunggingkan senyum ketika menyadari bahwa Off merasakan Unclenya itu memancarkan ketidaksukaannya. Terbesit pikiran jahil Davikah.

"Kau mau katakan Gun cocok padamu?" Davikah tertawa saat Off meresponnya terlalu berlebihan , Off kaget dengan penuturan asal ceplos dari Davikah.

"Otakmu bergeser, bocah sepertinya pantas jadi ponakan ku sama sepertimu. Satu hal lagi aku tak suka pria."

"Kau yakin? Oh iya, dia cocok dengan adikmu Uncleku satunya, kau terlalu tua untuk Gun."

Davikah berlari dengan cepat takut mendengar amukan dari si tuan sensitif ini. Bibir tipis itu membuat lengkungan tipis, menyunggingkan senyum saat ia mengingat bagaimana Gun di landa ke gugupan saat ia menarik pinggang ramping Gun untuk mendekat padanya.

✔ [1] KOKAIN17+ Donde viven las historias. Descúbrelo ahora