BAB 27 : I Miss You, Atthaphan

1.4K 181 32
                                    

Chokchai memasuki kamar anaknya, Off, Chokchai dapat melihat mendapati Off seperti telah menunggunya

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Chokchai memasuki kamar anaknya, Off, Chokchai dapat melihat mendapati Off seperti telah menunggunya.

Chokchai berjalan menghampiri Off, Chokchai memandang tatapan nanar, hatinya bergejolak. Seberapa jauh kekacauan Off yang diperbuat anaknya hari ini.

"Apa saja kau lakukan."

"Aku mendengar kau terlihat kacau"

"Ada masalah apa?"

"Off Jumpol!"

Chokchai berusaha mengendalikan diri agar tak menarik kerah anaknya, ia melihat mata hitam ciri khas Off menahan umpatan, ternyata bukan ia saja yang ingin berbicara. Sebenarnya, Chokchai bingung bagaimana ia bersikap di depan Off. Haruskah ia bersikap seperti pria sesama pria bukan seperti ayah dan anak.

"Kenapa tidak menjawab?"

"Tidak bisa ayah berhenti, kau masih menuntut ku mengolah perusahaanmu di Denmark? Keputusan tak akan berubah, aku menolak," ujar Off mengingatkan, Off tau sikapnya seperti mengintimidasi, entah sejak kapan aura permusuhan begitu kental diantara mereka.

"Jujur katakan masalahnya, aku tau bukan masalah ini aku ayahmu kau butuh sandaran?"

"Secara perlahan, ceritakan padaku"

"Apa kau tidak punya mulut untuk menjawab?"

Chokchai mengerti segela tentang anaknya. Off selama ini menurut seluruh perintahnya, apa yang diinginkan dirinya Off turuti. Dari Off sekolah ia memberi pembatasan waktu bermain, menetapkan jam belajar yang panjang, Chokchai sangat mengerti apa yang disukai Off dan tak disukai Off apalagi se pertemanan bermain Off, dan sekarang Chokchai paham ada masalah lain dari anaknya.

"Masalah hati?"

"Kau sudah memiliki pacar? Sekarang aku paham, kau putus dengan kekasihmu?"

Off dapat merasakan telinganya memerah, rasa tak rela menghentam dada. Ia tersenyum lebar. "Ya, tapi sekarang-" Off tidak mampu melanjutkannya. "Dapat dikatakan putus."

"Bicaralah dengannya, atau perlu ayah membantumu?"

"Kenapa tidak berkata kau memiliki pacar?"

Sekarang Off tak mengerti seolah ayahnya tak mempermasalahkan. "Jika aku mengatakan apa ada yang berubah? Aku sangat lemah dalam masalah ini."

Chokchai berdiri tepat di depan Off. "Seberapa jauh?"

"Aku sudah tidur dengannya," kata Off tak mau menyembunyikan apapun dari Ayahnya.

"Ulah mu benar? Dan kau pasrah dengan keadaan? Kau tidak menerapkan tanggungjawab yang selama ini aku tekankan padamu? Anak kurang ajar." Emosi Chokchai kian meningkat dengan memberikan satu tamparan Off dapatkan.

Off berdesis, letak tamparan sama didaratkan Ayahnya pada hari lalu, luka yang sudah mengering luka tersebut kembali terasa perih. Masalah desakan ayahnya memaksa untuk berpindah ke Denmark saja belum selesai ditambah masalah hati yang sakitnya memungkinkan tak kunjung usai, karena ini Off merasa lelah.

✔ [1] KOKAIN17+ Onde histórias criam vida. Descubra agora