01. Pertemuan

234 37 1
                                    

Lagi-lagi Keonhee melarikan diri dari rumahnya. Ini sudah kesekian kali orang tuanya bertengkar. Selalu seperti itu, padahal Keonhee tidak selalu bisa pulang ke rumah karena kesibukannya di kampus. Dia selalu rindu rumahnya yang dulu, yang penuh dengan tawa dan kehangatan. Bukan seperti sekarang ini, selalu saja yang menyambut dirinya adalah teriakan dan amarah.

Kedua orangtuanya sudah dewasa, kenapa mereka bertingkah seperti anak kecil? Apa mereka tidak malu?

Inilah yang membuat Keonhee terkadang malas untuk pulang ke rumah. Karena hal-hal seperti ini. Menyebalkan sekali.

Keonhee melarikan diri ke sebuah taman kecil dekat dengan rumahnya. Taman itu sudah sepi karena hari sudah malam. Permainan anak-anak yang biasanya rame, kini memancarkan aura kesepian dan lumayan mampu membuat Keonhee ketakutan. Tetapi rasa kesal dan frustasinya lebih besar dari rasa takutnya sekarang.

Pemuda itu berjalan menuju sebuah bangku taman. Dia mendudukkan tubuhnya disana, sembari menatap langit malam yang indah dengan bintang-bintang. Keonhee tidak punya rasa suka khusus terhadap bintang dan langit malam. Kebetulan saja malam ini langit sedang senang hingga menunjukkan jutaan bintang yang berkelap-kelip di langit.

Keonhee melamun sembari menatap langit gelap itu. Lelah sekali rasanya. Kehidupan ini benar-benar menyiksa. Keonhee juga tidak punya hobi atau sesuatu yang disukai, jadi hidupnya benar-benar kosong dan membosankan.

Memikirkan kembali kedua orangtuanya yang tak henti beradu argumen benar-benar membuat kepala Keonhee sakit. Jika memang tidak merasa saling cocok lagi, lebih baik berpisah saja. Bukankah itu lebih baik? Keonhee juga akan menerima jika keduanya berpisah, karena terkadang lebih baik begitu daripada setiap hari melihat mereka bertengkar. Itu hanya membuat Keonhee membenci keduanya.

"Ah, kukira tidak ada orang."

Keonhee yang sedang melamun segera menoleh untuk melihat siapa yang berbicara. Rupanya seorang laki-laki sedang berdiri di samping bangku taman itu. Dia memakai pakaian yang terlihat sangat nyaman. Kacamata dan sweater berwarna cokelat lembut. Dia tersenyum canggung dengan sebuah buku di tangannya.

"Silahkan duduk." Ajak Keonhee.

Laki-laki itu menunduk sedikit lalu mengambil tempat di samping Keonhee. Dia melihat ke arah Keonhee sambil tersenyum, "Aku tidak tau ada orang disini, biasanya jam segini tidak ada yang datang kemari."

Keonhee tidak menjawab. Dia memperhatikan bagaimana laki-laki di sampingnya ini mengeluarkan sebuah pensil dari sakunya. Kemudian laki-laki itu melihat penuh damba pada bintang-bintang di langit.

Ketika melihat wajahnya, Keonhee tidak sadar ikut melihat ke arah bintang-bintang itu.

"Bukankah mereka sangat cantik?" Ucap laki-laki disamping Keonhee sembari tersenyum hangat. Matanya berbentuk bulan sabit dan itu benar-benar indah di mata Keonhee.

"Iya." Jawab Keonhee singkat lalu kembali memandang langit malam itu.

"Aku suka datang kemari ketika sudah malam. Jika tidak hujan, pemandangan langit disini sangat indah, karena pohon sangat jarang. Tempat ini juga sepi karena agak jauh dari pusat pemukiman, jadi sangat cocok untuk tempat berkeluh kesah. Bukankah begitu?" Tanya laki-laki itu sembari menggores kertas di tangannya menggunakan pensilnya.

"Ya, kau benar." Respon Keonhee sembari memperhatikan gambar bintang-bintang yang laki-laki itu gambarkan di buku sketsanya.

"Apakah ini pertama kalinya kau kemari?" Tanya laki-laki itu lagi.

Keonhee terdiam. Dia melihat ke arah laki-laki itu dan laki-laki itu juga melihat ke arahnya. Keonhee bersumpah, senyuman itu adalah senyuman terindah yang pernah ia lihat.

"Iya. Ini pertama kalinya aku kemari."

Laki-laki itu tersenyum lalu kembali kepada kegiatannya. Menggambar bintang-bintang dan benda-benda langit lainnya.

Mereka terdiam dengan pikiran masing-masing. Laki-laki itu fokus dengan kegiatannya dan Keonhee fokus melihatnya melakukan kegiatannya. Lucu sekali. Malam itu berlalu dengan Keonhee yang menghabiskan waktu melihat orang asing menggambar bintang-bintang malam.













To be continue

Astrophile [KeonHo] ✓Where stories live. Discover now