- Part 10

157 115 150
                                    

✨ VOTE DULU YA! ✨

"Selamat pagi."

Arkan sampai di kantor, bersama dengan Chavya di belakangnya. Meski mereka sudah berpacaran, tapi tetap saja mereka harus bersikap profesional saat di kantor.

Menyapa karyawan yang berpapasan dengannya, sudah menjadi kebiasaan bagi Arkan. Mencontohkan yang baik, sehingga lingkungan kerja juga menjadi lebih baik.

"Jadwal Bapak hari ini. Pagi, pertemuan dengan talent baru dari jam sepuluh sampai dua siang. Siang, pertemuan peluncuran album dari jam tiga sore sampai jam lima sore. Malam nanti-"

Chavya berhenti berbicara. Dia sudah diperbolehkan memanggil Arkan layaknya atasan, khusus di jam kerja saja. Arkan yang sedang mendengarkan, tiba-tiba harus berhenti berjalan karena Chavya diam.

"Malam ada jadwal apa?" Arkan berbalik melihat Chavya.

Gadis yang sudah menjadi pacarnya selama hampir sebulan itu, hanya diam. Wajahnya sangat datar. Dia pintar menyembunyikan wajah kesal saat bekerja, jauh berbeda ketika mereka hanya berdua.

Chavya memberikan berkas itu pada Arkan, malas untuk membacanya. Kemudian dia berjalan cepat meninggalkan Arkan

18.00 WIB - Pertemuan dengan Leoni, di Ken's Dessert and Cafe.

Oh My God!

Arkan berjalan lebih cepat dari biasanya. Dia ingin berlari, tapi yang benar saja? Dimana wibawanya kalau dia berlarian di tengah lobby seperti ini?

Pintu lift terbuka. Chavya langsung masuk ke dalamnya, menekan tombol lantai ruangan Arkan, kemudian menutupnya. Arkan yang masih berjalan, berusaha untuk menahan Chavya agar menunggunya, tapi telat. Pintu lift sudah tertutup.

"Aduh, Arkan. Hari baru, masalah baru."

*****

"Halo Kak Chav, ini berkas yang Pak Arkan minta. Untuk biaya komposer bulan ini."

Chavya mendongak, melihat orang yang memanggilnya. Ah, Diandra, anak finance.

"Bapak ada di ruangan. Masuk aja."

"Eh? Tumben. Biasanya Kak Chav yang anterin."

"Bapak lagi senggang kok. Ngga ada berkas yang harus diperiksa. Jadi kamu bisa dapet hasilnya langsung."

"Oh, oke deh. Aku masuk ya Kak."

Chavya hanya mengangguk, lanjut fokus menatap layar komputernya. Menyatukan berkas-berkas dari tiap departemen untuk diperiksa Arkan.

"Haduh, gimana nih?!"

Sementara itu, Arkan sedang mondar mandir di depan meja kerjanya. Sedari tadi dia melihat Chavya dari ruangannya. Gadis itu tidak mau diajak bicara. Sesampainya dia dilantai ruangannya, dia melihat Chavya sudah sibuk dengan berkas. Bahkan pagi ini Chavya tidak membuatkan teh untuk Arkan. Arkan frustasi. Dia melonggarkan dasinya, butuh lebih banyak udara.

"Permisi."

"Woah! Mengejutkan saja."

"Ah, maaf pak."

Diandra juga terkejut, dengan reaksi atasannya ini. Tidak biasanya dia seperti itu. Dia itu kan selalu terlihat sempurna dimata karyawannya. Dan melihat dia terkejut seperti tadi, sangat jauh berbeda dari yang Diandra kenal.

MAHESWARA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang