°•°•°36°•°•°

24 8 0
                                    

Budayakan vote sebelum membaca!

Happy reading!

Author's pov

Hari itu telah tiba. Hari yang sangat dinantikan oleh mereka. Hari dimana akhirnya battle band dilaksanakan.

"Rasanya baru kemarin, ya kita latihan," ujar Winsya sambil menghirup udara di pagi hari.

"Emang baru kemarin kita latihan gobl*k." Feriska pun menjitak kepala Winsya karena kesal. Entah apa yang membuat Winsya berpikiran begitu padahal sudah jelas bahwa kemarin mereka sudah latihan dengan keras. Meskipun tanpa di bimbing oleh Nathan, mereka sudah lumayan memainkan alat musik.

"Maaf, gue telat!" Tiba tiba suara Willa mengagetkan mereka berdua. Terlihat seorang gadis dengan kuncir 2 berlari ke arah mereka.

"Wah!! Gila lu cantik banget hari ini Wil!" ujar Winsya dengan mata berbinar binar. Saat latihan kemarin mereka sudah sepakat akan mengenakan baju sekolah untuk battle band nanti dan rambut mereka diikat dengan menggunakan pita warna sesuai kesukaan mereka.

Meskipun begitu simple dan sederhana, mereka yakin bahwa penampilan mereka pasti takkan mengecewakan karena kekompakkan dan kerja sama mereka begitu baik.

"Jadi selama ini gue ga cantik ya?" tatapan Willa pun seketika membuat gadis berkuncir kuda menggunakan pita merah tersebut jadi takut.

"Eh, lu tahu ga, dari kemarin gue ngerasa ada sesuatu sama Rista dan Clara. Wajah mereka kayak beda aja gitu," ucap Willa memulai pergibahan.

"Emangnya kenapa? Wajah mereka ga berubah tuh, masih sama aja." jawab Winsya dengan bodoh.

"Maksud gue ekspresi mereka bodat." Willa menjentikkan jarinya pada dahi Winsya dan tentu saja gadis berperawakan pendek itu meringis kesakitan.

"Ah, kalian ga ngerasa ada yang aneh juga ga sih sama gue?" Feriska terlihat ingin digibahi membuat Willa mengangkat sebelah alisnya. Gadis imut itu menatap Feriska dengan tatapan memuja, membuat gadis itu sedikit insecure karena kecantikan Feriska.

Bisa bisanya gadis yang selalu menolak memakai make up ini terlihat lebih cantik ketika menggunakan barang yang tidak ia sukai.

"Udah, yuk, Winsya kita tinggalin aja si bucin ini. Pergaulan kita tidak cocok dengan dia." Willa pun menarik lengan Winsya dan meninggalkan Feriska.

"Heh jangan tinggalin gue dong, ih Willa becandanya jelek!" ujar Feriska dan dibalas tawa oleh Willa.

Gadis itu kini tak lagi terlihat sedih meskipun hatinya masih sakit mengingat akan hal itu. Hexa.

......

Dia siapa?

Apa murid baru?

Ih cantik bangett gilaaa

Kok gue baru liat dia disini, ya?

Eh bukannya dia...

Gadis itu berjalan dengan percaya diri di hadapan orang banyak. Kali ini ia akan kembali ke dirinya yang dulu. Ketika dia dihormati oleh semua orang. Bukan hanya karena kecantikannya, tapi juga karena kecerdikkannya.

Sejak kejadian malam itu, ketika ia sudah memutuskan untuk tak menjadi seorang gadis yang lemah. Meskipun ini sulit, namun ia yakin ia akan bisa mengatasinya.

Rista Hawarah. Dia bukanlah gadis yang dulu lagi.

Sejak kakak ga sekolah disini, tidak ada lagi yang bisa melindungi diriku, kecuali diriku sendiri.

Para siswa yang melihat gadis cantik bak dewi yunani itu langsung membulatkan mata mereka karena setelah 1 tahun berlalu kini maskot sekolah itu telah kembali. Gadis berperawakan tinggi itu berjalan dengan cepat karena belum terbiasa di tatap oleh orang orang.

DejarteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang