One Hot Phonecall (R18)

2.1K 238 46
                                    

Hiya, aku tiba-tiba ingin menulis adegan spicy <(")

WARNING R17 BXB HUMU

Mengandung phone sex, yang tidak nyaman silahkan bubar jalan

.

.

.

.

.

Hobin menggigit kuku jarinya, perasaan gelisah menyelimuti dirinya seharian ini.

"Sial. Aku ingin melakukan sex!" serunya frustasi sambil menarik dan mengacak rambutnya.

Sudah 1 bulan lebih tubuhnya tidak disentuh oleh Taehoon dan Ia benar-benar merindukan sentuhannya itu. Saat ini Taehoon sedang pergi Amerika untuk mengikut turnamen Taekwondo sebagai representasi Korea. Tentu saja akan memakan waktu yang lama dan Taehoon harus berkonsentrasi untuk memenangkan pertandingan tersebut (meski Hobin tahu bahwa pacarnya itu akan memenangkannya dengan mudah).

Perbedaan 14 jam di kedua belah bagian bumi yang berbeda ini juga membuat mereka sedikit kesulitan dalam berkomunikasi. Jika di Korea sedang pagi, maka di Amerika langitnya sudah gelap. Pola komunikasi mereka pun menjadi terganggu, ditambah lagi Taehoon bukan tipe orang yang suka berbicara panjang di teks menyebabkan percakapan mereka sangat garing.

Hobin menghela napas dan mendesah resah. Ia melirik ke sampingnya dan membayangkan Taehoon ada disampingnya. Rindunya terhadap pria ber-mullet coklat muda itu sangat besar. Kalau Taehoon disini mereka pasti sudah bercumbu sampai pagi.

Semakin frustasi, Hobin menutup matanya. Mencoba mengingat-ingat bagaimana Taehoon biasa menyentuhnya dan di bagian mana saja. Ia menggigit bibirnya dan saat melirik ke bawah, penisnya sudah tercetak dengan jelas di celananya.

Argh! Hobin tidak tahan lagi!

Ia segera menyambar handphonenya yang ada di dekat kasurnya dan segera menelpon sang kekasih. Pada nada dering pertama, Taehoon langsung mengangkatnya.

"Hobin? Kau perlu sesuatu?" Tanya suara di seberang sana terdengar begitu serak. Sepertinya Ia baru bangun dari tidurnya karena di Korea saat ini sudah malam dan di Amerika baru pagi.

Namun suara serak itu malah membuat Hobin semakin... horny. Hobin merapatkan kedua kakinya resah, membuat gesekan di kedua paha yang menjepit penisnya yang sudah menegang itu.

"Hobin? Kau tak apa?" Taehoon terdengar sedikit khawatir.

Hobin terisak. "Taehoon..." panggilnya lemah.

Suara Taehoon disana berubah menjadi panik. "Hei! Kau tidak apa? Kau dimana sekarang!?" tanyanya bertubi-tubi.

"B-Bukan begitu.."

"Hobin?"

"..."

"..Kau sedang horny?"

Hobin mengangguk namun Ia baru sadar bahwa Taehoon tidak dapat melihatnya. "Mhmm..." responnya malu-malu.

Taehoon tidak langsung menjawab, Namun Hobin dapat mendengar Taehoon mengumpat sesuatu dengan pelan dan suara gemerisik kasur juga ikut terdengar.

Setelah beberapa saat, Taehoon kembali terdengar. "Baiklah, Hobin. Aku akan membantumu, oke?" Kata Taehoon dengan lembut. "Kau fokus saja ke suaraku." Suara berat Taehoon itu bagaikan dengungan mematikan untuk Hobin. Ugh, kenapa suaranya bisa seksi sekali sih!

Hobin mengangguk, Ia lupa bahwa Taehoon tidak bisa melihatnya.

"Pertama-tama aku ingin kau memasukkan dua jarimu ke dalam mulutmu..." Hobin dapat merasakan telinganya bergidik dan seluruh tubuhnya bergetar. "Hisap jari itu seperti kau menghisapku." Perintah Taehoon dengan suara yang semakin berat namun terdengar sangat lembut.

The Untold Stories of Taehoon and HobinWhere stories live. Discover now