My Darling

1.3K 167 105
                                    

Hii kembali lagi di adodrabble TH/HB!
Udah lama banget ga update disini yah.
.
Wholesome content warningggg!! Aku pengen nulis yang fluffy fluffy domestic gt awww 😍😍😘
.
Happy reading!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hangatnya sinar matahari yang muncul dari ufuk horizon membuat pemuda mungil itu mengerjapkan matanya perlahan. Gorden berwarna abu tua itu terlihat sedikit tersibak hingga membuat sinar matahari mau tidak mau mengintip dari baliknya.

Hobin menguap kecil sebelum melirik ke sosok pemuda brunette dengan tubuh kekar yang masih terbaring pulas di sampingnya dengan tenang. Kedua belah bibir kemerahan milik Hobin melengkung membentuk sebuah senyuman lembut.

Tubuhnya ia dekatkan dengan pemuda yang lebih jangkung di hadapannya kini. Kedua mata Hobin menatap lentiknya bulu mata milik sang kekasih yang masih enggan untuk menunjukkan kedua manik amber yang tidak pernah gagal membuatnya terpana.

"Taehoon..." panggil Hobin dengan perlahan.

Yang dipanggil tidak bergeming, seperti masih tenggelam di alam mimpinya. Hobin menatap wajah Taehoon yang sangat tenang, seakan ia enggan untuk meninggalkan mimpinya itu.

Hobin terkekeh kecil. "Taehoon, sayangku..." ucapnya sekali lagi seraya mengusap wajah pucat bak porcelain itu.

Taehoon sedikit mengernyitkan dahinya. Bibirnya ia tarik menjadi garis yang datar, seperti sedang terusik dengan sesuatu. Hobin yang melihat kekasihnya sedang bermimpi buruk itu segera memeluknya dengan hangat dan membawa kepala si brunette ke depan dadanya. Ia meraih belakang kepala Taehoon dan membelai kepalanya dengan pelan dan penuh perhatian. Sesekali pemuda kecil itu mengecup kening Taehoon dengan lembut.

"Ngg.. Hobin..." gumam Taehoon dalam tidurnya.

"Iya, sayangku. Aku disini..." balas Hobin, lebih mengeratkan pelukannya pada Taehoon.

Taehoon, pacarnya itu, terlihat sangat keras dan cuek dari luar, namun ia juga punya sisi rapuh dan lemah yang selalu memerlukan afeksi dari dirinya.

Dulu, setiap pulang kerja dan menghadapi hari yang melelahkan, Taehoon akan menjadi sangat posesif kepada Hobin dan ingin memonopolinya, khusus untuk dirinya.

Tentunya Hobin tidak keberatan akan hal itu karena ia sangat mencintai Taehoon.

Berbagai perhatian dan afeksi ia limpahkan khusus untuk lelaki yang ia cintai dengan sepenuh hatinya itu.

Hobin kembali melirik pemuda brunette yang berada di dekapannya kini. Wajahnya sekarang sudah menjadi lebih tenang.

Berusaha untuk mencari kehangatan, Hobin semakin meringkukkan tubuhnya kepada pemuda yang ia cintai itu.

Ah, ia sangat mencintainya.

.

Tak berselang lama kemudian, Taehoon membuka matanya dan melemparkan pandangan ke arah gorden yang sedikit tersibak itu. Wajah Hobin berseri-seri setelah melihat Taehoon sudah bangun dari tidur nyenyaknya.

Wajah tampan Taehoon terlihat kusut dan berantakan. Kantung matanya terlihat sangat gelap dan jambang halus mulai bermunculan di wajahnya dikarenakan tak sempat ia cukur. Namun Hobin tidak peduli,

Menurutnya, kekasihnya itu adalah pria tertampan sedunia!

Mengusap wajahnya dengan kasar, Taehoon mengeluarkan helaan napas yang berat, seperti kesal kenapa Ia harus bangun dari tidurnya yang sangat nyenyak dan nyaman sebelumnya.

"Sudah pagi, ya?"

Hobin mengangguk semangat. "Iya, sudah pagi! Ayo kita bangun dan segera sarapan." Ajak Hobin dengan riang.

The Untold Stories of Taehoon and HobinWhere stories live. Discover now