part 5

10.5K 1K 0
                                    

"Pertemuan calon istri!?'

Teriak Jeno di depan wajah Renjun selaku sahabat dan guru tata kramanya.

"Tolong jaga ucapan anda, Jeno. Anda di larang berteriak seperti itu"
Renjun berusaha menegur Jeno. Jeno terdiam lalu mendengus kesal.

"Kapan pertemuan itu terjadi?"

Tanya Jeno sambil melipat kedua tangannya di dada.

"Besok, nona Liana juga akan hadir di sana"
Jawab Renjun.

Jeno terdiam lalu berpikir sebentar,
"Baiklah, aku akan bersiap-siap untuk itu"








































Keesokan harinya pertemuan itu memang benar terjadi. Jeno sudah sampai di daerah mansion utama milik sang ceo.

"Pantas saja mereka di sebut orang kaya. Luas mansionnya 10 kali lipat dari rumah gue yang sebenarnya udah lumayan gede menurut gue"

Tatapan Jeno terlihat sangat kagum dengan bentuk mansion itu.

"Apa alasan tuan Na milih gue jadi calon istrinya?"
Tanya Jeno dalam hati.

"Jeno, kita harus segera masuk"
Renjun yang ada di belakang Jeno akhirnya menegurnya. Jeno mengangguk lalu dengan perlahan ia mulai memasuki mansion megah itu.

Tatapan takjub terus ia tunjukan sampai sebuah suara mengintrupsi dirinya.

"Nona Liana sudah tiba"
Ucap salah satu penjaga di sana. Jeno menoleh kearah belakang dan mendapati seorang gadis dengan rupa anggunnya tengah berjalan kearahnya.

"Dia sangat cantik"
Gumam Jeno. Gadis itu berdiri di depan Jeno dengan senyuman lembutnya. Jeno yang mendapat respon sebaik itu juga ikut tersenyum.

"Senang bertemu dengan mu, Jeno.."
Sapanya dengan sangat sopan.

"Senang bertemu dengan mu juga, Liana"
Jeno membalas sapaannya dengan sangat sopan juga.

"Bagaimana keadaan mu? Aku mendengar bahwa kau mengalami kecelakaan dan koma selama seminggu"
Ucapnya dengan raut wajah khawatir.

"Aku baik-baik saja. Terimakasih karena sudah menghawatirkan ku"
Bungkuk Jeno dengan sopan.
Liana hanya tersenyum melihat kesopanan Jeno.

"Jika boleh saya memuji, anda terlihat sangat cantik hari ini"
Ucap Jeno dengan senyuman tulusnya. Renjun yang sedari tadi berdiri di samping Jeno menatap bingung kearahnya. Karena yang ia tau Jeno tidak pernah memuji kecantikan siapapun selama ini. Bahkan hanya untuk sekedar basa-basi.

Ia tidak tau saja jika Jeno ingin melancarkan aksinya yaitu menggagalkan perjodohannya ini. Jeno masih ingin bebas dan ingin bekerja agar bisa kuliah di luar negri, karena beasiswa yang sempat ia kirimkan waktu beberapa waktu lalu tiba-tiba saja di tolak tanpa alasan yang tidak jelas. Dan hal itulah yang membuat Jeno memilih untuk tidak melanjutkan kuliahnya tahun ini.

Lumayan lama mereka menunggu sang pemilik rumah datang menemui mereka. Baik Jeno maupun Liana tidak saling bicara sama sekali, karena mereka juga tidak tau apa yang harus mereka bicarakan saat ini.

"Tuan Na sudah tiba"
Ucap sang sekretaris.

Seluruh manusia yang ada di situ langsung merapikan diri mereka ketika mendengar ucapan sang sekretaris. Seorang pria dengan stelan jas hitamnya terlihat masuk kedalam ruang tamu mansion miliknya dengan beberapa pelayan yang mengikutinya dari belakang.

Jeno dan Liana, terlihat menunduk hormat ketika sang pemilik rumah sudah duduk di depan mereka.

"Tuan Na, keduanya akan memperkenalkan diri mereka masing-masing"
Ucap sang sekretaris. Ceo tampan itu terlihat mengangguk masih menatap lurus kearah keduanya yang salah satunya akan menjadi istrinya kelak.

Liana yang akan bicara pertama untuk memperkenalkan diri meninggalkan Jeno yang masih menundukkan pandangannya.

"Tuan Na, perkenalkan saya Choi Liana anak bungsu dari keluarga Choi"
Ucap Liana memperkenalkan dirinya dengan sangat sopan. Tuan Na terlihat mengangguk lalu menoleh kearah Jeno. Seakan tidak sabar menunggunya memperkenalkan dirinya.

"Jeno.."
Panggil sang ceo, yang berhasil membuat semua orang yang ada di tempat itu menoleh kearahnya. Bahkan sang sekretaris terlihat kaget saat sang tuan memanggil nama Jeno dengan tiba-tiba. Jeno yang mendengar namanya di panggil langsung menoleh kearah pria itu. Kedua mata itu kembali menatap, hingga akhirnya Renjun menepuk bahunya dengan lembut.

Jeno yang sadar langsung mengangguk lalu segera memperkenalkan dirinya. Liana menatap kearah Jeno dengan pandangan yang berbeda, namun Jeno tidak menyadari hal itu.

"Maaf tuan.."
Ucapnya dengan sedikit pelan.

"Tidak masalah.."
Jawabnya. Jeno menatap wajah pria tampan itu sebentar lalu mulai memperkenalkan dirinya pada pria tampan itu.

"Tuan Na, perkenalkan..saya Lee Jeno, anak tunggal dari keluarga Lee"
Ucapnya memperkenalkan diri. Pria itu terlihat mengangguk masih dengan ekspresi datarnya.

Setelahnya Jeno memilih membenarkan posisi duduknya untuk kembali bersejajar dengan Liana.

Sang sekretaris maju kedepan untuk memberikan pengarahan kepada keduanya itu.

"Kalian akan di berikan waktu seminggu untuk menunjukkan jika kalian pantas berdampingan dengan tuan Na. Dan hasil akhirnya, tuan Na sendiri lah yang akan memilih calon istrinya"
Ucap sang sekretaris dengan sangat jelas. Keduanya mengangguk pelan sebagai tanda mengertinya.

"Tuan, apa ada yang ingin anda sampaikan?"
Tanya sang sekretaris kembali. Tuan Na tidak menjawab namun tatapannya terus menuju kearah Jeno.

"Jeno.."
Panggil Tuan Na dengan suara beratnya.

Jeno mendongakkan wajahnya, dengan gugup ia menjawab.

"Saya tuan.."

"Sore nanti, aku ingin bertemu dengan mu di taman mansion"
Ucapnya dengan sangat jelas. Semua manusia yang ada di sana mematung di tempat. Menatap kearah Jeno dengan wajah kaget mereka. Sedangkan Jeno hanya bisa mengangguk patuh dengan senyuman tipisnya.

"Mampus gue!"























VannoWilliams

CEO (JaemJen)Where stories live. Discover now