part 7

9.6K 973 0
                                    

Tidak! Bukan ini yang Jeno mau! Jeno tidak menginginkan pernikahan itu!

Tubuh mungil itu mematung dengan perasaan campur aduknya. Ia bingung harus mengatakan apa? Harus menjawab apa pertanyaan dari pria yang ada di depannya ini? Ia bahkan merasa seluruh tubuhnya mulai mati rasa.

"Apa kau menolak lamaran ku?"
Tanyanya yang semakin mendekat kearah Jeno. Jeno mendongak cepat lalu menggeleng ribut.

"B-Bukan seperti itu tuan, hanya saja, bukankah ada yang lain seperti Liana. Bukan kah ini terlalu cepat?"
Tanya Jeno dengan bibir bergetar menahan gugupnya. Tuan Na terlihat sedikit kesal dengan jawaban Jeno. Lalu setelahnya ia menghela nafas.

'Ngehela nafas aja ganteng banget anjir!'
Teriak Jeno dalam hati.

Tuan Na menatap serius kearah Jeno.
"Kau tidak ingin menjadi istri ku?"
Tanyanya kembali yang berhasil membuat Jeno kembali spot jantung.

"Maaf kan saya tuan, tapi..saya rasa ini terlalu cepat"
Jeno berusaha menjelaskan sesopan mungkin.

Yaiyalah! Di depannya ini Tuan Na! Salah satu orang penting di korea! Pemilik perusahaan terbesar di dua negara! Dan merupakan keponakan kandung dari kaisar jepang. Dia harus menjaga sikapnya dengan sangat baik, kalau tidak ingin mati muda!

"Aku tidak peduli dengan hal itu. Aku bisa menikahi mu kapan pun aku mau"
Ucapnya dengan nada suara yang terdengar tegas.

Jeno bingung harus mengatakan apalagi?

Hingga akhirnya sebuah ide masuk ke otak cerdasnya.

"Maaf kan saya tuan, tapi bukankah anda harus mengikuti aturan yang sudah di tetapkan? Anda harus menunggu hingga pada akhirnya anda memilih kami berdua. Saya tidak bermaksud lancang, tapi saya hanya mengingat kan anda tuan.."

Jeno menunduk sopan. Sebenarnya ia sangat takut sekarang, karena entah mengapa, ia merasa tuan Na tidak menyukai ucapan nya.

"Baiklah.."

Jeno kembali mendongakkan wajahnya ketika mendengar suara tuan Na.

"Aku akan menunggu mu.."
Ucapnya dengan nada suara yang terdengar seduktif.

"Dan akan selalu ku ingat, jika kau pernah menolak lamaran ku!"
Ucapnya dengan tegas, kemudian berlalu pergi meninggalkan Jeno sendirian di tengah taman luas itu.

Jeno bingung! Jeno gugup! Jeno takut! Jeno..sudahlah! Keadaannya sudah tidak bisa di baca lagi. Yang jelas ia kini sudah terduduk di bangku taman sambil memijit keningnya.

"Apa gue salah nolak dia?"

























































VannoWilliams

CEO (JaemJen)Where stories live. Discover now