NALLA 1

45 38 25
                                    


Sesampainya Nalla di rumah, ia melihat 2 mobil mewah yang ada di pekarangan rumah nya, Nalla hafal betul siapa pemilik mobil itu. lalu dia menghembuskan nafas dengan kasar seakan mengatakan bahwa ia sudah Lelah dengan semua nya.

Sebelum masuk Nalla memasukan mobil miliknya terlebih dahulu ke dalam garasi. Lalu dia berdiri di depan pintu rumah nya sembari mengumpulkan kekuatan untuk masuk ke dalam, menyiapkan mental untuk menerima kenyataan lagi.

'kenapa mereka harus pulang sekarang?' Batin nya bertanya.

Baru dua Langkah kaki Nalla mengijakan nya di rumah itu, sebuah pertunjukan yang sudah biasa ia lihat, kini Kembali ia lihat, setelah 5 bulan Nalla merasakan ketenangan di hidupnya.

PLAK.

"Sudah ku bilang jangan membantah ucapanku Anita!" geram nya.

"Tapi mas kamu salah paham, dia cuman rekan kerja aku mas, gak lebih"

"HALAH BANYAK ALASAN KAMU" bentak nya.

BUGH!!

PRANG!!!

Sudah cukup!. Nalla sudah Lelah melihat perdebatan di antara suami istri itu.

Nalla memilih melangkahkan kaki nya ke kamar tanpa berniat menghentikan aksi mereka. Namun, langkahnya terhenti di saat suara bentakan menghunus pendengarannya.

"HEY ANAK SIALAN, MENGAPA KAMU SELALU MEMBUAT KU MALU. APALAGI YANG KAMU LAKUKAN SEHINGGA AKU MENDAPATKAN SURAT DARI PIHAK SEKOLAH." Bentak nya.

Nalla membalikan badan nya, menatap lelaki paruh baya yang ada di depannya tanpa ekspresi. "Apa peduli anda tuan Alexander yang terhormat?" tanyanya.

"JAGA UCAPAN MU NALLA! AKU INI AYAHMU" jawab ayah nya.

"Benarkah? Bahkan aku lupa jika aku masih memiliki orang tua" jawabnya datar dan tanpa ekspresi

"NALLA!!" geram sang ayah.

"Nalla" lirih sang ibu. Tak menyangka anak nya akan berkata demikian.

Melihat emosi suami nya yang akan meledak, Anita menyuruh Nalla pergi ke kamar nya sebelum suaminya main tangan kepada anak nya.

"Nalla sayang, kamu ke kamar dulu yah" Titah sang ibu dengan lembut.

Tanpa menjawab Nalla melanjutkan Langkah yang sempat terhenti tadi.

BRUGH.

Suara pintu yang di tutup dengan kencang.
Setelah itu tatapan Nalla berubah tidak seperti tadi, tatapan yang selalu membuat orang merasa terintimidasi, nan tajam dan membuat mereka takut utnuk menatap nya. Kini berubah, hanya ada kehampaan di matanya, dan tatapan lurus serta kosong. Badanya meluruh begitu saja, lalu setetes air mata nya jatuh tanpa di pinta, dan Nalla membenci itu, dia benci di saat dirinya merasa lemah, tapi dia tidak bisa berbohong jika dunia nya sedang tidak baik-baik saja sekarang.

"kenapa?"

Pertanyaan itu lah yang selalu keluar dri bibir mungilnya itu, di saat seperti ini hanya pertanyaan itu lah yang mendominasi dari pertanyaan lain nya.

Lelah rasanya jika ia harus mengatakan kepada dirinya sendiri bahwa ia baik-baik saja, yang justru berbanding terbalik dengan yang ia rasakan saat ini.

Getaran ponsel yang berasal dari saku baju nya, menghentikan Nalla dan menyadarkan nya dari lamunan yang tak berujung itu. Di rogohnya ponsel miliknya dan tertera nama seseorang yang berhasil mengisi hatinya, dan Nalla menjadikan dia alasan untuk kebahagiannya.

Dengan cepat Nalla menetralkan dirinya. Dan tersenyum sebelum Nalla menekan tombol hijau di layar ponsel tersebut.

"Hai Gi tum..." Belum sempat Nalla menyelesaikan ucapan nya, Egi terlebih dahulu memotong ucapan Nalla.

"Nal, maksud kamu apa sih? Kan aku udah bilang berkali-kali kalau farah itu cuman sahabat aku gak lebih. Kamu jahat banget ya, gak nyangka aku kalau kamu akan memperlakukan farah sejahat itu"

"Gi, nggak gitu, farah duluan yang..." Lagi ucapan nya harus terpotong karena Egi dengan cepat menjawab nya.

"Nal, aku tau farah orang nya gimana, gak mungkin dia jahatin kamu, pasti kamu duluan yang mulai." Elak nya.

"Gi dengerin dulu kenapa si, aku..."

TUT!

Panggilan tersebut di matikan sepihak oleh Egi.
Lihat, lelaki yang Nalla jadikan sebagai kebahagian nya, justru tidak memberikan apa yang Nalla harapkan. Di saat Nalla merasa hanya Egi lah yang mengerti dirinya, hanya Egi lah yang bisa membuatnya tenang,dan memberikan kenyamanan, hanya Egi lah rumah tempatnya untuk pulang, justru malah menambah luka di hati Nalla.

************









Haihaihaiiiii

Gimana? Tertarik sama kelanjutan nya?

Maaf kalo masih banyak typo yang bertebaran, di maklum aja ya soalnya cerita pertama aku hehe.

Kalo ada penulisan yang salah beritahu aku ya.

Ini baru permulaan, akan banyak kejutan menanti kalian di next cerita. Jadi pantau terus cerita Nalla ya bestai.

Oh ya btw,
Jangan lupa tinggalin jejak ya xixi

NALLAWhere stories live. Discover now