16. BEST FRIEND

17 4 10
                                    

Double udpate!!!  🎉🎊

Sudah masuk ke Bab 16, nih. Yuk, semangat bacanya!!

****

Kejadian waktu itu membuat Nagisa sedikit menjaga jarak dengan Landry. Rasa trauma yang dirasakan oleh Nagisa sedikit mengganggu pikirannya. Berkali-kali Landry akan mengajaknya belajar bersama, tetapi Nagisa menolak dengan banyak alasan.

Ujian semester dua akan segera datang, itu artinya sudah waktunya mereka bersiap untuk kenaikan kelas. Berkali-kali Nagisa harus membolak balik bukunya, tetapi dia tak bisa fokus.

Anayouri terlihat mendekat ke arah Nagisa. Dari raut wajah Nagisa yang sedang gelisah, Anayouri dapat merasakannya.

"Nagisa, kamu nggak apa-apa?"

"Ng-nggak, kok," balas Nagisa seadanya.

"Muka kamu, kenapa? Apa sesuatu mengganjal pikiran kamu?"

Nagisa hanya meringis, dia ketahuan. " Memang ... kelihatan, ya?"

Anayouri mengangguk. Nagisa bingung, apakah dia harus bercerita pada Anayouri atau tidak. Usai meninggalnya Naviel, Nagisa terlalu tertutup dan kurang mempercayai orang lain. Namun, entah dorongan apa, ia rasanya ingin bercerita dengan Anayouri.

"Youri—"

"Terdengar seperti anak perempuan kamu panggil namaku." Anayouri mengerucut bibirnya, merasa sedikit malu dipanggil dengan nama 'Youri'.

"Bukannya namamu memang begitu?"

"Panggil aku 'An', itu tampak lebih keren!" Anayouri mengeluarkan senyum andalannya, membuat Nagisa sedikit tenang dengan hiburannya.

"Anayouri!" Panggilan Calsen membuat mereka menoleh bersamaan.

"Iya? Ada apa?"

Pandangan Calsen mengarah pada Nagisa, entah apa yang sedang Nagisa bahas dengan Anayouri, membuatnya penasaran.

"Apa kita jadi belajar bersama?" tanya Calsen.

"Nanti sore? Bagaimana? Di mana?" tanya Anayouri dengan antusias.

"Sepertinya di kafe saja," usul Calsen dan disetujui oleh Anayouri. Melihat kedekatan Anayouri dengan Calsen, Nagisa sedikit iri mengingat persahabatan kecilnya bersama Ryuma dan Lio. Dulu dia sangat dekat dengan Ryuma dan Lio, tetapi karena egonya, dia memilih menjauh dari keduanya.

"Nagisa, mau ikut ke kafe nanti sore? Biar nanti makin ramai," ajak Anayouri, berkali-kali Nagisa mengerjapkan matanya untuk menyetujui ajakan Anayouri atau tidak.

"Tapi, bolehkah aku mengajak mereka juga?" Tunjuk Anayouri ke arah Ryuma dan Lio yang sedang membahas sesuatu.

Dari raut wajah Calsen tampak sedikit keberatan. Namun, ini adalah ajakan Anayouri yang sudah dianggapnya sahabat. Mau tak mau Calsen harus menyetujui.

"Nagisa!"

Ketiganya menoleh ke asal suara tersebut. Landry tampak berdiri diantara mereka dan menunjukkan senyumnya.

"Nanti sepulang sekolah bagaimana kalau belajar bersama? Sejak kemarin kamu ada kesibukan terus, jadi aku agak khawatir."

"Maaf, Nagisa ada jadwal denganku nanti sore." Anayouri menyela pembicaraan itu. Raut wajah Landry seolah menahan marah, tampak sangat jelas.

"Ah, begitu, ya," balas Landry sebisa mungkin menunjukkan sisi wajahnya seolah tak apa.

"Kalau besok, bagaimana?"

"Bisa, asal Anayouri ikut juga ke rumah." Jawaban Nagisa membuat Anayouri terkejut. Benarkah Nagisa mengajak dirinya?

"Aku? Ikut ke rumahmu?"

BETRAYAL [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang