Aunty Nana dan Uncle Mark

978 38 0
                                    

Jisung menutup buku gambarnya. Meletakkan kembali pensil-pensil warna yang sebelumnya berserakan. Menghela napas, lelah setelah menggambar abstrak pada buku gambar baru yang didapat dari mamanya. Ah bukan, lebih tepatnya dari sang bibi, adik ipar mamanya. Jung Jaemin, aunty Nana, begitulah cara Jisung memanggilnya.

Hari ini harusnya menjadi hari yang menyenangkan untuk Jisung. Ia bahkan sampai menandainya pada kalender kecil di atas meja belajar, 'Aunty Nana, Uncle Mark, Jisung' dengan emoticon senyum di belakang namanya. Hari ini hari terakhir masa libur sekolah Jisung. Jaemin dan tunangannya, Mark Lee berencana membawa Jisung pergi ke taman hiburan. Namun dikarenakan dari pihak Mark ada sedikit musibah, maka rencana liburan mereka batal. Otomatis Jaemin sebagai tunangan yang baik juga menemani Mark dalam situasi ini.

Siang tadi sekitar pukul satu, Mark mendapat panggilan dari rumah sakit. Mengabarkan bahwa Ayahnya mengalami kecelakaan dan sedang mendapat perawatan darurat. Tidak terlalu parah memang. Hanya bagian kepalanya terdapat luka benturan dan harus segera dilakukan prosedur suturing. Setelah itu pihak rumah sakit juga melakukan CT Scan, dikhawatirkan ada luka dalam yang membahayakan organ otak. Bersyukur karena semua hasil tes baik.

Kembali pada Jisung yang masih berguling-guling di atas kasur setelah sibuk menggambar. Taeyong yang akan menghampiri putranya diam sejenak di pintu kamar Jisung. Mencoba mengamati apa yang sekiranya dilakukan Jung Jisung, putra sulungnya dengan Jung Jaehyun. Jisung yang menyadari kehadiran mamanya lantas memanggil, "Mama.." panggilnya masih diselingi nada merengek, menunjukkan bahwa ia masih kecewa dengan aunty Nana dan uncle Mark nya.

Taeyong segera mendekat dan membuka tangannya lebar-lebar. Jisung lalu menghambur dan memeluk erat mamanya. "Mama, aunty Nana dan uncle Mark tidak menepati janji. Mereka orang jahat." Taeyong  melepas pelukan, menangkup wajah anaknya, mengelus pipinya lembut, "Sayang, dengarkan mama, aunty Nana dan uncle Mark harus menemani kakek Lee. Kakek Lee sedang sakit. Sama seperti Jisung, Jisung kalau sakit tidak mau ditinggal mama dan ayah kan ?"

Jisung mengangguk, berusaha memahami. "Jisung tidak boleh mengatakan aunty Nana dan uncle Mark jahat, mereka baik karena menemani orang tua mereka yang sakit, Jisungie paham kan ?" Lagi. Jisung mengangguk, lagipula yang dikatakan mamanya benar. Jika aunty Nana dan uncle Mark nya jahat tidak mungkin mereka selalu meluangkan waktu untuk berkunjung ke rumah dan bermain dengan Jisung. Ditambah kue yang selalu aunty Nananya buat sendiri untuk Jisung dan es krim yang selalu dibawa uncle Mark tiap mereka akan menemui Jisung. Jisung harusnya bersyukur memiliki paman dan bibi yang sangat menyayanginya. Merasa bersalah ia pun meminta maaf.

"Mama, Jisungie lapar.."

Ya. Ini juga sudah mendekati jam makan malam. Dan tujuan Taeyong tadi memanggil putranya juga untuk makan malam.

"Jisungie lapar ? Ingin menunggu ayah atau makan dulu ?"

"Jisungie mau makan sama ayah."

"Baiklah kita tunggu ayah, Jisung bisa makan biskuit dari aunty Nana dulu..mau ?"

Jisung mengangguk antusias, lalu segera menarik tangan mamanya menuju ruang makan. Biskuit aunty Nana itu benar-benar favorit Jisung. Taeyong bernapas lega setelah melihat kembali senyum putranya sembari menikmati biskuit buatan Jaemin.

"Ayah pulang..."

Mendengar suara ayahnya, Jisung segera turun dari sofa ruang tengah dan berlari pada ayahnya. Jaehyun segera menyambut putranya, membawa Jisung pada gendongannya. Taeyong menghampiri Jaehyun dan segera mengambil alih sneli suaminya yang sudah dilepas. Sudah bisa ditebak bukan pekerjaan ayah Jisung ini. Ya benar, Jung Jaehyun merupakan salah satu dokter di rumah sakit Neo Medical Centre. Tepatnya pada departemen bedah toraks kardiovaskular. Hebat bukan ? Sangat. Dan satu fakta yang perlu kalian ketahui, Taeyong juga merupakan bagian dari Neo Medical Centre. Ibu muda itu merupakan dokter pada departemen kesehatan anak. Benar-benar keluarga sempurna. Dan beruntungnya Jaehyun memiliki Taeyong yang mampu mengatur waktu dengan sangat baik sehingga anak mereka tak sedikit pun merasa kekurangan kasih sayang.

Jaehyun tersenyum pada Taeyong dan mencium sejenak kening istrinya. Rutinitas setiap hari setiap pulang kerja. "Jisungie ayo sini sama mama, biarkan ayah cuci tangan dulu lalu kita makan bersama, ya ?"

"Tumben tidak menawariku mandi dulu ?" Tanya Jaehyun sembari menyerahkan Jisung ke gendongan Taeyong.

"Jisung tadi sudah menunggu dan ingin makan bersama ayahnya, aku takut sebenarnya dia sudah lapar tapi memilih menunggu, kamu keberatan ?"

"Tentu saja tidak sayang..baiklah, ayah cuci tangan dulu, lalu makan." Jawab Jaehyun dan mengusak lembut rambut istri dan anaknya bergantian.

"Jisungie mau ikut ayah saja.." beginilah Jisung jika suasana hatinya tidak baik, selalu ingin menempel pada ayahnya.

"Jisung..." cegah Taeyong

"Baiklah, Jisung ikut ayah cuci tangan." Jaehyun kembali mengambil alih Jisung dalam gendongan Taeyong. Menatap istrinya sejenak. Menjelaskan jika bukan masalah besar jika putra mereka ikut dengannya.

"Baiklah, ayah dan Jisung segera kembali..mama tunggu di ruang makan." Putus Taeyong.

Jaehyun dan Jisung memasang gerakan hormat secara kompak. Menjelaskan bahwa perintah Taeyong mereka terima dengan baik. Jaehyun lalu menggelitik perut putranya, memberi pujian betapa pintar Jisungnya.

"Yeyyy Jisungie pintar.." Pekik Jisung kegirangan.

~~~

Setelah menidurkan Jisung di kamarnya, Jaehyun memasuki kamarnya bersama sang istri. Sepertinya Taeyong baru saja selesai mencuci muka. Jaehyun lalu meminta Taeyong untuk bergabung bersamanya di ranjang mereka. Sama seperti biasanya. Sebelum tidur mereka akan saling berbagi cerita mengenai hari yang telah mereka lewati.

"Bagaimana kondisi paman Lee ?" Taeyong membuka pembicaraan. Masih dengan Jaehyun yang senantiasa memeluknya dan menciumi kepalanya sesekali. Paman Lee di sini yang di maksudkan adalah Lee Jongsuk, ayah Mark Lee.

"Kondisinya baik, paman sudah sadar. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan semuanya baik-baik saja. Aku sempat menemui Mark sebelum pulang tadi." Jawab Jaehyun lalu mencuri satu kecupan di bibir manis istrinya.

"Nanaku sepertinya sudah tumbuh menjadi gadis dewasa yang hebat." Ungkap Jaehyun jujur. Mengingat betapa tulus tadi perlakuan adiknya pada calon ayah mertua.

Berbicara mengenai Jaemin, Taeyong lantas mengingat sesuatu, "Jisung sempat kecewa tadi..." adu Taeyong, Jaehyun paham kemana arah pembicaraan istrinya. Mark sendiri bahkan sudah minta izin sebelum berniat membawa putranya pergi liburan. Taeyong juga menceritakan bahwa Jaemin sempat memberi putra mereka buku gambar untuk mengurangi rasa kecewanya.

Jaehyun tertawa sebentar, memaklumi kelakuan putra mereka yang masih kecil. "Sepertinya Nana dan Mark sangat menyayangi putra kita ya ?."

Jaehyun mengerling nakal sebelum kembali mencuri satu kecupan lagi di bibir istrinya, "bagaimana jika kita membuat satu Jisung lagi ?" Tanpa menunggu jawaban dari Taeyong, ia lantas membawa ciuman mereka lebih dalam. Menikmati lembutnya tekstur bibir yang akan selalu membuatnya candu.

"Aku merindukanmu.."

To be continue

Maaf aku malah datang dengan book baru..semoga suka !!

EVEN NOW [JAEYONG] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang