Keluarga Fatamorgana

210 29 15
                                    

"Terima kasih ya.." Ucap Taeyong tulus. Jaehyun mengangguk kemudian membawa Taeyong agar bersandar padanya. "Kamu juga harus tidur.." Taeyong mengangguk kemudian menyeka satu tetes air matanya yang jatuh dan menyamankan diri, bersandar pada Jaehyun. Jaehyun mengecup sebentar kepala Taeyong. Terlihat brengsek memang namun tidak dapat dipungkiri keduanya memang sama-sama saling merindu.

Haruto menggeliat dalam tidurnya, merasa posisinya tidak nyaman. Sebagai anak kecil refleknya ketika bangun tidur adalah menangis. Haruto pun sama. Ditambah lagi kepalanya benar-benar pusing.

"Huwee...Ayahh..." Jaehyun dan Taeyong seketika terbangun karena tangisan Haruto.

"Sstt..sayang.." Taeyong mengelus perlahan punggung Haruto. Jaehyun pun melakukan hal yang sama. Taeyong lalu mengambil alih Haruto dari pangkuan Jaehyun.

"Kepala Rutoo sakit sekali..hiks.." Taeyong lalu mengelus pelan kepala Haruto. Anak itu sepertinya juga flu karena kedinginan semalam. Beruntungnya ketika Jaehyun mengecek suhu tubuh Haruto sudah mulai agak turun.

"Ruto, bobok di kasur ya Nak.." Jaehyun membujuknya. Sekilas Haruto melihat Jaehyun, merasa tidak kenal dengan orang di depannya. Namun setelahnya ia dengan otak kecilnya menerka sendiri kiranya siapa Jaehyun ini.

"Boleh bobok bertiga sama pacar Ibu dokter juga kan ?" Ya. Begitulah Haruto dan otak kecilnya berfikir.

"Ruto, paman Jaehyun bukan__"

"Baiklah, kita bobok bertiga !" Taeyong tidak percaya Jaehyun akan semudah itu mengiyakan permintaan Haruto. Jaehyun lalu menggendong Haruto dan membaringkannya di ranjang sementara Taeyong masih diam di tempat.

"Ibu dokter, ayo bobok..Rutoo pusing sekali mau peluk !!" Taeyong lalu bangkit dari tempatnya. Menghampiri Jaehyun dan Haruto yang sudah berbaring di ranjang dengan Haruto di tengah. Ia kemudian menempatkan diri pada sisi yang kosong. Lalu segera meninabobokkan Haruto.

Jaehyun mengelus perlahan punggung Haruto yang membelakanginya. Haruto pusing namun ia terkikik geli. Seolah lupa bahwa ia baru saja ditinggal sang ayah.

"Jadi begini rasanya bobok sama Ayah dan Ibu.." Hati Taeyong mencelos mendengarnya. Semakin erat saja ia memeluk Haruto. "Haruto suka, rasanya hangat sekali.."

Jaehyun tidak mengerti apa maksudnya. Ditambah lagi Taeyong yang juga menangis di sana. Meski tidak tersedu, pria itu yakin bahwa air mata tak berhenti mengalir dan Taeyong juga tak berhenti untuk menyekanya.

Merasa pelukan Taeyong melonggar, Haruto membalikkan badannya menjadi terlentang. Jaehyun kini dapat melihat ekspresi anak itu yang tadi sembunyi di pelukan Taeyong. Rupanya wajah Haruto juga basah akan air mata.

"Ayah Ruto sudah pergi menemui Ibu. Ruto ditinggal sendiri.."

"Tidak sayang, Ruto masih punya Ibu dokter." Jelas Taeyong. Wanita itu mengusap lembut pipi Haruto, menghapus air mata anak itu.

"Benar, ada Ibu dokter dan pacar Ibu dokter..Kita jadi keluarga saja hehehe.." Haruto tertawa dengan menutup lucu mulutnya menggunakan dua tangan. Malu akan apa yang baru saja ia ungkapkan.

Jaehyun yang sudah mengerti apa yang menimpa Haruto pun paham. Ia membawa Haruto dalam dekapannya. "Ya sudah Haruto bobok lagi ya Nak..sama Ayah sama Ibu." Tutur Jaehyun.

"Ayah ? Ibu ?" Si kecil bergantian memandang sambil menunjuk Jaehyun dan Taeyong. Jaehyun mengangguk. Begitu pun Taeyong. Membiarkan Haruto untuk malam ini merasa memiliki keluarga yang lengkap. Keluarga fatamorga.

~~~

Pagi harinya, Taeyong terbangun lebih dulu. Kemudian ia mengecek suhu Haruto yang masih terlelap di pelukan Jaehyun. Anak ini benar-benar merindukan sosok ayah. Suhu Hatuto sudah mulai menurun. Taeyong pun bergegas untuk membersihkan diri.

Selesai mandi, Taeyong keluar dari kamar dan meminta pelayan penginapan tersebut untuk membuat sarapan. Ia memesan bubur untuk Haruto dan tentu saja makanan untuknya dan Jaehyun. Ia juga berpesan, untuk dibawakan obat penurun demam untuk anak-anak. Di luar hujan tak kunjung reda meski tidak sederas semalam. Sebelum meninggalkan penginapan setidaknya ia harus memastikan bahwa Hatuto makan terlebih dahulu.

Ketika kembali ke kamar, Haruto dan Jaehyun sudah terbangun dengan Haruto yang berada di pangkuan Jaehyun sambil melihat televisi yang menayangkan serial kartun.

"Ruto, sini sama Ibu dokter dulu, paman Jaehyun harus__"

"Bukan paman, Ibu..tapi Ayah !" Haruto mendengus kesal, masih terlarut dalam keluarga fatamorgananya.

"Ruto tidak boleh seperti itu pada Ibu.." Jaehyun memperingati dengan lembut.

"Maaf Ibu.." Haruto langsung meminta maaf ketika mendapat teguran dari Jaehyun. Taeyong juga baru menyadari bahwa kini Haruto hanya memanggilnya dengan sebutan Ibu bukan lagi Ibu dokter seperti biasanya.

"Pintarnya ! Ruto sama Ibu dulu ya, Ayah mau mandi.." Rupanya Jaehyun juga menikmati perannya sebagai ayah bagi Haruto. Haruto mengangguk lalu ia berpindah ke pangkuan Taeyong. Minta dipeluk.

Bertepatan dengan Jaehyun yang selesai mandi, makanan yang dipesan Taeyong telah datang. Mereka lalu sarapan bersama. Dengan Haruto yang sesekali bercanda dengan Jaehyun. Selesai itu Taeyong lalu meminumkan obat untuk Haruto dan mereka bergegas pergi meninggalakan penginapan.

~~~

Taeyong sudah mengatakan pada Jaehyun bahwa ia dan Haruto akan pulang naik bus saja. Ia meminta Jaehyun mengantarnya cukup sampai halte bus terdekat. Namun lagi-lagi Taeyong harus mengalah, si kecil Haruto mendadak lengket sekali dengan Jaehyun. Jaehyun pun mengantar mereka sampai flat Taeyong.

Selama perjalanan ketika akan sampai, Haruto tertidur lelap. Jaehyun yang menggendong Haruto sampai depan pintu flat Taeyong kemudian ia memindahkan Haruto ke gendongan Taeyong karena dirasa wanita itu tidak mengizinkannya untuk masuk dalam flatnya.

"Terima kasih, Jaehyun !"

"Taeyong, aku ingin__"

"Jaehyun, ini salah. Sebaiknya kamu segera pergi. Wanita itu pasti sudah menunggumu." Usir Taeyong.

"Tae, sebentar__"

Drrt drrt. Ponsel Jaehyun terus bergetar. Ada panggilan masuk dari adik iparnya di sana. Memanfaatkan kesempatan tersebut, Taeyong lalu membuka pintu flat dan akan masuk. Namun, ia kalah cepat. Rupanya Jaehyun tidak berniat menjawab panggilan dan malah mencekal tangannya. Mencegahnya untuk masuk.

"Lepaskan !"

"Ayah, Ibu..jangan bertengkar.." Haruto terusik, ia lalu membuka kedua matanya. Jaehyun segera melepas cekalan tangannya. Kemudian menatap lembut Haruto.

"Ayah dan Ibu tidak bertengkar Nak, Ruto, Ayahnya kerja dulu ya Nak.." Taeyong membuat alibi, agar Jaehyun segera pergi dari hadapannya. Seolah mengerti akan tujuan Taeyong. Jaehyun pun mengalah, mungkin bukan saat ini waktu yang tepat untuk mereka berbicara. Lagipula, ada hal yang harus ia lakukan setelah sekilas ia membaca pesan notifikasi dari adik iparnya.

"Ayah kerja dulu ya..Ruto di rumah jangan nakal, nurut sama Ibu.." Tutur Jaehyun. Haruto hanya mengangguk lemah, lalu menangkup wajah Jaehyun dengan kedua tangannya. Memcium bergantian pipi laki-laki yang sudah diklaim sebagai ayahnya.

"Dadah Ayah !"

~~~

Mark
Kak, bisa temui aku besok. Ada hal penting yang ingin kubicarakan.

Ini tentang kecelakaan Jisung. Temui aku nanti siang di restoran XY.

To be continue

Sorry for typo !!

Vote & coment !!

Siap yang ketagihan dengan keluarga fatamorgana adek Rutooo ?? Wkwkwk

EVEN NOW [JAEYONG] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang